26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pelajar Indonesia Terus Dilirik

JAKARTA- Indonesia masih dianggap potensial dalam percaturan kerjasama internasionalisasi pendidikan tinggi di dunia. Memiliki populasi 237 juta jiwa, dengan partisipasi pendidikan tingkat menengah atas mencapai 6 juta pelajar (40 persen) dan pendidikan tinggi sebanyak 5, 2 juta pelajar (26 persen), Indonesia terus dilirik banyak perguruan tinggi dunia untuk berkolaborasi.

Di Indonesia begitu banyak perguruan tinggi yang perlu terus kami jajaki untuk bekerjasama. Banyak pelajar Indonesia berpotensi dalam sains.

Dalam paparannya di hadapan perwakilan perguruan tinggi penyelenggara internasionalisasi pendidikan tinggi (Internationalization of Higher Education) di Kedutaan Besar Belanda di Den Haag, Belanda, Selasa (19/9) lalu, Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Djoko Santoso mengatakan, saat ini bukan hanya Australia, Jepang, dan Malaysia yang semakin gencar berkolaborasi dengan Indonesia, melainkan juga Belanda.
Di antara negara-negara Eropa lainnya, perguruan tinggi Belanda tampak menunjukkan intensitasnya yang semakin tinggi untuk berkolaborasi dengan Indonesia.

Berdasarkan data Dikti Kemdiknas, jumlah kerjasama melalui pemberian beasiswa luar negeri ke Belanda terus bertambah tiap tahun sejak tiga tahun lalu, baik pada program Master/PhD, Sandwich, maupun Post-doctoral. Hingga 2010 lalu, jumlah total mahasiswa program Master/PhD di Belanda mencapai 161 mahasiswa dan Sandwich sebanyak 173. Sementara untuk Post-doctoral sangat masif, yaitu mencapai 367 mahasiswa.

Tahun ini, dengan skema khusus kerjasama Dikti Kemdiknas dan Nuffic Neso Indonesia, potensi tersebut semakin terbuka lebar. Melalui kerjasama ini, ada 50 beasiswa PhD tersedia bagi pelajar Indonesia untuk melanjutkan studinya ke negeri Kincir Angin tersebut.

“Sampai tahun lalu jumlah pelajar kita di Belanda masih nomor lima. Sistem pendidikan Belanda sangat baik dan kompetitif dengan di negara-negara lainnya, sehingga kerjasama ini saya harap semakin meningkatkan kesempatan sebanyak-banyaknya mahasiswa Indonesia meraih PhD di sini,” kata Djoko.

Djoko mengungkapkan, terhitung mulai 2011 ini, Dikti Kemdiknas menyiapkan 4,500 beasiswa PhD dan 3,600 beasiswa Master setiap tahun. Beberapa kolaborasi yang dimungkinkan bisa dilakukan antara lain Overseas Degree Programme, Academic Recharging Programme (Post Doctorate), Staff/Students Exchange seperti pada skema Erasmus Mundus, atau Sandwich Programme untuk jenjang Master dan PhD, Internship dan lainnya.(net/jpnn)

JAKARTA- Indonesia masih dianggap potensial dalam percaturan kerjasama internasionalisasi pendidikan tinggi di dunia. Memiliki populasi 237 juta jiwa, dengan partisipasi pendidikan tingkat menengah atas mencapai 6 juta pelajar (40 persen) dan pendidikan tinggi sebanyak 5, 2 juta pelajar (26 persen), Indonesia terus dilirik banyak perguruan tinggi dunia untuk berkolaborasi.

Di Indonesia begitu banyak perguruan tinggi yang perlu terus kami jajaki untuk bekerjasama. Banyak pelajar Indonesia berpotensi dalam sains.

Dalam paparannya di hadapan perwakilan perguruan tinggi penyelenggara internasionalisasi pendidikan tinggi (Internationalization of Higher Education) di Kedutaan Besar Belanda di Den Haag, Belanda, Selasa (19/9) lalu, Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Djoko Santoso mengatakan, saat ini bukan hanya Australia, Jepang, dan Malaysia yang semakin gencar berkolaborasi dengan Indonesia, melainkan juga Belanda.
Di antara negara-negara Eropa lainnya, perguruan tinggi Belanda tampak menunjukkan intensitasnya yang semakin tinggi untuk berkolaborasi dengan Indonesia.

Berdasarkan data Dikti Kemdiknas, jumlah kerjasama melalui pemberian beasiswa luar negeri ke Belanda terus bertambah tiap tahun sejak tiga tahun lalu, baik pada program Master/PhD, Sandwich, maupun Post-doctoral. Hingga 2010 lalu, jumlah total mahasiswa program Master/PhD di Belanda mencapai 161 mahasiswa dan Sandwich sebanyak 173. Sementara untuk Post-doctoral sangat masif, yaitu mencapai 367 mahasiswa.

Tahun ini, dengan skema khusus kerjasama Dikti Kemdiknas dan Nuffic Neso Indonesia, potensi tersebut semakin terbuka lebar. Melalui kerjasama ini, ada 50 beasiswa PhD tersedia bagi pelajar Indonesia untuk melanjutkan studinya ke negeri Kincir Angin tersebut.

“Sampai tahun lalu jumlah pelajar kita di Belanda masih nomor lima. Sistem pendidikan Belanda sangat baik dan kompetitif dengan di negara-negara lainnya, sehingga kerjasama ini saya harap semakin meningkatkan kesempatan sebanyak-banyaknya mahasiswa Indonesia meraih PhD di sini,” kata Djoko.

Djoko mengungkapkan, terhitung mulai 2011 ini, Dikti Kemdiknas menyiapkan 4,500 beasiswa PhD dan 3,600 beasiswa Master setiap tahun. Beberapa kolaborasi yang dimungkinkan bisa dilakukan antara lain Overseas Degree Programme, Academic Recharging Programme (Post Doctorate), Staff/Students Exchange seperti pada skema Erasmus Mundus, atau Sandwich Programme untuk jenjang Master dan PhD, Internship dan lainnya.(net/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/