JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Bahrain akan menjadi ujian pertama bagi tim nasional Indonesia U-23 pada ajang Anniversary Cup 2018, di Stadion Pakansari, Bogor, Jumat (27/4) malam nanti. Ini menjadi kesempatan bagi Luis Milla untuk menguji pasukannya menuju Asian Games menghadapi lawan dengan level di atasnya.
Gaya main dari Bahrain yang memiliki fisik lebih unggul ketimbang Indonesia sudah dipelajari tim pelatih Garuda. Pergerakan cepat dari mereka pun jadi pusat perhatian Hansamu Yama dan kolega. “Kami sudah melihat beberapa video bahwa mereka selalu press (menekan). Makanya kami harus latih pemain supaya bisa keluar dari situasi tersebut untuk cepat melakukan transisi,” ucap Bima Sakti, asisten pelatih.
Namun Indonesia punya memori buruk atas Bahrain. Timnas pernah dibantai 0-10 oleh Bahrain pada Kualifikasi Piala Dunia 2014 di Stadion Nasional Bahrain, 2012 lalu. Meskipun Indonesia juga pernah menumbangkan Bahrain dengan skor 2-1. Hal itu jadi alarm tersendiri untuk Milla, meski kedua tim sudah jauh berbeda saat ini.
Indonesia punya bekal untuk menghadapi Bahrain, yakni pengalaman mereka dari partai persahabatan melawan Suriah, November tahun lalu. Bahrain dan Suriah dianggap tidak jauh berbeda soal fisik. “Secara fisik dan kecepatan kami pikir, mereka kurang lebih sama seperti tim Suriah kemarin, tapi saya pikir kami bisa beradaptasi dengan hal tersebut,” tukas mantan kapten timnas Indonesia itu.
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Bahrain akan menjadi ujian pertama bagi tim nasional Indonesia U-23 pada ajang Anniversary Cup 2018, di Stadion Pakansari, Bogor, Jumat (27/4) malam nanti. Ini menjadi kesempatan bagi Luis Milla untuk menguji pasukannya menuju Asian Games menghadapi lawan dengan level di atasnya.
Gaya main dari Bahrain yang memiliki fisik lebih unggul ketimbang Indonesia sudah dipelajari tim pelatih Garuda. Pergerakan cepat dari mereka pun jadi pusat perhatian Hansamu Yama dan kolega. “Kami sudah melihat beberapa video bahwa mereka selalu press (menekan). Makanya kami harus latih pemain supaya bisa keluar dari situasi tersebut untuk cepat melakukan transisi,” ucap Bima Sakti, asisten pelatih.
Namun Indonesia punya memori buruk atas Bahrain. Timnas pernah dibantai 0-10 oleh Bahrain pada Kualifikasi Piala Dunia 2014 di Stadion Nasional Bahrain, 2012 lalu. Meskipun Indonesia juga pernah menumbangkan Bahrain dengan skor 2-1. Hal itu jadi alarm tersendiri untuk Milla, meski kedua tim sudah jauh berbeda saat ini.
Indonesia punya bekal untuk menghadapi Bahrain, yakni pengalaman mereka dari partai persahabatan melawan Suriah, November tahun lalu. Bahrain dan Suriah dianggap tidak jauh berbeda soal fisik. “Secara fisik dan kecepatan kami pikir, mereka kurang lebih sama seperti tim Suriah kemarin, tapi saya pikir kami bisa beradaptasi dengan hal tersebut,” tukas mantan kapten timnas Indonesia itu.