30 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

Selamat Datang Hu, Bye Bye Sun

Hari ini seluruh jalan tol di Tiongkok digratiskan. Tujuh hari. Selama libur perayaan Hari Kemerdekaan 1 Oktober.

Dua minggu lagi (tanggal 18 Oktober) ada Kongres ke-19 Partai Komunis. Satu perhelatan politik terpenting di Tiongkok. Semua perhatian tertuju ke kongres itu. Pertempuran politik tingkat tinggi ada di situ. Untuk menentukan siapa pengganti Presiden Tiongkok Xi Jinping. Yang masa jabatan pertamanya berakhir tahun ini.

Tapi, jangan ada anggapan penggantian itu akan terjadi di dalam kongres. Belum akan terjadi dalam waktu dekat. Masih lima tahun lagi. Dua minggu lagi Xi Jinping pasti terpilih untuk lima tahun berikutnya.

Begitulah tradisi di Tiongkok. Setiap presiden menjabat dua periode. Terutama pasca-”Bapak Bangsa” Mao Zedong dan ”Bapak Pembangunan Ekonomi dan Modernisasi Bangsa” Deng Xiaoping. Masa jabatan satu periode dianggap tidak cukup untuk membangun. Kehebohan tiap lima tahun dianggap terlalu mengguncang. Begitulah. Jiang Zemin, Hu Jintao, dan kini Xi Jinping menjabat presiden untuk dua periode.

Yang diputuskan dalam kongres itu adalah calon presiden lima tahun mendatang. Yang akan mulai menjabat tahun 2023.

Dengan cara itu, tidak akan ada krisis politik di level tertinggi. Pergolakan politiknya terjadi di level lebih bawah. Tidak ada keguncangan di pusat kekuasaan. Kalau toh terjadi kasak-kusuk, itu tidak terlihat di permukaan. Terjadi di bawah selimut. Apalagi, sistem politik Tiongkok amat ketat. Meski sistem ekonominya liberal, pengawasan politiknya totaliter. Tidak ada yang berani bicara terbuka. Semua dikontrol.

Yang beredar hanyalah spekulasi-spekulasi. Yang mungkin berdasar. Atau tidak sama sekali. Atau bahkan sengaja dibocorkan. Untuk tes situasi. Misalnya, spekulasi yang sudah saya dengar setahun yang lalu. Saat saya berobat di Tiongkok. Waktu itu sudah beredar dua nama.  Yang kemungkinan akan menjadi presiden ke-6. Dua-duanya anak petani. Juara kelas di sekolah masing-masing. Sudah menjadi ketua partai di tingkat kabupaten saat umur mereka belum 30 tahun. Karir politik mereka sama-sama moncer. Sudah menjadi ketua partai tingkat provinsi sebelum berumur 45 tahun. Posisi itu membuat mereka otomatis menjadi anggota politbiro tingkat pusat. Dua-duanya kelahiran tahun 1963. Berarti saat ini berumur 54 tahun. Sama dengan umur Jiang Zemin, Hu Jintao, atau Xi Jinping saat terpilih dulu.

Nama dua calon itu adalah: Hu Zhunhua dan Sun Zhengcai.

Hu Zhunhua lahir di pedesaan luar Kota Wuhan. Tidak jauh dari bendungan raksasa Lembah Tiga Ngarai. Sedang Sun Zhengcai lahir di pedesaan luar Kota Qingdao.

Tahun lalu dua-duanya sudah naik menjadi ketua partai (istilahnya sekretaris partai) di provinsi kunci. Setelah menjadi ketua partai di beberapa provinsi yang lebih kecil.

Saat ini Hu Zhunhua menjadi ketua partai di provinsi penting: Guangdong. Sun Zhengcai menjadi ketua partai di kota penting: Chongqing. Kota metropolitan yang berstatus provinsi di tengah-tengah Tiongkok.

Hari ini seluruh jalan tol di Tiongkok digratiskan. Tujuh hari. Selama libur perayaan Hari Kemerdekaan 1 Oktober.

Dua minggu lagi (tanggal 18 Oktober) ada Kongres ke-19 Partai Komunis. Satu perhelatan politik terpenting di Tiongkok. Semua perhatian tertuju ke kongres itu. Pertempuran politik tingkat tinggi ada di situ. Untuk menentukan siapa pengganti Presiden Tiongkok Xi Jinping. Yang masa jabatan pertamanya berakhir tahun ini.

Tapi, jangan ada anggapan penggantian itu akan terjadi di dalam kongres. Belum akan terjadi dalam waktu dekat. Masih lima tahun lagi. Dua minggu lagi Xi Jinping pasti terpilih untuk lima tahun berikutnya.

Begitulah tradisi di Tiongkok. Setiap presiden menjabat dua periode. Terutama pasca-”Bapak Bangsa” Mao Zedong dan ”Bapak Pembangunan Ekonomi dan Modernisasi Bangsa” Deng Xiaoping. Masa jabatan satu periode dianggap tidak cukup untuk membangun. Kehebohan tiap lima tahun dianggap terlalu mengguncang. Begitulah. Jiang Zemin, Hu Jintao, dan kini Xi Jinping menjabat presiden untuk dua periode.

Yang diputuskan dalam kongres itu adalah calon presiden lima tahun mendatang. Yang akan mulai menjabat tahun 2023.

Dengan cara itu, tidak akan ada krisis politik di level tertinggi. Pergolakan politiknya terjadi di level lebih bawah. Tidak ada keguncangan di pusat kekuasaan. Kalau toh terjadi kasak-kusuk, itu tidak terlihat di permukaan. Terjadi di bawah selimut. Apalagi, sistem politik Tiongkok amat ketat. Meski sistem ekonominya liberal, pengawasan politiknya totaliter. Tidak ada yang berani bicara terbuka. Semua dikontrol.

Yang beredar hanyalah spekulasi-spekulasi. Yang mungkin berdasar. Atau tidak sama sekali. Atau bahkan sengaja dibocorkan. Untuk tes situasi. Misalnya, spekulasi yang sudah saya dengar setahun yang lalu. Saat saya berobat di Tiongkok. Waktu itu sudah beredar dua nama.  Yang kemungkinan akan menjadi presiden ke-6. Dua-duanya anak petani. Juara kelas di sekolah masing-masing. Sudah menjadi ketua partai di tingkat kabupaten saat umur mereka belum 30 tahun. Karir politik mereka sama-sama moncer. Sudah menjadi ketua partai tingkat provinsi sebelum berumur 45 tahun. Posisi itu membuat mereka otomatis menjadi anggota politbiro tingkat pusat. Dua-duanya kelahiran tahun 1963. Berarti saat ini berumur 54 tahun. Sama dengan umur Jiang Zemin, Hu Jintao, atau Xi Jinping saat terpilih dulu.

Nama dua calon itu adalah: Hu Zhunhua dan Sun Zhengcai.

Hu Zhunhua lahir di pedesaan luar Kota Wuhan. Tidak jauh dari bendungan raksasa Lembah Tiga Ngarai. Sedang Sun Zhengcai lahir di pedesaan luar Kota Qingdao.

Tahun lalu dua-duanya sudah naik menjadi ketua partai (istilahnya sekretaris partai) di provinsi kunci. Setelah menjadi ketua partai di beberapa provinsi yang lebih kecil.

Saat ini Hu Zhunhua menjadi ketua partai di provinsi penting: Guangdong. Sun Zhengcai menjadi ketua partai di kota penting: Chongqing. Kota metropolitan yang berstatus provinsi di tengah-tengah Tiongkok.

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

Terpopuler

Artikel Terbaru

/