SUMUTPOS.CO – Hujan yang turun selama dua hari berturut-turut di Sumatera Utara, menyebabkan banjir meluas ke mana-mana. Jika pada Selasa (9/10), wilayah yang terkena banjir masih Kota Medan, Binjai, dan Langkat, pada Rabu (10/10), banjir meluas hingga ke Tebingtinggi. Selain itu, banjir di Langkat dan Belawan terus meluas. Ribuan rumah dan ratusan hektare sawah terendam air.
BANJIR menggenangi ribuan rumah di Komplek Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM), Kel. Sei Mati, Kec. Medan Labuhan, Rabu (10/10). Banjir berasal dari air kiriman anak sungai pembuangan kawasan industri modern (KIM). Air sungai meluap diduga karena akses saluran pembuangan air tertutup. Warga setempat pun mengalami penyakit gatal-gatal.
Salahsatu warga, Samsul Lubis mengatakan, musibah banjir yang melanda masyarakat yang umumnya buruh pelabuhan itu, bukan hanya disebabkan hujan. Tetapi juga air kiriman dari KIM. Ditambah belum adanya normalisasi drainase, belum dibangunnya penyaluran pembuangan air serta akses pintu air. “Kami sudah 2 hari kebanjiran Setiap kali hujan turun deras, kami mengalami banjir,” cetusnya.
Selama genangan air melanda pemukiman TKBM, aktivitas masyarakat terganggu. Buruh tidak pergi kerja, anak-anak tidak sekolah, dan kesehatan terganggu. “Sudah tahu banjir, sampai hari ini petugas kecamatan tidak ada yang datang. Kami sangat dirugikan. Bahkan, kami terserang penyakit gatal-gatal,” keluh Samsul.
Menurutnya, Walikota Medan sudah pernah meninjau banjir di Komplek TKBM. Walikota berjanji akan melakukan normalisasi drainase, dengan membangun pembuangan air dan pintu air. “Tapi sampai sekarang tidak jelas. Apa kami demo dulu baru diterima keluhan kami?” cetusnya kesal.
Camat Medan Labuhan, Arrahman Pane, mengatakan pihaknya sudah pernah mengeruk areal pembuangan air. Hanya saja, banjir yang datang bersamaan dengan air pasang air laut. “Akibatnya seluruh air tumpah ke wilayah itu. Bahkan, anak sungai dari KIM juga mengalir ke wilayah itu. Makanya genangan air terjadi,” terangnya.
Selain di Belawan, banjir juga melanda Kabupaten Langkat akibat meluapnya air Sungai Bengkel. Rabu (10/10), banjir merendam Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.
Menurut salah satu masyarakat Rudi, ratusan unit rumah milik warga terendam air. Ketinggian air mencapai 50 hingga 100 cm. “Banjir mulai terjadi sekitar pukul 01.00 Wib dinihari. Warga panik berhamburan menyelamatkan diri dan harta benda mereka,” kata Rudi.
Menurutnya, sejauh ini belum ada bantuan yang diturunkan dari Pemerintah Kabupaten Langkat. Sehinggga masyarakat dengan usaha sendiri mendirikan posko-posko dan dapur umum. “Selain rumah masyarakat, ratusan hektar lahan pertanian masyarakat juga rusak diterpa banjir,” terang dia.
Untuk itu, warga korban banjir berharap agar Pemkab Langkat khususnya Dinas Sosial, melakukan pendataan dan pendistribusian pasokan makanan. Karena sejauh ini masyarakat hanya bisa bertahan di posko-posko dan kantor desa.
“Kami sangat takut, banjir terus meluas dan meninggi. Karena curah hujan masih cukup tingggi,” kata beberapa warga.
Kepala Desa Ara Condong, Hasan Basri, yang turun langsung ke lokasi banjir mengatakan, sedikitnya 190 unit rumah warga terendam air. Selain itu, sedikitnya sekitar 200 hektar lahan pertanian milik masyarakat rusak terendam air. “Penyebab banjir karena air Sungai Bengkel meluap. Ketinggian air 50 sampai 100 cm, sejak Rabu dinihari,” kata Kepala Desa.
Untuk membantu meringankan masyarakat yang terkena banjir, pihaknya menjadikan kantor desa sebagai posko siaga banjir. Dalam posko itu, pihaknya melibatkan bidan desa, babinsa dan babinkamtibmas. “Langkah ini diambil guna mengantisipasi warga yang sakit. Puskesmas Karang Rejo telah menyuplai bantuan obat-obatan,” paparnya.
Selain menjadikan kantor Desa sebagai lokasi siaga banjir, Kantor Desa juga menyalurkan bantuan berupa mie instan dan telur. “Sampai sore ini belum ada bantuan dari Pemkab Langkat. Bantuan yang masuk baru dari anggota DPRD Langkat, M Bahri SH, berupa mie instan dan telur,” ungkapnya.