JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, menginginkan agar Amien Rais segera lengser dari posisi Ketua Dewan Pembina Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Keinginan ini disampaikan Ngabalin di sela-sela acara buka bersama di KSP, Gedung Bina Graha, Kompleks Sekretariat Negara Jakarta, Rabu (30/5). Salah satu alasannya karena tidak ingin PA 212 dijadikan alat politik pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
“Saya mengimbau, saya menyarankan, saya menasihati diriku dan semua yang merasa memiliki organisasi Persaudaraan 212 segera mengajukan nota protes, kepada Ketua Dewan Pembina Persaudaraan 212 untuk segera diberhentikan dan jangan merusak organisasi itu,” ucap Ngabalin.
Politikus Golkar itu merasa perlu menyampaikan keinginannya tersebut karena merasa ikut memiliki PA 212 yang berganti nama dari Persaudaraan 212. Menurut Ngabalin, dirinya hadir ketika masyawarah pergantian nama itu dilakukan.
Dia pun terang-terangan mendukung PA 212 karena awalnya perkumpulan itu bukan organisasi politik, tapi wadah mengumpulkan semangat dan perjuangan seluruh umat Islam Indonesia yang datang ke Jakarta ketika bergulir kasus penistaan agama.
“Tidak boleh organisasi itu dipakai untuk kepentingan politik, kepentingan sesaat, kepentingan birahi, kekuasaan politik siapa pun, termasuk kepada Ketua Dewan Pembina Pak Amien Rais. Saya langsung saja, tidak main-main karena hari ini yang mulia Pak Joko Widodo masih Presiden RI,” tegas Ngabalin.
Dia menyerahkan kepada umat Islam untuk menilai kemurnian PA 212, bila sekarang organisasi tersebut dijadikan alat politik oleh segelintir orang. Pihaknya hanya mengingatkan jangan perkumpulan itu dipakai demi kepentingan politik praktis. (fat/jpnn/ala)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, menginginkan agar Amien Rais segera lengser dari posisi Ketua Dewan Pembina Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Keinginan ini disampaikan Ngabalin di sela-sela acara buka bersama di KSP, Gedung Bina Graha, Kompleks Sekretariat Negara Jakarta, Rabu (30/5). Salah satu alasannya karena tidak ingin PA 212 dijadikan alat politik pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
“Saya mengimbau, saya menyarankan, saya menasihati diriku dan semua yang merasa memiliki organisasi Persaudaraan 212 segera mengajukan nota protes, kepada Ketua Dewan Pembina Persaudaraan 212 untuk segera diberhentikan dan jangan merusak organisasi itu,” ucap Ngabalin.
Politikus Golkar itu merasa perlu menyampaikan keinginannya tersebut karena merasa ikut memiliki PA 212 yang berganti nama dari Persaudaraan 212. Menurut Ngabalin, dirinya hadir ketika masyawarah pergantian nama itu dilakukan.
Dia pun terang-terangan mendukung PA 212 karena awalnya perkumpulan itu bukan organisasi politik, tapi wadah mengumpulkan semangat dan perjuangan seluruh umat Islam Indonesia yang datang ke Jakarta ketika bergulir kasus penistaan agama.
“Tidak boleh organisasi itu dipakai untuk kepentingan politik, kepentingan sesaat, kepentingan birahi, kekuasaan politik siapa pun, termasuk kepada Ketua Dewan Pembina Pak Amien Rais. Saya langsung saja, tidak main-main karena hari ini yang mulia Pak Joko Widodo masih Presiden RI,” tegas Ngabalin.
Dia menyerahkan kepada umat Islam untuk menilai kemurnian PA 212, bila sekarang organisasi tersebut dijadikan alat politik oleh segelintir orang. Pihaknya hanya mengingatkan jangan perkumpulan itu dipakai demi kepentingan politik praktis. (fat/jpnn/ala)