26.7 C
Medan
Friday, May 17, 2024

15% Warga Sumut Minum Obat

rozi/sumut pos KAKI GAJAH: Seorang warga Medan Labuhan penderita kaki gajah, beberapa waktu lalu.
rozi/sumut pos
KAKI GAJAH: Seorang warga Medan Labuhan penderita kaki gajah, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Mendukung program Kementerian Kesehatan yakni Bulan Eliminasi Kaki Gajah yang dicanangkan mulai 1 Oktober 2015 lalu, Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Sumut) menurunkan semua petugas kesehatan di daerah endemis. Dari 1,7 juta penduduk yang menjadi target, 15% dinyatakan telah minum obat kombinasi Diethil Calbanasin Citrate dan Albendazole.

“Eliminasi penyakit kaki gajah atau filariasis di Sumut berjalan cukup baik. Sejak dimulai Kamis (1/10) hingga Rabu (7/10) dari 1,7 juta penduduk yang menjadi target, 15% telah minum obat,” ujar Kabid Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut Hikmed kepada wartawan, Rabu (7/10).

Katanya, semua petugas kesehatan di daerah endemis telah diturunkan, baik ke sentra kesehatan, umum maupun pendidikan. Diantaranya Kabupaten Batubara, Serdang Bedagai (Sergai), Tapanuli Selatan (Tapsel), Labuhanbatu Utara (Labura) dan Kota Gunung Sitoli.

“Kita juga mendirikan posko di setiap sekolah daerah endemis. Termasuk juga di pusat keramaian termasuk Posyandu, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Kantor Kelurahan, serta Kantor Desa,” ujarnya.

Dalam pelaksanaan, sambungnya, petugas kesehatan juga dibantu oleh kader yang sebelumnya sudah dilatih untuk pemberian obat massal yang dikirimkan oleh pemerintah pusat. Untuk para kader dan tenaga medis yang membantu, kabupaten/kota diharapkan menganggarkan dananya.

“Terlebih nanti dana untuk pelatihan lanjutan. Karena obat ini, bukan hanya diberikan sekali. Tapi setiap bulan Oktober warga di daerah endemis akan diberikan obat. Atau sebanyak 5 kali sampai 2019 mendatang,” katanya.

Untuk itu, dukungan kebijakan  yang efektif,  dukungan sumber daya, serta dukungan operasional untuk menggerakkan seluruh komponen masyarakat, terutama dari pemerintah daerah. (put/azw)

rozi/sumut pos KAKI GAJAH: Seorang warga Medan Labuhan penderita kaki gajah, beberapa waktu lalu.
rozi/sumut pos
KAKI GAJAH: Seorang warga Medan Labuhan penderita kaki gajah, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Mendukung program Kementerian Kesehatan yakni Bulan Eliminasi Kaki Gajah yang dicanangkan mulai 1 Oktober 2015 lalu, Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Sumut) menurunkan semua petugas kesehatan di daerah endemis. Dari 1,7 juta penduduk yang menjadi target, 15% dinyatakan telah minum obat kombinasi Diethil Calbanasin Citrate dan Albendazole.

“Eliminasi penyakit kaki gajah atau filariasis di Sumut berjalan cukup baik. Sejak dimulai Kamis (1/10) hingga Rabu (7/10) dari 1,7 juta penduduk yang menjadi target, 15% telah minum obat,” ujar Kabid Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut Hikmed kepada wartawan, Rabu (7/10).

Katanya, semua petugas kesehatan di daerah endemis telah diturunkan, baik ke sentra kesehatan, umum maupun pendidikan. Diantaranya Kabupaten Batubara, Serdang Bedagai (Sergai), Tapanuli Selatan (Tapsel), Labuhanbatu Utara (Labura) dan Kota Gunung Sitoli.

“Kita juga mendirikan posko di setiap sekolah daerah endemis. Termasuk juga di pusat keramaian termasuk Posyandu, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Kantor Kelurahan, serta Kantor Desa,” ujarnya.

Dalam pelaksanaan, sambungnya, petugas kesehatan juga dibantu oleh kader yang sebelumnya sudah dilatih untuk pemberian obat massal yang dikirimkan oleh pemerintah pusat. Untuk para kader dan tenaga medis yang membantu, kabupaten/kota diharapkan menganggarkan dananya.

“Terlebih nanti dana untuk pelatihan lanjutan. Karena obat ini, bukan hanya diberikan sekali. Tapi setiap bulan Oktober warga di daerah endemis akan diberikan obat. Atau sebanyak 5 kali sampai 2019 mendatang,” katanya.

Untuk itu, dukungan kebijakan  yang efektif,  dukungan sumber daya, serta dukungan operasional untuk menggerakkan seluruh komponen masyarakat, terutama dari pemerintah daerah. (put/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/