MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah akademisi dari perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di Medan menawarkan berbagai solusi penanganan banjir yang sering terjadi di Kota Medan.
Lesson Sihotang, dosen dari Universitas HKBP Nomensen mengatakan, solusi mengatasi banjir yakni dengan membuat sistem drainase yang representatif dan terpadu. Sehingga, mampu mengatasi luapan curah hujan. Selain itu, dibutuhkan pembangunan wadukn
minimal empat waduk untuk wilayah timur, barat, utara dan selatan.
“Penanganan banjir harus komprehensif, selain sistem drainase yang terkoneksi dengan baik juga perlu dibangun waduk. Waduk yang dibangun setidaknya ada empat,” ungkap rapat bulanan Dewan Riset Daerah (DRD) Kota Medan yang digelar di Balai Kota baru-baru ini.
Usulan senada disampaikan Rektor UMSU Dr Agussani. Kata dia, perlu dilakukan perbaikan dan penataan drainase secara menyeluruh disertai dengan perawatan. Lalu, diikuti pembangunan waduk kota serta terowongan terintegrasi dan pemenuhan ruang terbuka hijau (RTH) 30 persen dari luas Kota Medan.
Hal berbeda diutarakan akademisi dari USU Dr Muryanto Amin. Ia menawarkan solusi penyusunan blue print penanggulangan banjir dalam program revitalisasi infrastruktur dan budaya pengelolaan sampah masyarakat.
Selain itu, melakukan revitalisasi dan pengembangan infrastruktur tersier, seperti parit dan lubang inlet secara masif. “Tak hanya itu, melakukan percepatan relokasi penduduk di sekitar pinggiran sungai untuk menjaga kebersihan aliran sungai,” sebutnya.
Pendapat yang hampir sama disampaikan Prof Dr R Hamdani Harahap dari Fakultas Teknik USU. Menurutnya, solusi banjir di Kota Medan dapat diatasi dengan melakukan pencegahan meluapnya banjir dengan tanggul. Lalu, melakukan normalisasi sungai dan parit serta mengurangi genangan air dengan pompa serta sistem drainase yang baik dan penghijauan serta reboisasi di daerah aliran sungai.
Kepala Balitbang Kota Medan Marasutan menyatakan, seluruh masukan yang disampaikan dalam rapat bulanan ini selanjutnya akan dirangkum dan disampaikan kepada Wali Kota. Dikatakannya, topik rapat bulanan kali ini dipilih persoalan banjir dan solusi mengatasinya.
Sebab, curah hujan cukup di Kota Medan saat ini cukup tinggi sehingga timbul genangan air.
“Dari hasil rapat yang dilakukan, solusi banjir dilakukan dengan menyusun blue print (kerangka kerja terperinci), pelebaran dan pendalaman drainase, pembangunan waduk/kolam retensi, pembangunan terowongan terintegrasi, pemenuhan RTH serta relokasi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai,” ujarnya.
Di samping itu, lanjut Marasutan, langkah itu perlu didukung edukasi masyarakat melalui penegakan Perda No.6 /2015 tentang pengelolaan persampahan, sosialisasi budaya hidup bersih dan sehat, mengajak masyarakat rutin gotong royong serta setiap melakukan pembangunan harus memiliki Surat Izin Mendirikan Bangunan (SIMB).”Semoga masukan yang diberikan dapat membantu menyelesaikan masalah genangan air maupun banjir yang terjadi di Kota Medan selama ini,” harapnya.