28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Penderita Hydrocepalus Berharap Uluran Tangan Dermawan

Indah (2) anak dari pasangan suami istri Sartika (18) Putra (20) terbaring lemah karena menderita Hydrocepalus.

RANTAUPRAPAT, SUMUTPOS.CO -Seorang Balita penderita Hydrocepalus membutuhkan uluran tangan masyarakat. Indah (2) anak dari pasangan suami istri Sartika (18) Putra (20) sejak dalam kandungan didiagnosa menderita Hydrocepalus.

Namun, ekonomi pasangan yang menetap di Jalan Paindoan Bawah, Kecamatan Rantau Utara, Labuhanbatu terbatas. Akibatnya, Indah hanya dapat perawatan seadanya.

Bahkan, ketika dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan, perawatannya hanya hitungan hari.

“Sejak dalam kandungan memang kondisinya sudah mengalami ini,” kata Nenek Indah, Heliyus (46), Jumat (16/2) di rumahnya.

Setelah kelahirannya, Indah dibawa ke RS Adam Malik untuk mendapat perawatan medis. Namun, 10 hari dirawat intensif di RS milik pemerintah itu, akhirnya Indah dibawa pulang kembali.

“Waktu di usia 15 hari dirujuk ke Rumah Sakit Adam Malik. Karena analisis dokter, cairan dalam kepala tidak bisa disedot, jadi dibawa pulang. Kata dokter fatal. Otaknya sudah encer. Bisa ikut cairan dari dalam otak,” jelas Heriyus.

Di dalam rumah persis di gerbang Pemakaman Muslim Paindoan, Indah selama dua tahun terakhir dirawat dengan seadanya.

“Biaya hidup Indah selama ini hanya bergantung dari ekonomi keluarga yang minim. Saya cuma sales di perusahan kredit barang elektronik. Bahkan, dari uluran tangan  masyarakat,” ulasnya.

Sedangkan Sartika harus rela berpisah dengan buah hatinya Indah, untuk mengadu nasib sebagai TKW di Malaysia. “Sudah dua bulan ini, anak saya jadi TKW. Untuk membantu biaya hidup Indah,” paparnya.

Pihak keluarga memiliki harapan untuk kesembuhan Indah. Mereka, kata Heliyus berharap para dermawan untuk mengulurkan bantuan tangan. Setidaknya membantu melakukan kembali check-up ulang kembali kondisi Indah.

“Apakah kondisinya sudah bisa kembali disedot. Kan usianya sudah dua tahun,” kata Heliyus sembari mengaku selama ini minim bantuan dari pihak pemerintah setempat.

Sementara, Humas Rumahsakit H Adam Malik Medan Mashadat Ginting mengimbau keluarga untuk kembali membawa Indah untuk diberikan perawatan medis.

Apakah sudah bisa Indah dilakukan operasi penyedotan cairan di kepalanya? Mashadat mengatakan, tindakan medis itu tergantung dari kondisi fisik dan keadaan medis pasien.

“Untuk tindakan medis berupa penyedotan cairan di kepalanya, sebenarnya tidak tergantung umur. Dokter harus melakukan pemeriksaan kembali kondisi fisik si pasien itu,” ungkapnya, kepada Sumut Pos, Jumat (16/2) malam.

Soal dipulangkannya Indah ketika pernah sempat dirawat di rumahsakit itu, Mashadat membantah bila RS Adam Malik menyepelekan korban dan keluarganya.

“Coba nanti dibawa lagi kemari biar diperiksa. Baru nanti ketahuan tindakan medis yang bagaimana harus diberikan kepada Indah. Intinya kita tidak akan main-main,” pungkas Mashadat.(bbs/dvs/ala)

 

Indah (2) anak dari pasangan suami istri Sartika (18) Putra (20) terbaring lemah karena menderita Hydrocepalus.

RANTAUPRAPAT, SUMUTPOS.CO -Seorang Balita penderita Hydrocepalus membutuhkan uluran tangan masyarakat. Indah (2) anak dari pasangan suami istri Sartika (18) Putra (20) sejak dalam kandungan didiagnosa menderita Hydrocepalus.

Namun, ekonomi pasangan yang menetap di Jalan Paindoan Bawah, Kecamatan Rantau Utara, Labuhanbatu terbatas. Akibatnya, Indah hanya dapat perawatan seadanya.

Bahkan, ketika dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan, perawatannya hanya hitungan hari.

“Sejak dalam kandungan memang kondisinya sudah mengalami ini,” kata Nenek Indah, Heliyus (46), Jumat (16/2) di rumahnya.

Setelah kelahirannya, Indah dibawa ke RS Adam Malik untuk mendapat perawatan medis. Namun, 10 hari dirawat intensif di RS milik pemerintah itu, akhirnya Indah dibawa pulang kembali.

“Waktu di usia 15 hari dirujuk ke Rumah Sakit Adam Malik. Karena analisis dokter, cairan dalam kepala tidak bisa disedot, jadi dibawa pulang. Kata dokter fatal. Otaknya sudah encer. Bisa ikut cairan dari dalam otak,” jelas Heriyus.

Di dalam rumah persis di gerbang Pemakaman Muslim Paindoan, Indah selama dua tahun terakhir dirawat dengan seadanya.

“Biaya hidup Indah selama ini hanya bergantung dari ekonomi keluarga yang minim. Saya cuma sales di perusahan kredit barang elektronik. Bahkan, dari uluran tangan  masyarakat,” ulasnya.

Sedangkan Sartika harus rela berpisah dengan buah hatinya Indah, untuk mengadu nasib sebagai TKW di Malaysia. “Sudah dua bulan ini, anak saya jadi TKW. Untuk membantu biaya hidup Indah,” paparnya.

Pihak keluarga memiliki harapan untuk kesembuhan Indah. Mereka, kata Heliyus berharap para dermawan untuk mengulurkan bantuan tangan. Setidaknya membantu melakukan kembali check-up ulang kembali kondisi Indah.

“Apakah kondisinya sudah bisa kembali disedot. Kan usianya sudah dua tahun,” kata Heliyus sembari mengaku selama ini minim bantuan dari pihak pemerintah setempat.

Sementara, Humas Rumahsakit H Adam Malik Medan Mashadat Ginting mengimbau keluarga untuk kembali membawa Indah untuk diberikan perawatan medis.

Apakah sudah bisa Indah dilakukan operasi penyedotan cairan di kepalanya? Mashadat mengatakan, tindakan medis itu tergantung dari kondisi fisik dan keadaan medis pasien.

“Untuk tindakan medis berupa penyedotan cairan di kepalanya, sebenarnya tidak tergantung umur. Dokter harus melakukan pemeriksaan kembali kondisi fisik si pasien itu,” ungkapnya, kepada Sumut Pos, Jumat (16/2) malam.

Soal dipulangkannya Indah ketika pernah sempat dirawat di rumahsakit itu, Mashadat membantah bila RS Adam Malik menyepelekan korban dan keluarganya.

“Coba nanti dibawa lagi kemari biar diperiksa. Baru nanti ketahuan tindakan medis yang bagaimana harus diberikan kepada Indah. Intinya kita tidak akan main-main,” pungkas Mashadat.(bbs/dvs/ala)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/