Pelopornya: bandara Hongkong. Korbannya: bukan Anda. Sementara ini yang jadi korban adalah perusahaan penerbangan. Entahlah kalau airlines akan meneruskan beban baru ini kepada penumpang. Kelak.
Meneruskan atau tidak mestinya saya tidak perlu peduli. Manajemen bandara Hongkong bikin beban baru: untuk bagasi. Satu bagasi sekali pun. Tiap bagasi harus dipungut biaya. Ongkos membawanya dari perut pesawat. Ke tempat pengambilan bagasi. Atau dari tempat check-in ke perut pesawat.
Mulai berlaku: tanggal 6 Juli 2018.
Biaya: tiap bagasi HKD 1,32. Atau sekitar Rp 3.000.
Itu memang uang receh. Dan bandara Hongkong rupanya ingin juga mengincar uang receh.
‘Otak uang’ memang beda dengan otak-otak. Kelihatannya Rp 3 ribu rupiah. Tapi lihat perkaliannya: tiap hari ada 80.000 bagasi yang turun di Hongkong. Setahun harus dikalikan 75 juta penumpang. Asumsinya: tiap penumpang membawa satu bagasi.
Hasil perkalian itu: setiap tahun bandara Hongkong bisa dapat tambahan pemasukan sekitar Rp 200 miliar. Tujuh tahun: Rp 1,4 triliun.
Pelajaran baiknya: jangan abaikan uang receh.
Lihatlah: berapa kali Anda terima foto atau video atau ucapan good morning di HP Anda. Biaya kirimnya mungkin hanya Rp 1 rupiah. Tapi coba kalikan. Ratusan miliar rupiah setahun.
Memang bandara Hongkong tidak berurusan dengan penumpang. Bandara memungut itu ke perusahaan penerbangan. Tentu, yang terakhir itu pada protes. Tapi tetap saja tidak akan berani tidak terbang ke Hongkong.
Oleh: Dahlan Iskan
Pelopornya: bandara Hongkong. Korbannya: bukan Anda. Sementara ini yang jadi korban adalah perusahaan penerbangan. Entahlah kalau airlines akan meneruskan beban baru ini kepada penumpang. Kelak.
Meneruskan atau tidak mestinya saya tidak perlu peduli. Manajemen bandara Hongkong bikin beban baru: untuk bagasi. Satu bagasi sekali pun. Tiap bagasi harus dipungut biaya. Ongkos membawanya dari perut pesawat. Ke tempat pengambilan bagasi. Atau dari tempat check-in ke perut pesawat.
Mulai berlaku: tanggal 6 Juli 2018.
Biaya: tiap bagasi HKD 1,32. Atau sekitar Rp 3.000.
Itu memang uang receh. Dan bandara Hongkong rupanya ingin juga mengincar uang receh.
‘Otak uang’ memang beda dengan otak-otak. Kelihatannya Rp 3 ribu rupiah. Tapi lihat perkaliannya: tiap hari ada 80.000 bagasi yang turun di Hongkong. Setahun harus dikalikan 75 juta penumpang. Asumsinya: tiap penumpang membawa satu bagasi.
Hasil perkalian itu: setiap tahun bandara Hongkong bisa dapat tambahan pemasukan sekitar Rp 200 miliar. Tujuh tahun: Rp 1,4 triliun.
Pelajaran baiknya: jangan abaikan uang receh.
Lihatlah: berapa kali Anda terima foto atau video atau ucapan good morning di HP Anda. Biaya kirimnya mungkin hanya Rp 1 rupiah. Tapi coba kalikan. Ratusan miliar rupiah setahun.
Memang bandara Hongkong tidak berurusan dengan penumpang. Bandara memungut itu ke perusahaan penerbangan. Tentu, yang terakhir itu pada protes. Tapi tetap saja tidak akan berani tidak terbang ke Hongkong.