JAKARTA- Cabang olahraga pencak silat menjadi primadona di Asian Games 2018. Setelah membabat delapan medali emas Senin (27/8) lalu, Merah Putih menyikat enam medali emas pada Rabu (29/8). Indonesia memantapkan diri menjadi juara umum pencak silat di Asian Games 2018.
Indonesia menyabet 14 medali emas dari total 16 nomor yang dipertandingkann
Indonesia kini sudah mengoleksi 30 medali emas, hampir dua kali lipat dari jumlah yang ditargetkan yakni 16 emas. Emas pertama hari itu ditorehkan Sugianto yang tampil dalam nomor seni tunggal putra. Pesilat 29 tahun ini mengumpulkan nilai 471; lebih baik dari pesilat Thailand, Ilyas Sadara (460); dan pesilat Filipina, Almohaidib Abad (455).
Medali emas kedua dari pencak silat pada Rabu dipersembahkan oleh pasangan asal Bali, Dewa Ayu Sidan Wilantari dan Ni Luh Made Dwiyanti. Mereka memenangi nomor ganda putri seni dengan nilai tertinggi, 574.Adapun emas penutup dari nomor seni dihadirkan tim beregu putri. Pramudita Yuristya, Lutfi Nurhasanah, dan Gina Tri Lestari terlalu kuat bagi tim beregu negara lain yang seluruhnya dari Asean.
Membabat tiga emas di nomor seni pada pagi hari, tiga pesilat yang turun di nomor tanding juga sukses menyabet emas. Ketiganya adalah Pipiet Kamelia, Hanifan Yudani Kusuma, dan Wewey Wita.
Pipiet yang turun di kelas putri D 60 kg – 65 kg berhasil meraih kemenangan dengan skor telak 5-0 atas pesilat Vietnam Nguyen Thu Cam Nhi meski sempat mendapat kesulitan di awal-awal.
Hanifan yang turun di kelas putra C 55 kg – 60 kg harus terlebih dahulu melewati pertandingan yang dramatis. Kemenangan atas pesilat asal Vietnam, Nguyen Thai Linh tidak bisa didapat dengan mudah.
Suporter Indonesia sempat pupus harapan karena Hanifan mendapatkan beberapa kali peringatan, sehingga perolehan poinnya menjadi berkurang. Perlahan tapi pasti, Hanifan mampu melancarkan serangannya. Alhasil dia berhasil menang dengan skor tipis 3-2.
Wewey yang turun di partai terakhir mampu dengan mudah membungkam pesilat asal Vietnam, Tran Thi Them. Wewey dapat menang telak dengan skor akhir 5-0.
Menariknya pencak silat seperti menjadi simbol persatuan Indonesia. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo berpelukan dengan Prabowo Subianto yang akan menjadi lawannya di bursa calon presiden tahun depan, Rabu (29/8). Prabowo merupakan Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Kejadian itu bermula setelah salah satu pesilat putra Hanifan Yudani Kusumah menjuarai nomor putra kelas C 55 kg – 60 kg setelah menundukkan pesilat Vietnam Nguyen Thai Linh. Usai meraih medali, Hanifan lalu bersalaman dengan para tamu kehormatan yang ada di kursi VIP, termasuk Jokowi dan Prabowo.
Jokowi dan Prabowo yang kebetulan duduk bersebelahan pun memberi selamat kepada Hanifan. Jokowi memberi selamat terlebih dahulu, diikuti Prabowo.
Saat Hanifan memeluk Prabowo, mendadak sang atlet lalu ikut merangkul Jokowi yang masih berdiri.
Dengan bendera Merah Putih yang dibentang di kedua tangannya, Hanifan kemudian memeluk kedua pria yang pernah bersaing di pemilihan presiden Republik Indonesia empat tahun silam itu. Jokowi dan Prabowo pun berpelukan berselimutkan bendera Indonesia. Semua penonton yang hadir pun bertepuk tangan dan bersorak riuh.
“Tadi saya melakukannya dengan spontan saja. Kita harus clear saja, jangan sampai terpecah belah lah Indonesia. Jokowi dan Prabowo sama-sama orang hebat,” ucap Hanifan di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah.
Hanifan menuturkan, meski Jokowi dan Prabowo akan bersaing di pemilihan presiden Republik Indonesia pada tahun 2019 nanti, ia ingin masing-masing pendukung kedua belah pihak bisa tetap dem.
Lebih lanjut Hanifan ingin memperlihatkan bahwa pencak silat bukanlah olahraga yang mengandalkan kekerasan semata. Dia ingin pencak silat juga dapat menjadi pembawa kedamaian dan ketentraman. “Saya sebagai insan silat Indonesia ingin bersilahturahmi dengan mereka. Artinya harus menjaga hati kita sama-sama. Kalau tidak, bangsa dan negara masa harus terpecah dengan hal yang tidak penting,” lanjutnya.
Sementara itu Jokowi semringah melihat perolehan medali emas yang berhasil disabet kontingen Indonesia dalam gelaran Asian Games 2018 melebihi dari jumlah yang ditargetkan. “Ya harus kita syukuri. Alhamdulillah bahwa target 16 besar yang pertama sudah dilampaui,” ujarnya di sela-sela kunjungan kerja di Sleman, Jogjakarta, Rabu (29/8).
Presiden pun menyampaikan, kunci sukses kontingen Indonesia terletak pada manajemen yang baik dan lebih simpel. Menurut Jokowi, penyederhanaan manajemen menyebabkan proses birokrasi kian ramping. “Anggaran betul-betul bisa sampai ke atlet, bisa sampai cabor-cabor. Sehingga mereka leluasa menggunakan yanmereka inginkan,” imbuhnya. (far/ce1/jpc/don)