26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Dugaan Malapraktik RSUD Pirngadi Medan, Tim Dokter Akui Tak Patah Tangan

ISTIMEWA/SUMUT POS
Edison Peranginangin

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Teka-teki tentang kondisi tangan Nadya Syafitri, saat dibawa ke RSUD Pirngadi Medan terjawab sudah. Pihak tim medis RSUD Pirngadi Medan yang menanganinya, mengakui bahwa hasil rontgen bahwa tulang tangan wanita pengemudi ojek online itu tidaklah patah.

“Ya memang hasilnya tidak patah, maka hanya dilakukan tindakan pembersihan terhadap luka di tangan pasien dan dilakukan tindakan ‘Back Slab’ untuk mengurangi rasa nyeri dan pergerakan tangan yang berlebihan. Selain itu juga tidak ditemukan jaringan yang rusak, artinya jaringan pada tangan pasien masih berfungsi dengan baik,” ucap Humas RSUD Pirngadi Medan, Edison Peranginangin kepada Sumut Pos, Senin (18/3) siang.

Ditanya soal tindakan ‘Back Slab’ yang dilakukan tim dokter adalah prosudur yang salah untuk pasien yang tidak mengalami patah tulang, Edison pun membantahnya. “Kalau ada dokter lain yang bilang kalau pasien yang tulang tangannya tidak patah lantas tak perlu di ‘Back Slab’, ya konfirmasi saja kedokter itu. Dokter di sini mungkin punya penilaian sendiri,” tegas Edison.

Edison tak mau pihaknya disalahkan karena Nadya Syafitri juga hanya datang sebanyak dua kali ke RSUD Pirngadi. “Dia (Nadya Syafitri) hanya datang berobat sebanyak dua kali. Pertama tanggal 25 Januari dan tanggal 29 Januari. Setelah itu dianjurkan datang lagi untuk kontrol ulang tapi dia tak kunjung datang, entah kemana dia berobat, ya kami tidak tahu,” ungkap Edison.

Seperti diketahui, Nadya Syafitri mengalami kecelakaan pada 22 Januari 2019 lalu. Wanita 19 tahun yang berprofesi sebagai pengemudi ojek Online itu awalnya ingin mengantarkan orderan ke jalan Cemara Medan. Dijalan, Nadya terjatuh dari sepeda motornya karena menghindari batu. Saat ingin bangkit, truk pengangkut pasir yang ada didepannya justru melindas tangan kanannya.

Kemudian, Nadya pun dibawa ke klinik terdekat. Namun melihat kondisi tangan kananya yang parah karena terlindas truk, pihak klinik kemudian menganjurkannya untuk berobat ke RSUD Pirngadi Medan.

Di RSUD Pirngadi Medan, tangan Nadya dirontgen. Hasil rontgen menyatakan bahwa kondisi tulang tangan kanannya tidak patah. Namun para tim medis yang berada di UGD Rumah Sakit Pirngadi malah memperlakukan tangannya seperti patah. Tangan Nadya dibalut dengan perban lalu di ‘Back Slab’ dengan papan.

Beberapa hari setelah itu, Nadya kembali lagi ke Rumah Sakit Pirngadi Medan untuk melakukan check up dan sempat mengeluhkan kalau tangannya menjadi sangat gatal dan juga merasakan sakit yang sangat luar biasa. Setelah kontrol hari kedua tersebut, ia mendapati kondisi tangannya bukan bertambah baik tetapi semakin parah malah melepuh.

Akhirnya Nadya berpindah rumah sakit, diapun memeriksakan tangannya yang telah melepuh ke rumah sakit USU. Disana, dokter menyarankan agar tangan Nadya untuk segera diamputasi. Menurut dokter tangan Nadya yang tidak patah tulang seharusnya tidak di ‘Back Slab’ yang mengakibatkan tangannya infeksi dan harus diamputasi.

