25 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Eramas Tak Terlena, Djoss Tak Pesimis

Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos
Pasangan cagub-wagub Sumut Edy Rahmayadi (kedua kiri)-Musa Rajekshah (kiri) dan Djarot Saiful Hidayat (kedua kanan)-Sihar Sitorus (kanan) saling bertumpu tangan ketika menghadiri Pembekalan Antikorupsi dan Deklarasi LHKPN Pasangan Calon Kepala Daerah se-Sumut, di Medan, Sumatra Utara, Selasa (24/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jika pencoblosan Pilgubsu 2018 digelar hari ini, siapa yang bakal unggul? Lingkaran Survei Indonesia (LSI) punya jawabannya. Menurut hasil riset yang mereka lakukan untuk Pilgub Sumut 2018, pasangan Eramas yang didukung mayoritas partai pemilik kursi di DPRD Sumut lebih unggul dari pasangan Djarot Saiful Hidayat–Sihar Sitorus yang cuma didukung PDIP dan PPP.

Peneliti LSI Network Ade Mulyana mengatakan ada tiga alasan , pasangan Eramas bisa mengungguli pasangan Djoss. Pertama katanya, pada segmen pemilih bersuku Jawa, pasangan Eramas unggul telak 58,4 persen. Sedangkan Djoss hanya memperoleh dukungan sebesar 18,1 persen. “Selain itu, pasangan Eramas juga unggul telak di basis pemilih beragama Islam yaitu sebesar 59,2 persen. Sedangkan pasangan Djoss hanya mendapat dukungan sebesar 16,8 persen,” ucapnya.

Lalu yang kedua, katanya, Eramas unggul di lebih banyak Dapil dibanding Djoss.  “Eramas unggul di 8 Dapil, yaitu Dapil 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 12. Sedangkan Djoss hanya di empat dapil, yaitu dapil 8, 9, 10 dan 11,” terang Ade Mulyana.

Dalam paparannya, hasil survei yang mereka lakukan pada 11-15 April 2018 tersebut menunjukkan tingkat penerimaan masyarakat untuk pasangan Eramas mencapai 43,1 persen. Sedangkan pasangan Djoss hanya 33,4 persen. Sedangkan 23, 4 persen menyatakan masih merahasiakan jawabannya. “Artinya, kalau seandainya pencoblosan Pilgubsu 2018 digelar hari ini maka pasangan Eramas akan unggul,” katanya.

Ade menjelaskan, beberapa faktor yang membuat pasangan Eramas unggul atas Djoss yakni karena faktor segmen pemilih. Pasangan Eramas mendapat dukungan telak pada segmen pemilih yang didasarkan pada faktor agama. Pemilih beragama Islam yang memilih Eramas mencapai 59,2 persen sedangkan yang memilih Djoss hanya16,8 persen. Meski kondisi sebaliknya terjadi pada pemilih yang beragama Kristen protestan yang memilih Eramas hanya 26,7 persen dan 72,3 persen memilih Djoss.

Menyikapi hasil survei tersebut, Calon Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah mengaku tidak mau terlena dan berpuas diri dengan hasil survei yang sejauh ini lebih mengunggulkan pasangan Eramas dari Djoss. Dia menegaskan, perjuangan belumlah selesai.

“Apapun itu, kami tidak berhenti di situ (melihat hasil survei, Red), dan tidak terus merasa puas. Kita akan terus berjuang sampai 27 Juni, dan tetap memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa kami ingin membawa perubahan bagi Sumatera Utara,” kata pria yang akrab disapa Ijeck.

Dia mengatakan, sampai kini dirinya bersama Edy Rahmayadi tetap berjalan sebagaimana mestinya dengan mengikuti regulasi dan tahapan pemilu dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut. “Apa-apa yang dibolehkan KPU kami tetap on the track. Begitupun apa-apa yang tidak dibolehkan, kami tidak kerjakan,” katanya.

Bahkan di sisa waktu sebelum hari ’H’ pencoblosan pada 27 Juni mendatang, Ijeck kembali mengatakan Eramas terus bergerak menyosialisasikan program dan visi misi kepada masyarakat. Terlebih upaya tersebut dalam rangka meningkatkan elektabilitas Eramas. “Kemudian selalu mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan masyarakat, supaya menjadi catatan pembangunan Sumut ke depan. Juga yang terpenting selalu menyampaikan visi misi Eramas supaya masyarakat makin yakin dengan kami,” pungkasnya.

Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos
Pasangan cagub-wagub Sumut Edy Rahmayadi (kedua kiri)-Musa Rajekshah (kiri) dan Djarot Saiful Hidayat (kedua kanan)-Sihar Sitorus (kanan) saling bertumpu tangan ketika menghadiri Pembekalan Antikorupsi dan Deklarasi LHKPN Pasangan Calon Kepala Daerah se-Sumut, di Medan, Sumatra Utara, Selasa (24/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jika pencoblosan Pilgubsu 2018 digelar hari ini, siapa yang bakal unggul? Lingkaran Survei Indonesia (LSI) punya jawabannya. Menurut hasil riset yang mereka lakukan untuk Pilgub Sumut 2018, pasangan Eramas yang didukung mayoritas partai pemilik kursi di DPRD Sumut lebih unggul dari pasangan Djarot Saiful Hidayat–Sihar Sitorus yang cuma didukung PDIP dan PPP.

Peneliti LSI Network Ade Mulyana mengatakan ada tiga alasan , pasangan Eramas bisa mengungguli pasangan Djoss. Pertama katanya, pada segmen pemilih bersuku Jawa, pasangan Eramas unggul telak 58,4 persen. Sedangkan Djoss hanya memperoleh dukungan sebesar 18,1 persen. “Selain itu, pasangan Eramas juga unggul telak di basis pemilih beragama Islam yaitu sebesar 59,2 persen. Sedangkan pasangan Djoss hanya mendapat dukungan sebesar 16,8 persen,” ucapnya.

Lalu yang kedua, katanya, Eramas unggul di lebih banyak Dapil dibanding Djoss.  “Eramas unggul di 8 Dapil, yaitu Dapil 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 12. Sedangkan Djoss hanya di empat dapil, yaitu dapil 8, 9, 10 dan 11,” terang Ade Mulyana.

Dalam paparannya, hasil survei yang mereka lakukan pada 11-15 April 2018 tersebut menunjukkan tingkat penerimaan masyarakat untuk pasangan Eramas mencapai 43,1 persen. Sedangkan pasangan Djoss hanya 33,4 persen. Sedangkan 23, 4 persen menyatakan masih merahasiakan jawabannya. “Artinya, kalau seandainya pencoblosan Pilgubsu 2018 digelar hari ini maka pasangan Eramas akan unggul,” katanya.

Ade menjelaskan, beberapa faktor yang membuat pasangan Eramas unggul atas Djoss yakni karena faktor segmen pemilih. Pasangan Eramas mendapat dukungan telak pada segmen pemilih yang didasarkan pada faktor agama. Pemilih beragama Islam yang memilih Eramas mencapai 59,2 persen sedangkan yang memilih Djoss hanya16,8 persen. Meski kondisi sebaliknya terjadi pada pemilih yang beragama Kristen protestan yang memilih Eramas hanya 26,7 persen dan 72,3 persen memilih Djoss.

Menyikapi hasil survei tersebut, Calon Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah mengaku tidak mau terlena dan berpuas diri dengan hasil survei yang sejauh ini lebih mengunggulkan pasangan Eramas dari Djoss. Dia menegaskan, perjuangan belumlah selesai.

“Apapun itu, kami tidak berhenti di situ (melihat hasil survei, Red), dan tidak terus merasa puas. Kita akan terus berjuang sampai 27 Juni, dan tetap memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa kami ingin membawa perubahan bagi Sumatera Utara,” kata pria yang akrab disapa Ijeck.

Dia mengatakan, sampai kini dirinya bersama Edy Rahmayadi tetap berjalan sebagaimana mestinya dengan mengikuti regulasi dan tahapan pemilu dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut. “Apa-apa yang dibolehkan KPU kami tetap on the track. Begitupun apa-apa yang tidak dibolehkan, kami tidak kerjakan,” katanya.

Bahkan di sisa waktu sebelum hari ’H’ pencoblosan pada 27 Juni mendatang, Ijeck kembali mengatakan Eramas terus bergerak menyosialisasikan program dan visi misi kepada masyarakat. Terlebih upaya tersebut dalam rangka meningkatkan elektabilitas Eramas. “Kemudian selalu mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan masyarakat, supaya menjadi catatan pembangunan Sumut ke depan. Juga yang terpenting selalu menyampaikan visi misi Eramas supaya masyarakat makin yakin dengan kami,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/