32.8 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

Limbah Pabrik Dibuang ke Sungai Padang

Foto: SOPIAN/SUMUT POS
PANEN: Puluhan warga di pinggir Sungai Padang menangkap ikan yang mengapung karena tercemar limbah sawit.

TEBINGTINGGI SUMUTPOS.CO -Masyarakat di seputaran aliran Sungai Padang ketiban rejeki. Mereka memanen ikan yang mengapung, akibat limbah perusahaan pengolahan sawit dibuang ke sungai, Sabtu (12/5) sore.

Dengan menggunakan jaring dan tanggok, warga mulai dari anak-anak dan orang dewasa menangkap ikan seperti Ikan Mas, Ikan Paitan, Ikan Sibaro, Ikan Tampah dan Ikan Baung. Tak tanggung, seorang warga bisa memanen ikan hingga 40 kg.

Menurut warga, ribuan ikan mengapung karena air Sungai Padang telah dicemari limbah dari pengolahan sawit yang berada di hulu sungai.

“Awalnya air sungai menghitam, kemudian ikan ikan mabuk dan mengapung, ada juga yang mati. Melihat itu, warga pun ramai-ramai menangkap ikan itu,”ungkap Subur (49).

Dengan kondisi tersebut, Zulfan (38) warga Jalan Bulian, Kota Tebingtinggi sangat mengutuk keras perusahaan yang membuang limbah ke Sungai Padang. Sebab, ribuan ikan  mati dan ekosistem Sungai Padang sudah tercemar zat kimia.

“Kami meminta petugas kepolisian dan Dinas Lingkungan Hidup untuk melakukan penyelidikan terkait dugaan pihak perusahaan ada membuang limbah sawit ke dalam Sungai Padang, pemilik perusahaan harus ditindak sesuai dengan undang undang lingkungan hidup,”jelasnya.

Bukan hanya ikan ikan Sungai Padang saja yang mati, kelompok tani ikan yang berada di sekitar Kelurahan Bulian, Kota Tebingtinggi merugi hingga ratusan juta rupiah. Sebab, keramba apung yang berisi ikan mas, ikan dan patin mati.

Pemilik keramba apung, Mahdin (45) mengaku mengalami kerugian puluhan juta, karena ikan ikan peliharaannya mati pada usia kecil dan gagal panen.

Bahkan Mahdin mengaku, dirinya sangat kecewa dengan pihak perusahaan pengolahan sawit yang sembarangan membuang limbah ke dalam Sungai Padang. “Rugi puluhan juta, padahal ikan baru berumur sebulan,”terang Mahdin, Minggu (13/5).

Sementara itu, Kepala Seksi Dinas Ketapang dan Perikanan Kota Tebingtinggi, Merlyn mengaku dirinya mendapatkan laporan ikan milik kelompok tani mati akibat pencemaran limbah sawit. Atas kejadian ini, pihaknya telah mengambil sampel air Sungai Padang untuk di teliti di laboratorium.

Merlyn juga berharap, agar pihak kepolisian mengungkap dan menangkap segera pelaku pembuangan limbah sawit tersebut.

Sementara Kasubbag Humas Polres Tebingtinggi AKP MT Sagala mengatakan mendapatkan informasi dari masyarakat, pihaknya langsung melakukan penyelidikan. “Atas dugaan pencemaran sungai ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan,”jelasnya.

Sedangkan Direktur PDAM Tirta Bulian Kota Tebingtinggi, Ewin Putra SE mengatakan pihaknya terpaksa mematikan mesin pengolahan air bersih di semua WTP untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan karena aliran sungai padang tercemar limbah sawit, warga masyarakat sebagai pelanggan air bersih untuk bisa memahami hal ini, karena kita takut air nanti tidak layak dikonsumsi. “Satu hari saja kita tidak distribusikan air bersih kepada pelanggan, tetapi hari Minggu (13/5), masyarakat bisa kembali menikmati air bersih,”jelasnya. (ian/han)

Foto: SOPIAN/SUMUT POS
PANEN: Puluhan warga di pinggir Sungai Padang menangkap ikan yang mengapung karena tercemar limbah sawit.

