SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Elpi Manik (26) dilaporkan menghilang dari rumahnya, Jumat (21/12) sekira Pukul 17.00 WIB. Keesokan harinya, jasad warga Huta Lumban Buntu, Nagori Laras Dua, Kecamatan Siantar itu ditemukan mengapung di dalam saluran irigasi.
Sebelum ditemukan tewas, korban yang berprofesi sebagai guru diketahui keluar bersama seorang pria berinisial SRS (28), Kamis (20/12) sekira pukul 19.00 WIB.
Keduanya berencana akan menuju Kota Pematangsiantar untuk nongkrong di sebuah warung kopi (Warkop). Tepatnya di belakang Bank Indonesia. Sekira pukul 22.00 WIB, korban diantarkan kembali kerumahnya. Setibanya di rumah, korban masih sempat mengirimkan pesan via aplikasi WA ke SRS. Namun saat dibalas oleh SRS, tidak kunjung dibalas oleh korban.
Keesokan harinya, SRS dihubungi oleh adiknya yang merupakan teman korban berinisial WS (24). WS yang juga seorang guru, meminta SRS agar mendatangi korban secara rahasia, karena korban tidak kunjung masuk kerja hingga Pukul 10.00 WIB. Mendapat kabar itu, SRS pun langsung mendatangi rumah korban. Namun ternyata, rumah korban dalam keadaan tertutup rapat.
Saat dipanggil dari luar, tidak kunjung mendapatkan jawaban. Selanjutnya, SRS pun kembali menghubungi WS dan memberitahukan bahwa korban tidak berada di rumah. Karena penasaran, SRS dan adiknya WS, sekira pukul 13.00 WIB, kembali mendatangi rumah korban yang masih dalam keadaan terkunci dan tertutup rapat.
Tak kunjung ditemukan, sekira pukul 15.30 WIB, SRS menghubungi adik korban Veronika Manik untuk menanyakan keberadaan korban. Namun, sang adik juga tidak mengetahuinya dan meminta kepada SRS agar menghubungi para jiran tetangga untuk mendobrak pintu rumah korban.
Kemudian bersama para warga, SRS pun berusaha menggedor pintu dengan memanggil korban sebelum mendobrak. Saat dilakukan pengecekan pintu belakang, ternyata dalam keadaan terbuka. Melihat pintu dalam keadaan terbuka, SRS bersama warga pun langsung masuk ke dalam rumah. Namun korban juga kunjung ditemukan.
Saat berada di dalam rumah itulah, SRS dan para warga menemukan adanya bercak darah di lantai, anting dan beberapa helai rambut di lantai rumah korban. Melihat hal itu, Pangulu Laras Dua yang juga saat itu berada di lokasi rumah korban bersama warga langsung melaporkannya ke pihak Polsek Bangun.
Tak lama, polisi tiba dan langsung melakukan olah TKP disaksikan oleh para warga. Selanjutnya, polisi pun melakukan penyelidikan lebih lanjut. Akhirnya, korban ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di dalam saluran irigasi, Sabtu (22/12) sekira pukul 14.30 WIB. Tepatnya di Huta II Nagori Laras Dua, Kecamatan Siantar.
Rellum Sagala (41) adalah orang yang pertama kali menemukan korban. Saat itu, ia hendak memasukkan air ke kolam miliknya. Namun, Rellum terkejut saat melihat mayat korban saat hendak membuka riol yangmengarah ke kolamnya.
Melihat temuan itu, dirinya pun langsung melaporkannya kepada Gamot Huta Lumban Buntu dan diteruskan kepada pihak kepolisian sektor Bangun.
“Korban ini merupakan Elpi Manik yang sebelumnya dilaporkan hilang dari rumahnya. Saat ini kita akan melakukan evakuasi terhadap jasanya ke RSUD Djasamen Saragih,” kata Kapolsek Bangun AKP Putra Jani Purba SH di lokasi penemuan korban.
Putra juga menegaskan, korban dibunuh. “Hari ini kami masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Nanti akan kami kabari lebih lanjut,” terang Putra, Minggu (23/12) sekira pukul 16.00 WIB.
Pernyataan Kapolsek tersebut, merupakan temuan bukti awal di lapangan. Seperti informasi yang dihimpun, di TKP rumah korban adanya bercak darah di lantai, anting dan beberapa helai rambut di lantai rumah korban. Selain itu, seorang saksi mengaku, saat korban pergi bersama SRS ada pria yang melihatnya. Pria itu merupakan mantan kekasih korban. (adi/esa/smg/ala)