26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Awas Longsor Susulan, Jembatan Sidua-dua Kembali Ditimbun Longsor

LONGSOR LAGI: Kapolsek Parapat AKP Bambang Priyatno (paling kiri) saat meninjau longsor yang kembali memutus akses ke kawasan wisata Parapat, Jumat (11/1).

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Sempat normal selama sepakan, arus lalu lintas Pematangsiantar-Parapat kembali terganggu. Material longsor kembali menimbun Jembatan Siduadua, Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Jumat (11/1), sekitar pukul 14.30 WIB. Longsor inilah merupakan yang kedelapan kali terjadi dalam sebulan terakhirn

SAMA seperti longsor sebelumnya, menurut Kapolsek Parapat AKP Bambang Priyatno, longsor ini terjadi di saat cuaca cerah. Dia pun memprediksi, longsor susulan masih akan terjadi. “Diperkirakan bakal ada longsor susulan. Karena ada tanah yang menyangkut di jalur longsor. Jadi tanah itu sudah menanti,” ujar Bambang.

Sebagai langkah awal, kata Bambang, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas PU untuk sesegera mungkin mengevakuasi material longsor dari Jembatan Sidua-dua. Untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas, terpaksa dilakukan rekayasa seperti saat longsor sebelumnya terjadi. “Kita juga sudah memasang rambu-rambu longsor dan masih memberlakukan satu arah untuk menghindari kemacetan,” ujarnya.

Menurutnya, kenderaan yang datang dari Pematangsiantar menuju Parapat dialihkan melalui Simpang Palang keluar Girsang dan sebaliknya. “Arus lalulintas kembali diatur seperti longsor sebelumnya karena dikhawatirkan longsor susulan terjadi lagi dan membahayakan pengguna jalan melintas,” ujar Bambang.

Bambang juga belum dapat memastikan kapan arus lalulintas kembali normal dan untuk sementara police line sudah dipasang di sekitar jalab longsor.

Camat Girsang Sipanganbolon, Boas Manik menjelaskan, hingga saat ini pihaknya kembali melakukan pembersihan. Sejumlah alat berat dan personel gabungan diterjunkan. “Hingga sore ini saya masih di lokasi. Melakukan pembersihan,” katanya, Jumat (11/1) sore.

Boas mengatakan, jalur yang tertutup longsor hanya satu jembatan. Sehingga, pihaknya bersama kepolisian melakukan sistem buka tutup jalur. “Setiap satu jam sekali dibuka dan ditutup untuk proses pembersihan,” ungkapnya.

Poldasu Masih Kumpulkan Bukti

Kabar yang dihimpun, jalur yang menghubungkan Kota Pematangsiantar dan Parapat Danau Toba itu mengalami kemacetan panjang. Kendaraan harus mengantri untuk menunggu giliran melintas.

Banyak dugaan yang mencuat terkait berulangnya longsor terjadi. Mulai dari pembalakan liar, hingga kondisi perbukitan yang tidak ditanami warga dengan tanaman.

Namun, berdasarkan temuan penyelidikan yang dilakukan oleh Polda Sumut, diduga terjadi pembalakan hutan lindung yang menyebabkan longsornya lumpur ke bawah Jembatan Siduadua yang merupakan aliran sungai.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Sumut, Kombes Pol Rony Samtana Putra yang dikonfirmasi mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan. Ia mengatakan tim dari Subdit IV/Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) masih berada di Simalungun mengumpulkan bukti-bukti soal adanya dugaan pembalakan hutan lindung.

“Tim kita masih berada di lokasi, di Simalungun. Mereka kumpulkan bukti-bukti keterangan soal dugaan pembalakan hutan lindung dengan mengumpulkan keterangan-keterangan dari sejumlah pihak,” kata Rony.

Ditreskrimsus Polda Sumut juga sedang berkoordinasi dengan Satreskrim Polrestabes Simalungun. Ia pun membenarkan soal itu. “Kemarin Kasat Reskrim Polres Simalungun datang ke kita memberikan informasi-informasi perihal penyelidikan kami di sana. Artinya saat ini masih dikerjakan nanti kalau sudah ada perkembangan akan kita ungkap,” katanya.

