RAMALLAH- Ribuan tahanan Palestina mogok makan di penjara-penjara Israel, Rabu (28/9). Mogok makan, yang tengah berlangsung selama tiga hari itu sebagai bagian memberikan peringatan ke pemerintah Israel.
Demikian disampaikan Ramallah, menteri Palestina untuk tawanan, Issa Qaraga kepada wartawan, Kamis (29/9) di Ramallah. Dia memastikan, semua tawanan di penjara-penjara Israel telah memulai mogok makan tiga hari, yang dapat bertambah.
Dia mengatakan mogok makan itu merupakan protes terhadap kebijakan pengurungan tersendiri, dan diserukan sebagai solidaritas pada kelompok tawanan dari Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP).
“Sekitar 200 tawanan dari PFLP dan beberapa tawanan lain mulai mogok makan yang tak terbatas untuk memprotes pengurungan tersendiri yang berlanjut pada sekjen mereka Ahmed Saadat selama empat tahun terakhir,” sebutnya.
Qaraga memaparkan mogok makan itu meluas ke seluruh penjara dalam protes kolektif terhadap kebijakan pengurungan tersendiri. Hal itu juga sebagai gelombang yang meningkat dari langkah-langkah penghukuman terhadap tahanan. “Ada tawanan yang dalam kurungan tersendiri selama 10 tahun,” katanya.
Pihak berwenang penjara telah menerapkan hukuman keras dan tindakan-tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, selanjutnya mendesak para tawanan ke keadaan memberontak terhadap semua aturan yang berlaku di dalam penjara-penjara di wilayah pendudukan.
Menurut hitungan yang dikeluarkan kelompok hak asasi manusia Israel, Btselem pada April lalu, ada 5.80 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel sebanyak 217 dari mereka berusia di bawah 18 tahun. (net/jpnn)