26 C
Medan
Sunday, December 22, 2024
spot_img

9 Tahun Menderita, Berharap Bantuan Dermawan

Hawa, bocah perempuan penderita penyakit Hidrosefalus (penumpukan cairan pada rongga otak) di rumahnya di Jalan Bersama, Gang Sekong, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung.

SUMUTPOS.CO – Hawa, bocah perempuan penderita penyakit Hidrosefalus (penumpukan cairan pada rongga otak) tak seceria bocah umumnya. Kepalanya yang membesar dan badannya yang kian kurus, membuatnya hanya mampu tergolek lemah sambil menangis menahan sakit.

Anak tunggal dari pasangan Rahmanuddin (42) dan Julinar (34) ini kondisinya cukup memprihatinkan. Berat kepalanya sudah mencapai 8 kilogram, sedangkan badannya 6 kilogram. Kedua kelopak matanya ketarik ke atas akibat kepalanya yang kian membesar. Rengekan tangisnya tak henti-henti seperti mengisyaratkan tak kuat menahan sakit yang dia derita. Bocah ini sudah menahan derita tersebut sejak 9 tahun lalu.

Saat disambangi wartawan di kediamannya di Jalan Bersama, Gang Sekong, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, ibunda Haura, bernama Julinar bercerita tentang ihwal penyakit anaknya.

“Mulanya, Haura lahir normal. Sepekan setelah lahir anak saya kemudian mengalami panas tinggi. Haura langsung kami bawa berobat ke Balai Kesehatan Ibu dan Anak di Jalan Letda Sujono, Medan Tembung,” ungkap Julinar sambil menyeka air matanya.

Di klinik tersebut, lanjut cerita Julinar, anaknya mendapat perobatan seperti biasanya, tak ada kecurigaan. Tapi setelah 40 hari kemudian dan kondisi anaknya mulai membaik, kepala Haura mulai agak membesar. “Jadi kami bawalah dia ke Rumahsakit Materna mengecek kondisinya,” kata Julinar.

Barulah dari hasil pemeriksaan dokter di RS Materna memang ada cairan di kepala Haura. Mendengar itu, keluarga membawa Haura ke RS Adam Malik Medan. Saat tiba rumah sakit tersebut, Haura dianjurkan untuk operasi.  Namun, kedua orang tua korban mengurungkan niatnya dan menolak dioperasi.

“Kami takut kalau Haura dioperasi. Sebab sebelumnya kami melihat kejadian seperti yang dialami Haura tidak normal lagi setelah dioperasi. Salah satu akibatnya, mata anak yang mengindap hidrosefalus itu juga tertarik, kejadiannya juga di Medan. Saya takut anak saya kenapa-kenapa lagi,” katanya.

Hawa, bocah perempuan penderita penyakit Hidrosefalus (penumpukan cairan pada rongga otak) di rumahnya di Jalan Bersama, Gang Sekong, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung.

SUMUTPOS.CO – Hawa, bocah perempuan penderita penyakit Hidrosefalus (penumpukan cairan pada rongga otak) tak seceria bocah umumnya. Kepalanya yang membesar dan badannya yang kian kurus, membuatnya hanya mampu tergolek lemah sambil menangis menahan sakit.

Anak tunggal dari pasangan Rahmanuddin (42) dan Julinar (34) ini kondisinya cukup memprihatinkan. Berat kepalanya sudah mencapai 8 kilogram, sedangkan badannya 6 kilogram. Kedua kelopak matanya ketarik ke atas akibat kepalanya yang kian membesar. Rengekan tangisnya tak henti-henti seperti mengisyaratkan tak kuat menahan sakit yang dia derita. Bocah ini sudah menahan derita tersebut sejak 9 tahun lalu.

Saat disambangi wartawan di kediamannya di Jalan Bersama, Gang Sekong, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, ibunda Haura, bernama Julinar bercerita tentang ihwal penyakit anaknya.

“Mulanya, Haura lahir normal. Sepekan setelah lahir anak saya kemudian mengalami panas tinggi. Haura langsung kami bawa berobat ke Balai Kesehatan Ibu dan Anak di Jalan Letda Sujono, Medan Tembung,” ungkap Julinar sambil menyeka air matanya.

Di klinik tersebut, lanjut cerita Julinar, anaknya mendapat perobatan seperti biasanya, tak ada kecurigaan. Tapi setelah 40 hari kemudian dan kondisi anaknya mulai membaik, kepala Haura mulai agak membesar. “Jadi kami bawalah dia ke Rumahsakit Materna mengecek kondisinya,” kata Julinar.

Barulah dari hasil pemeriksaan dokter di RS Materna memang ada cairan di kepala Haura. Mendengar itu, keluarga membawa Haura ke RS Adam Malik Medan. Saat tiba rumah sakit tersebut, Haura dianjurkan untuk operasi.  Namun, kedua orang tua korban mengurungkan niatnya dan menolak dioperasi.

“Kami takut kalau Haura dioperasi. Sebab sebelumnya kami melihat kejadian seperti yang dialami Haura tidak normal lagi setelah dioperasi. Salah satu akibatnya, mata anak yang mengindap hidrosefalus itu juga tertarik, kejadiannya juga di Medan. Saya takut anak saya kenapa-kenapa lagi,” katanya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/