Sebagaimana diberitakan, longsor yang terjadi di jembatan Sidua-dua Kecamatan Girsang Sipanganbolon Kabupaten Simalungun berdasarkan hasil penyelidikan Polda Sumut diduga kuat akibat perambahan hutan yang terjadi di hulu sungai. Dari hasil amatan yang dilakukan Subdit IV/Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumut, memang kawasan yang diduga dirambah itu masuk dalam kawasan hutan lidung.

Kasubdit IV/Tipiter Ditreskrimsus Polda Sumut, AKBP Herzoni Saragih sebelumnya mengatakan, memang dari lokasi jembatan itu tidak sampai 1 kilometer sudah masuk ke dalam kawasan hutan lindung. Dan di dekatnya ada pemukiman warga, Desa Bangun Dolok.

“Jadi setelah kita petakan dan lihat lokasinya, memang dari Jembatan Sidua-dua itu ada kawasan hutan lindung, jaraknya tidak jauh sekira kuranglebih 800 meter. Nah, di kawasan hutan lindung yang kita duga terjadi perambahan ada pemukiman warga,” ungkap ketika ditemui Sumut Pos di ruang kerjanya Senin (7/1) lalu.

Ia menyebut, di dekat pemukiman warga ada juga hutan lindung yang sudah berubah menjadi perladangan yang dibuat oleh warga. “Indikasi awal kita sepertinya ini warga yang membuka lahan untuk dijadikan ladang mereka. Tapi ini masih penyelidikan awal, kita masih kumpulkan data-datanya terlebih dulu,” terangnya.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk turun ke lapangan mengecek langsung dugaan pembalakan hutan lindung yang menyebabkan longsor di turun dan menutupi Jembatan Siduadua. “Kita akan koordinasi terlebih dahulu dengan Dinas Kehutan Provinsi Sumut untuk turun ke sana melakukan pengecekan, mengumpulkan bukti-bukti dan mencari tahu siapa yang melakukan perambahan hutan di kawasan hutan lindung itu,” terangnya. (dvs/bbs/adz)

LONGSOR LAGI: Kapolsek Parapat AKP Bambang Priyatno (paling kiri) saat meninjau longsor yang kembali memutus akses ke kawasan wisata Parapat, Jumat (11/1).

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Sempat normal selama sepakan, arus lalu lintas Pematangsiantar-Parapat kembali terganggu. Material longsor kembali menimbun Jembatan Siduadua, Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Jumat (11/1), sekitar pukul 14.30 WIB. Longsor inilah merupakan yang kedelapan kali terjadi dalam sebulan terakhirn

SAMA seperti longsor sebelumnya, menurut Kapolsek Parapat AKP Bambang Priyatno, longsor ini terjadi di saat cuaca cerah. Dia pun memprediksi, longsor susulan masih akan terjadi. “Diperkirakan bakal ada longsor susulan. Karena ada tanah yang menyangkut di jalur longsor. Jadi tanah itu sudah menanti,” ujar Bambang.

Sebagai langkah awal, kata Bambang, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas PU untuk sesegera mungkin mengevakuasi material longsor dari Jembatan Sidua-dua. Untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas, terpaksa dilakukan rekayasa seperti saat longsor sebelumnya terjadi. “Kita juga sudah memasang rambu-rambu longsor dan masih memberlakukan satu arah untuk menghindari kemacetan,” ujarnya.

Menurutnya, kenderaan yang datang dari Pematangsiantar menuju Parapat dialihkan melalui Simpang Palang keluar Girsang dan sebaliknya. “Arus lalulintas kembali diatur seperti longsor sebelumnya karena dikhawatirkan longsor susulan terjadi lagi dan membahayakan pengguna jalan melintas,” ujar Bambang.

Bambang juga belum dapat memastikan kapan arus lalulintas kembali normal dan untuk sementara police line sudah dipasang di sekitar jalab longsor.

Camat Girsang Sipanganbolon, Boas Manik menjelaskan, hingga saat ini pihaknya kembali melakukan pembersihan. Sejumlah alat berat dan personel gabungan diterjunkan. “Hingga sore ini saya masih di lokasi. Melakukan pembersihan,” katanya, Jumat (11/1) sore.