TEBINGTINGGI SUMUTPOS.CO -Masyarakat di seputaran aliran Sungai Padang ketiban rejeki. Mereka memanen ikan yang mengapung, akibat limbah perusahaan pengolahan sawit dibuang ke sungai, Sabtu (12/5) sore.

Dengan menggunakan jaring dan tanggok, warga mulai dari anak-anak dan orang dewasa menangkap ikan seperti Ikan Mas, Ikan Paitan, Ikan Sibaro, Ikan Tampah dan Ikan Baung. Tak tanggung, seorang warga bisa memanen ikan hingga 40 kg.

Menurut warga, ribuan ikan mengapung karena air Sungai Padang telah dicemari limbah dari pengolahan sawit yang berada di hulu sungai.

“Awalnya air sungai menghitam, kemudian ikan ikan mabuk dan mengapung, ada juga yang mati. Melihat itu, warga pun ramai-ramai menangkap ikan itu,”ungkap Subur (49).

Dengan kondisi tersebut, Zulfan (38) warga Jalan Bulian, Kota Tebingtinggi sangat mengutuk keras perusahaan yang membuang limbah ke Sungai Padang. Sebab, ribuan ikan  mati dan ekosistem Sungai Padang sudah tercemar zat kimia.

“Kami meminta petugas kepolisian dan Dinas Lingkungan Hidup untuk melakukan penyelidikan terkait dugaan pihak perusahaan ada membuang limbah sawit ke dalam Sungai Padang, pemilik perusahaan harus ditindak sesuai dengan undang undang lingkungan hidup,”jelasnya.

Bukan hanya ikan ikan Sungai Padang saja yang mati, kelompok tani ikan yang berada di sekitar Kelurahan Bulian, Kota Tebingtinggi merugi hingga ratusan juta rupiah. Sebab, keramba apung yang berisi ikan mas, ikan dan patin mati.

Pemilik keramba apung, Mahdin (45) mengaku mengalami kerugian puluhan juta, karena ikan ikan peliharaannya mati pada usia kecil dan gagal panen.

Bahkan Mahdin mengaku, dirinya sangat kecewa dengan pihak perusahaan pengolahan sawit yang sembarangan membuang limbah ke dalam Sungai Padang. “Rugi puluhan juta, padahal ikan baru berumur sebulan,”terang Mahdin, Minggu (13/5).

Sementara itu, Kepala Seksi Dinas Ketapang dan Perikanan Kota Tebingtinggi, Merlyn mengaku dirinya mendapatkan laporan ikan milik kelompok tani mati akibat pencemaran limbah sawit. Atas kejadian ini, pihaknya telah mengambil sampel air Sungai Padang untuk di teliti di laboratorium.

Merlyn juga berharap, agar pihak kepolisian mengungkap dan menangkap segera pelaku pembuangan limbah sawit tersebut.

Sementara Kasubbag Humas Polres Tebingtinggi AKP MT Sagala mengatakan mendapatkan informasi dari masyarakat, pihaknya langsung melakukan penyelidikan. “Atas dugaan pencemaran sungai ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan,”jelasnya.

Sedangkan Direktur PDAM Tirta Bulian Kota Tebingtinggi, Ewin Putra SE mengatakan pihaknya terpaksa mematikan mesin pengolahan air bersih di semua WTP untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan karena aliran sungai padang tercemar limbah sawit, warga masyarakat sebagai pelanggan air bersih untuk bisa memahami hal ini, karena kita takut air nanti tidak layak dikonsumsi. “Satu hari saja kita tidak distribusikan air bersih kepada pelanggan, tetapi hari Minggu (13/5), masyarakat bisa kembali menikmati air bersih,”jelasnya. (ian/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/