GUNUNGSITOLI, SUMUTPOS.CO – Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia (Menkumham)RI, Yasonna H Laoly meresmikan Tugu Gempa dan Tugu Durian yang baru selesai dibangun oleh Pemerintah Kota Gunungsitoli.
Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti kedua tugu di Taman Yaahowu, Kelurahan Pasar, Kota Gunungsitoli, Kamis (6/12).
Pada kesempatan itu, Yasonna Hamonangan Laoly mengajak para hadirin untuk sejenak mengheningkan cipta mengingat dan mendoakan arwah para sanak keluarga dan saudara-saudara yang telah menjadi korban bencana. Kemudian dilanjutkan peletakan karangan Bunga berwarna putih di depan tugu.
Tak jauh dari lokasi tugu gempa di Jalan Gomo, Pusat Kota Gunungsitoli, rombongan kemudian menuju area Taman Ya’ahowu untuk melaksanakan peresmian Tugu Durian, salah satu ikon Kota diharapkan dapat menjadi daya tarik wisatawan.
Walikota Gunungsitoli, Ir Lakhomizaro Zebua dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas pembangunan tugu yang dapat terselesaikan dengan baik. “Tugu Gempa ini dibangun untuk mengenang kejadian gempa dahsyat 8,3 SR yang melanda kepulauan Nias pada tanggal 28 Maret 2005 silam. Kita harapkan Tugu Gempa ini menjadi sarana pengingat bagi masyarakat Kepulauan Nias, agar senantiasa selalu menjaga kewaspadaan serta meningkatkan kepekaan terhadap mitigasi bencana”,ujar Lakhomizaro.
Dikatakannya, pembangunan tugu durian adalah bukti keseriusan Pemerintah Kota Gunungsitoli untuk memajukan pembangunan di sektor kepariwisataan. Dengan banyaknya opsi tujuan wisata yang menarik yang dapat ditawarkan di Kota Gunungsitoli, sehingga minat wisatawan untuk mau datang berkunjung ke Kota Gunungsitoli semakin bertambah. “Durian akan menjadi bagian dari promosi pariwisata Kota Gunungsitoli, kita akan laksanakan event rutin Festival Durian tiap tahun”,tandasnya.
Menteri Hukum dan HAM RI, Yasonna H Laoly mengapresiasi Pemerintah Kota Gunungsitoli dalam meningkatkan daya tarik wisatawan. Ia mengatakan, ikon Kota mempunyai peranan penting dalam hal memperkenalkan potensinya kepada masyarakat luas.
“Saya harapkan, Pemko Gunungsitoli dan Kabupaten lainnya di Kepulauan Nias terus berbenah, ciptakan agenda rutin tahunan terkait pariwisata. Hal ini semata-mata agar pariwisata di Kepulauan Nias dapat maju dan tumbuh serta memberikan dampak yang siginifikan bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat”,ujarnya.
Menurut Yasonna, durian adalah keunikan tersendiri yang menjadi berkah bagi masyarakat Nias. Jika dibandingkan dengan durian varietas unggul lain seperti Musang King yang sudah lebih dulu terkenal, maka soal kualitas rasa, durian Nias tidak jauh berbeda.
Pada kesempatan ini, ia meminta masyarakat membudidayakan durian yang sebelumnya tumbuh dengan sendirinya di hutan-hutan Nias, untuk menghasilkan varietas bibit yang lebih unggul.
“Saya ini termasuk penggemar durian, di Jakarta durian Nias sudah sangat terkenal kualitasnya. Rasa durian Nias ini tidak jauh beda dengan durian Malaysia, lezatnya, enaknya hampir sama”,Kata Yasonna.
Usai penandatanganan Prasasti Peresmian Tugu Peringatan Gempa dan Tugu Durian, oleh Menkum dan Ham RI dan Walikota Gunungsitoli, acara kemudian dilanjutkan dengan makan durian bersama. sebagai bentuk rasa syukur dan sebuah penegasan bahwa durian Nias memang memiliki kualitas rasa yang enak, lezat dan tidak kalah saing dengan durian dari daerah lainnya.
Kegiatan ini disambut dengan sangat antusias oleh para hadirin dan undangan serta masyarakat yang turut hadir dan bergembira, atas diresmikannya kedua tugu ini yang telah menjadi ikon kebanggaan bersama masyarakat Kota Gunungsitoli yang Maju, Nyaman, dan Berdaya saing. (mag-5/han)