Karena tangan Nadya disebut mengalami kerusakan syaraf, akhirnya dia dirujuk ke RS Putri Hijau. Dokter dirunah sakit Putri Hijau sependapat dengan dokter di Rumah Sakit USU, tangan Nadya akhirnya diamputasi. (mag-1/ila)

ISTIMEWA/SUMUT POS
Edison Peranginangin

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Teka-teki tentang kondisi tangan Nadya Syafitri, saat dibawa ke RSUD Pirngadi Medan terjawab sudah. Pihak tim medis RSUD Pirngadi Medan yang menanganinya, mengakui bahwa hasil rontgen bahwa tulang tangan wanita pengemudi ojek online itu tidaklah patah.

“Ya memang hasilnya tidak patah, maka hanya dilakukan tindakan pembersihan terhadap luka di tangan pasien dan dilakukan tindakan ‘Back Slab’ untuk mengurangi rasa nyeri dan pergerakan tangan yang berlebihan. Selain itu juga tidak ditemukan jaringan yang rusak, artinya jaringan pada tangan pasien masih berfungsi dengan baik,” ucap Humas RSUD Pirngadi Medan, Edison Peranginangin kepada Sumut Pos, Senin (18/3) siang.

Ditanya soal tindakan ‘Back Slab’ yang dilakukan tim dokter adalah prosudur yang salah untuk pasien yang tidak mengalami patah tulang, Edison pun membantahnya. “Kalau ada dokter lain yang bilang kalau pasien yang tulang tangannya tidak patah lantas tak perlu di ‘Back Slab’, ya konfirmasi saja kedokter itu. Dokter di sini mungkin punya penilaian sendiri,” tegas Edison.

Edison tak mau pihaknya disalahkan karena Nadya Syafitri juga hanya datang sebanyak dua kali ke RSUD Pirngadi. “Dia (Nadya Syafitri) hanya datang berobat sebanyak dua kali. Pertama tanggal 25 Januari dan tanggal 29 Januari. Setelah itu dianjurkan datang lagi untuk kontrol ulang tapi dia tak kunjung datang, entah kemana dia berobat, ya kami tidak tahu,” ungkap Edison.

Seperti diketahui, Nadya Syafitri mengalami kecelakaan pada 22 Januari 2019 lalu. Wanita 19 tahun yang berprofesi sebagai pengemudi ojek Online itu awalnya ingin mengantarkan orderan ke jalan Cemara Medan. Dijalan, Nadya terjatuh dari sepeda motornya karena menghindari batu. Saat ingin bangkit, truk pengangkut pasir yang ada didepannya justru melindas tangan kanannya.

Kemudian, Nadya pun dibawa ke klinik terdekat. Namun melihat kondisi tangan kananya yang parah karena terlindas truk, pihak klinik kemudian menganjurkannya untuk berobat ke RSUD Pirngadi Medan.

Di RSUD Pirngadi Medan, tangan Nadya dirontgen. Hasil rontgen menyatakan bahwa kondisi tulang tangan kanannya tidak patah. Namun para tim medis yang berada di UGD Rumah Sakit Pirngadi malah memperlakukan tangannya seperti patah. Tangan Nadya dibalut dengan perban lalu di ‘Back Slab’ dengan papan.

Beberapa hari setelah itu, Nadya kembali lagi ke Rumah Sakit Pirngadi Medan untuk melakukan check up dan sempat mengeluhkan kalau tangannya menjadi sangat gatal dan juga merasakan sakit yang sangat luar biasa. Setelah kontrol hari kedua tersebut, ia mendapati kondisi tangannya bukan bertambah baik tetapi semakin parah malah melepuh.

Akhirnya Nadya berpindah rumah sakit, diapun memeriksakan tangannya yang telah melepuh ke rumah sakit USU. Disana, dokter menyarankan agar tangan Nadya untuk segera diamputasi. Menurut dokter tangan Nadya yang tidak patah tulang seharusnya tidak di ‘Back Slab’ yang mengakibatkan tangannya infeksi dan harus diamputasi.

Karena tangan Nadya disebut mengalami kerusakan syaraf, akhirnya dia dirujuk ke RS Putri Hijau. Dokter dirunah sakit Putri Hijau sependapat dengan dokter di Rumah Sakit USU, tangan Nadya akhirnya diamputasi. (mag-1/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/