30.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Massa Tuding Bos Travel Al Maqbul Penipu

Teddy Akbari/Sumut Pos
PENIPUAN UMROH: Calon jamaah umroh PT Al Maqbul melakukan orasi di rumah pemilik usaha travel umroh tersebut, Rabu (29/8). Mereka menuding pemilik PT Al Maqbul penipu karena tak kunjung diberangkatkan ke Tanah Suci.

BINJAI – Puluhan korban yang gagal diberangkatkan ibadah haji dan umroh ke tanah suci, menggeruduk kediaman pemilik travel PT Al Maqbul, H Muhammad Azmi Syahputra (38) di Jalan Jenderal Sudirman I Nomor 7 A, Lingkungan V, Kelurahan Tangsi, Binjai Kota, Rabu (29/8) siang. Massa yang geram karena merasa ditipu dan uangnya digelapkan, menilai polisi lamban menangkap Azmi.

Sebelum menggeruduk kediaman mewah Azmi, massa yang datang dengan berjalan kaki berorasi menuding Azmi sebagai penipu. Kemudian massa bergerak ke depan Kantor Travel PT Al Maqbul, Jalan Veteran, Kelurahan Tangsi, Binjai Kota, dan berorasi di sana dengan pengeras suara.

Sejumlah tuntutan dan tudingan tertulis pada secarik kertas. Massa menyebutkan Azmi telah menipu puluhan jemaah dengan kerugian ditaksir mencapai Rp5 miliar.

Zamilah, Salah satu korban PT Al Maqbul, menyatakan dirinya telah ditipu oleh bos travel bersangkutan, dengan nilai kerugian sebesar Rp1,2 miliar. Menurut Zamilah, pihaknya selama ini telah menyediakan fasilitas untuk jemaah haji dan umrah di tanah suci, melalui PT Al Maqbul.

Namun biaya yang didahulukannya tidak kunjung tidak diganti oleh Azmi. “Tangkap pemilik PT Travel Al Maqbul. Azmi penipu. Ia tidak membayar biaya hotel untuk jemaah PT Al Maqbul yang ada di Mekkah. Totalnya Rp1,2 miliar.

Jemaah umroh juga ada yang sampai sekarang tidak diberangkatkan,” kata Zamilah. Warga Medan mengaku ditipu saat berada di Jeddah.

Pengunjuk rasa lainnya juga menuding Azmi penipu.”Kami minta polisi tangkap Azmi dan sita asetnya. Jemaah ditipu sampai Rp5 miliar,” seru mereka.

Koordinator aksi mendesak polisi menangkap Azmi, karena korbannya sudah ribuan. Apalagi, Surat Perintah Penangkapan Nomor 222/VIII/2018/Reskrim yang ditandatangani AKP Hendro Sutarno selaku Kasat Reskrim Polres Binjai, sudah diterbitkan.

Nurhaidah (50) warga Kelurahan Tanjunglangkat, Salapian, Langkat pun mengaku menjadi korban Azmi, dengan nilai kerugian Rp42 juta. Saat ini, kata Nurhaidah, paspor miliknya masih dipegang oleh Azmi. Rencana terbang pada Oktober tahun lalu, hingga kini tak kunjung terjadi.

“Saya mendaftar bulan Juni tahun lalu,” sambungnya.

Selain mereka, sejumlah korban lainnya yang tidak kunjung diberangkatkan, bahkan sudah tutup usia. Pengakuan itu disampaikan oleh Nur, warga Kelurahan Berngam, Binjai Kota. Korban yang gagal berangkat itu adalah ibunya bernama Siti Aminah. Nilai kerugian Nur mencapai Rp160 juta.

“Tahun 2016, ibu saya yang dijanjikan berangkat. Tapi tak juga diberangkatkan hingga beliau almarhum. Selama ini selalu kami komunikasikan. Janjinya mau dipulangkan (uang umroh), tapi enggak juga,” sambungnya.

Pantauan di rumah Azmi yang digeruduk jemaah, rumahnya terlihat mewah dengan gerbang utama berwarna cokelat. Di halaman rumah terlihat taman mini, namun tidak terlihat aktivitas. Namun ada terparkir sepeda motor.

Tetangga Azmi, seorang ibu rumah tangga bernama Dewi mengatakan, sosok Azmi dan keluarga jarang keluar rumah atau bersosialisasi. Rumah mewahnya sering tertutup rapat.

“Rumahnya jarang dibuka, tertutup rapat terus.

Paling jumpa ya cuma papasan senyum saja. Sudah ada sekitar empat tahun rumahnya dibangun. Tapi memang sudah dua tahun belakangan enggak ada dia buat acara hari raya. Dulu dia biasa mengundang warga makan-makan di rumahnya,” ungkap Dewi.

Saat berorasi di rumah mewah Azmi, jemaah menempeli gerbang dengan kertas berisi tuntutan dan segel aset Azmi. Kemudian pengunjuk rasa membubarkan diri dengan damai.

Massa sempat dikawal petugas kepolisian, dari sekitar Ruko Travel PT Al Maqbul hingga rumah mewah Azmi Syahputra.

Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Hendro Sutarno menyatakan, ada dua laporan polisi yang masuk. “Tersangkanya direktur itu (Azmi). Yang bersangkutan saat ini masuk daftar buron,” pungkasnya. (ted)

Teddy Akbari/Sumut Pos
PENIPUAN UMROH: Calon jamaah umroh PT Al Maqbul melakukan orasi di rumah pemilik usaha travel umroh tersebut, Rabu (29/8). Mereka menuding pemilik PT Al Maqbul penipu karena tak kunjung diberangkatkan ke Tanah Suci.

BINJAI – Puluhan korban yang gagal diberangkatkan ibadah haji dan umroh ke tanah suci, menggeruduk kediaman pemilik travel PT Al Maqbul, H Muhammad Azmi Syahputra (38) di Jalan Jenderal Sudirman I Nomor 7 A, Lingkungan V, Kelurahan Tangsi, Binjai Kota, Rabu (29/8) siang. Massa yang geram karena merasa ditipu dan uangnya digelapkan, menilai polisi lamban menangkap Azmi.

Sebelum menggeruduk kediaman mewah Azmi, massa yang datang dengan berjalan kaki berorasi menuding Azmi sebagai penipu. Kemudian massa bergerak ke depan Kantor Travel PT Al Maqbul, Jalan Veteran, Kelurahan Tangsi, Binjai Kota, dan berorasi di sana dengan pengeras suara.

Sejumlah tuntutan dan tudingan tertulis pada secarik kertas. Massa menyebutkan Azmi telah menipu puluhan jemaah dengan kerugian ditaksir mencapai Rp5 miliar.

Zamilah, Salah satu korban PT Al Maqbul, menyatakan dirinya telah ditipu oleh bos travel bersangkutan, dengan nilai kerugian sebesar Rp1,2 miliar. Menurut Zamilah, pihaknya selama ini telah menyediakan fasilitas untuk jemaah haji dan umrah di tanah suci, melalui PT Al Maqbul.

Namun biaya yang didahulukannya tidak kunjung tidak diganti oleh Azmi. “Tangkap pemilik PT Travel Al Maqbul. Azmi penipu. Ia tidak membayar biaya hotel untuk jemaah PT Al Maqbul yang ada di Mekkah. Totalnya Rp1,2 miliar.

Jemaah umroh juga ada yang sampai sekarang tidak diberangkatkan,” kata Zamilah. Warga Medan mengaku ditipu saat berada di Jeddah.

Pengunjuk rasa lainnya juga menuding Azmi penipu.”Kami minta polisi tangkap Azmi dan sita asetnya. Jemaah ditipu sampai Rp5 miliar,” seru mereka.

Koordinator aksi mendesak polisi menangkap Azmi, karena korbannya sudah ribuan. Apalagi, Surat Perintah Penangkapan Nomor 222/VIII/2018/Reskrim yang ditandatangani AKP Hendro Sutarno selaku Kasat Reskrim Polres Binjai, sudah diterbitkan.

Nurhaidah (50) warga Kelurahan Tanjunglangkat, Salapian, Langkat pun mengaku menjadi korban Azmi, dengan nilai kerugian Rp42 juta. Saat ini, kata Nurhaidah, paspor miliknya masih dipegang oleh Azmi. Rencana terbang pada Oktober tahun lalu, hingga kini tak kunjung terjadi.

“Saya mendaftar bulan Juni tahun lalu,” sambungnya.

Selain mereka, sejumlah korban lainnya yang tidak kunjung diberangkatkan, bahkan sudah tutup usia. Pengakuan itu disampaikan oleh Nur, warga Kelurahan Berngam, Binjai Kota. Korban yang gagal berangkat itu adalah ibunya bernama Siti Aminah. Nilai kerugian Nur mencapai Rp160 juta.

“Tahun 2016, ibu saya yang dijanjikan berangkat. Tapi tak juga diberangkatkan hingga beliau almarhum. Selama ini selalu kami komunikasikan. Janjinya mau dipulangkan (uang umroh), tapi enggak juga,” sambungnya.

Pantauan di rumah Azmi yang digeruduk jemaah, rumahnya terlihat mewah dengan gerbang utama berwarna cokelat. Di halaman rumah terlihat taman mini, namun tidak terlihat aktivitas. Namun ada terparkir sepeda motor.

Tetangga Azmi, seorang ibu rumah tangga bernama Dewi mengatakan, sosok Azmi dan keluarga jarang keluar rumah atau bersosialisasi. Rumah mewahnya sering tertutup rapat.

“Rumahnya jarang dibuka, tertutup rapat terus.

Paling jumpa ya cuma papasan senyum saja. Sudah ada sekitar empat tahun rumahnya dibangun. Tapi memang sudah dua tahun belakangan enggak ada dia buat acara hari raya. Dulu dia biasa mengundang warga makan-makan di rumahnya,” ungkap Dewi.

Saat berorasi di rumah mewah Azmi, jemaah menempeli gerbang dengan kertas berisi tuntutan dan segel aset Azmi. Kemudian pengunjuk rasa membubarkan diri dengan damai.

Massa sempat dikawal petugas kepolisian, dari sekitar Ruko Travel PT Al Maqbul hingga rumah mewah Azmi Syahputra.

Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Hendro Sutarno menyatakan, ada dua laporan polisi yang masuk. “Tersangkanya direktur itu (Azmi). Yang bersangkutan saat ini masuk daftar buron,” pungkasnya. (ted)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/