Boas mengatakan, jalur yang tertutup longsor hanya satu jembatan. Sehingga, pihaknya bersama kepolisian melakukan sistem buka tutup jalur. “Setiap satu jam sekali dibuka dan ditutup untuk proses pembersihan,” ungkapnya.

Poldasu Masih Kumpulkan Bukti

Kabar yang dihimpun, jalur yang menghubungkan Kota Pematangsiantar dan Parapat Danau Toba itu mengalami kemacetan panjang. Kendaraan harus mengantri untuk menunggu giliran melintas.

Banyak dugaan yang mencuat terkait berulangnya longsor terjadi. Mulai dari pembalakan liar, hingga kondisi perbukitan yang tidak ditanami warga dengan tanaman.

Namun, berdasarkan temuan penyelidikan yang dilakukan oleh Polda Sumut, diduga terjadi pembalakan hutan lindung yang menyebabkan longsornya lumpur ke bawah Jembatan Siduadua yang merupakan aliran sungai.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Sumut, Kombes Pol Rony Samtana Putra yang dikonfirmasi mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan. Ia mengatakan tim dari Subdit IV/Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) masih berada di Simalungun mengumpulkan bukti-bukti soal adanya dugaan pembalakan hutan lindung.

“Tim kita masih berada di lokasi, di Simalungun. Mereka kumpulkan bukti-bukti keterangan soal dugaan pembalakan hutan lindung dengan mengumpulkan keterangan-keterangan dari sejumlah pihak,” kata Rony.

Ditreskrimsus Polda Sumut juga sedang berkoordinasi dengan Satreskrim Polrestabes Simalungun. Ia pun membenarkan soal itu. “Kemarin Kasat Reskrim Polres Simalungun datang ke kita memberikan informasi-informasi perihal penyelidikan kami di sana. Artinya saat ini masih dikerjakan nanti kalau sudah ada perkembangan akan kita ungkap,” katanya.

Sebagaimana diberitakan, longsor yang terjadi di jembatan Sidua-dua Kecamatan Girsang Sipanganbolon Kabupaten Simalungun berdasarkan hasil penyelidikan Polda Sumut diduga kuat akibat perambahan hutan yang terjadi di hulu sungai. Dari hasil amatan yang dilakukan Subdit IV/Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumut, memang kawasan yang diduga dirambah itu masuk dalam kawasan hutan lidung.

Kasubdit IV/Tipiter Ditreskrimsus Polda Sumut, AKBP Herzoni Saragih sebelumnya mengatakan, memang dari lokasi jembatan itu tidak sampai 1 kilometer sudah masuk ke dalam kawasan hutan lindung. Dan di dekatnya ada pemukiman warga, Desa Bangun Dolok.

“Jadi setelah kita petakan dan lihat lokasinya, memang dari Jembatan Sidua-dua itu ada kawasan hutan lindung, jaraknya tidak jauh sekira kuranglebih 800 meter. Nah, di kawasan hutan lindung yang kita duga terjadi perambahan ada pemukiman warga,” ungkap ketika ditemui Sumut Pos di ruang kerjanya Senin (7/1) lalu.

Ia menyebut, di dekat pemukiman warga ada juga hutan lindung yang sudah berubah menjadi perladangan yang dibuat oleh warga. “Indikasi awal kita sepertinya ini warga yang membuka lahan untuk dijadikan ladang mereka. Tapi ini masih penyelidikan awal, kita masih kumpulkan data-datanya terlebih dulu,” terangnya.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk turun ke lapangan mengecek langsung dugaan pembalakan hutan lindung yang menyebabkan longsor di turun dan menutupi Jembatan Siduadua. “Kita akan koordinasi terlebih dahulu dengan Dinas Kehutan Provinsi Sumut untuk turun ke sana melakukan pengecekan, mengumpulkan bukti-bukti dan mencari tahu siapa yang melakukan perambahan hutan di kawasan hutan lindung itu,” terangnya. (dvs/bbs/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/