25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Warga Chicago Ngamuk kepada Polisi

Polisi AS dengan ceroboh menembak pria kulit hitam, warga Chicago ngamuk dan melakukan protes.

SUMUTPOS.CO – PARA pengunjuk rasa di Chicago, Amerika Serikat (AS) menuntut jawaban setelah terjadi penembakan fatal seorang pria kulit hitam dilakukan polisi. Seperti dilansir Al Jazeera pada Senin, (16/7), penembakan tersebut memicu konfrontasi kekerasan di Kota Illinois.

“Seluruh sistem sialan itu salah,” kata puluhan orang pada Sabtu hanya beberapa jam setelah polisi menembak dan membunuh Harith Augustus yang berusia 37 tahun di lingkungan Pantai Selatan Chicago. Augustus dikenal di masyarakat sebagai Snoop si tukang cukur.

Kepala Polisi Patroli Fred Waller mengatakan, Augustus ditembak setelah polisi menanyainya karena ada tonjolan di sekitar pinggangnya. Polisi langsung mengira Augustus bersenjata. Apalagi Augustus menjadi agresif.

“Mereka mengira dia tampaknya meraih senjata. Lalu para petugas secara tragis menembaknya,” kata Waller. Ia menambahkan, polisi menemukan senjata semi otomatis. Akibat penembakan itu, Augustus dinyatakan meninggal di rumah sakit.

Usai penembakan, kerumunan penonton dan aktivis turun di tempat kejadian. Video yang beredar di media sosial menunjukkan konfrontasi tegang antara polisi dan para pengunjuk rasa.

Waller menambahkan, kerumunan warga menjadi agresif. Mereka melemparkan botol dan melompat di atas mobil patroli.

Juru Bicara Kepolisian Anthony Guglielmi melalui Twitter mengatakan, polisi telah membersihkan tempat kejadian dan empat demonstran telah ditangkap. Lebih banyak protes dilakukan pada Minggu malam. Mereka marah atas penembakan yang dilakukan polisi.

Konfrontasi hari Sabtu adalah insiden terbaru yang mengilustrasikan ketidakpercayaan yang mendalam antara penduduk Chicago yang didominasi lingkungan hitam dan Latin kepada polisi.

Kota itu meletus sebagai protes pada tahun 2015 setelah perilisan sebuah video yang menunjukkan petugas polisi berkulit putih Jason Van Dyke menembaki Laquan McDonald, 17 tahun, remaja kulit hitam, sebanyak 16 kali pada tahun 2014. Van Dyke dituduh melakukan pembunuhan.

Reporter Chicago Sun-Times Issa mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ketegangan antara masyarakat dan polisi belum terasa setinggi ini sejak video penembakan Laquan McDonald dirilis. (ina/azw/JPC)

 

Polisi AS dengan ceroboh menembak pria kulit hitam, warga Chicago ngamuk dan melakukan protes.

SUMUTPOS.CO – PARA pengunjuk rasa di Chicago, Amerika Serikat (AS) menuntut jawaban setelah terjadi penembakan fatal seorang pria kulit hitam dilakukan polisi. Seperti dilansir Al Jazeera pada Senin, (16/7), penembakan tersebut memicu konfrontasi kekerasan di Kota Illinois.

“Seluruh sistem sialan itu salah,” kata puluhan orang pada Sabtu hanya beberapa jam setelah polisi menembak dan membunuh Harith Augustus yang berusia 37 tahun di lingkungan Pantai Selatan Chicago. Augustus dikenal di masyarakat sebagai Snoop si tukang cukur.

Kepala Polisi Patroli Fred Waller mengatakan, Augustus ditembak setelah polisi menanyainya karena ada tonjolan di sekitar pinggangnya. Polisi langsung mengira Augustus bersenjata. Apalagi Augustus menjadi agresif.

“Mereka mengira dia tampaknya meraih senjata. Lalu para petugas secara tragis menembaknya,” kata Waller. Ia menambahkan, polisi menemukan senjata semi otomatis. Akibat penembakan itu, Augustus dinyatakan meninggal di rumah sakit.

Usai penembakan, kerumunan penonton dan aktivis turun di tempat kejadian. Video yang beredar di media sosial menunjukkan konfrontasi tegang antara polisi dan para pengunjuk rasa.

Waller menambahkan, kerumunan warga menjadi agresif. Mereka melemparkan botol dan melompat di atas mobil patroli.

Juru Bicara Kepolisian Anthony Guglielmi melalui Twitter mengatakan, polisi telah membersihkan tempat kejadian dan empat demonstran telah ditangkap. Lebih banyak protes dilakukan pada Minggu malam. Mereka marah atas penembakan yang dilakukan polisi.

Konfrontasi hari Sabtu adalah insiden terbaru yang mengilustrasikan ketidakpercayaan yang mendalam antara penduduk Chicago yang didominasi lingkungan hitam dan Latin kepada polisi.

Kota itu meletus sebagai protes pada tahun 2015 setelah perilisan sebuah video yang menunjukkan petugas polisi berkulit putih Jason Van Dyke menembaki Laquan McDonald, 17 tahun, remaja kulit hitam, sebanyak 16 kali pada tahun 2014. Van Dyke dituduh melakukan pembunuhan.

Reporter Chicago Sun-Times Issa mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ketegangan antara masyarakat dan polisi belum terasa setinggi ini sejak video penembakan Laquan McDonald dirilis. (ina/azw/JPC)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/