MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ngogesa Sitepu langsung bereaksi atas pencopotan dirinya dari jabatan Ketua Partai Golkar Sumut. Lewat akunnya di Instagram, Senin (16/7), Ngogesa menjelaskan pencopotan ini adalah berkah.
Ya, dia dipecat Minggu (15/7) dengan alasan lambatnya mengajukan nama-nama caleg ke DPP Partai Golkar. Ahmad Doli Kurnia Tandjung pun ditunjuk menjadi Plt Ketua DPD Golkar Sumut.
“Menyikapi berita tentang pencopotan saya dari Ketua DPD Golkar Sumatera Utara, saya ingin menyampaikan kepada kader Golkar, bahwa bagi saya masalah ini merupakan berkah dari Allah dan banyak memberikan pelajaran dan sikap,” ungkap Ngogesa.
Dijabarkannya dari segi ekonomi, dia merasa diuntungkan, meskipun tidak bisa dipungkirinya juga merasa dirugikan dari segi politik.
“Sebab keputusan DPP Golkar ini seperti mengada-ada, karena tidak sesuai dengan peraturan yang ada dan seolah diciptakan kesalahan yang dibuat-buat untuk saya. Saya disalahkan atas permasalahan keterlambatan penyusunan caleg, padahal secara tahapan penyusunan caleg telah dilakukan sesuai aturan dan masih ada batas waktu,” bebernya.
Dia menegaskan sudah 31 tahun bersama Partai Golkar dan tahu betul aturan-aturan penyusunan caleg ini, begitu juga Sekjen Irham Buana Nasution yang dulunya pernah menjabat sebagai Ketua KPU Sumatera Utara Dua Periode yang sudah pasti paham betul aturan keterlambatan penyusunan caleg ini.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ngogesa Sitepu langsung bereaksi atas pencopotan dirinya dari jabatan Ketua Partai Golkar Sumut. Lewat akunnya di Instagram, Senin (16/7), Ngogesa menjelaskan pencopotan ini adalah berkah.
Ya, dia dipecat Minggu (15/7) dengan alasan lambatnya mengajukan nama-nama caleg ke DPP Partai Golkar. Ahmad Doli Kurnia Tandjung pun ditunjuk menjadi Plt Ketua DPD Golkar Sumut.
“Menyikapi berita tentang pencopotan saya dari Ketua DPD Golkar Sumatera Utara, saya ingin menyampaikan kepada kader Golkar, bahwa bagi saya masalah ini merupakan berkah dari Allah dan banyak memberikan pelajaran dan sikap,” ungkap Ngogesa.
Dijabarkannya dari segi ekonomi, dia merasa diuntungkan, meskipun tidak bisa dipungkirinya juga merasa dirugikan dari segi politik.
“Sebab keputusan DPP Golkar ini seperti mengada-ada, karena tidak sesuai dengan peraturan yang ada dan seolah diciptakan kesalahan yang dibuat-buat untuk saya. Saya disalahkan atas permasalahan keterlambatan penyusunan caleg, padahal secara tahapan penyusunan caleg telah dilakukan sesuai aturan dan masih ada batas waktu,” bebernya.
Dia menegaskan sudah 31 tahun bersama Partai Golkar dan tahu betul aturan-aturan penyusunan caleg ini, begitu juga Sekjen Irham Buana Nasution yang dulunya pernah menjabat sebagai Ketua KPU Sumatera Utara Dua Periode yang sudah pasti paham betul aturan keterlambatan penyusunan caleg ini.