26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

The Kaldera Toba Nomadic Escape, Fasilitas Berkelas Dunia: Ada Helipad

istimewa
BERKELAS: The Kaldera Toba Nomadic Escape di Desa Pardamean Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Lokasi ini akan menjadi destinasi wisata baru yang menawarkan nuansa alam dengan fasilitas berkelas dunia.

MEDAN, SUMUPOS.CO – Danau Toba akan semakin memesona dengan hadirnya The Kaldera Toba Nomadic Escape di Desa Pardamean Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara. Lokasi itu akan menjadi destinasi wisata baru yang menawarkan nuansa alam berkelas dunia.

Hingga kini pembangunan The Kaldera Nomadic Escape terus dikebut. Rencananya, destinasi berkonsep Nomadic Tourism itu dilaunching Menteri Pariwisata Arief Yahya pada Kamis (4/4) mendatang.

Pembangunan Toba Nomadic Escape di lahan zona otorita ini dilakukan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) sejak awal 2019 lalu. Pembangunan ini dilaksanakan setelah proses penyerahan sertifikat hak pengelolaan (HPL) tahap I seluas 279 hektar dari 386,72 hektar, pada Desember 2018 lalu.

Direktur Utama (Dirut) BPODT, Arie Prasetyo mengungkapkan, pelaksanaan pembangunan dilakukan secara berkelanjutan. Saat ini, lahan baru digunakan sekitar 2 hektar. Nantinya, kawasan ini akan terintegrasi dengan Toba Caldera Reserve, Sibisa Airport dan Desa Wisata Sigapiton untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan.

“Saat ini, kami bersama tim lapangan sedang proses finishing yang ditargetkan selesai akhir Maret. Kemudian dilanjutkan dengan test commissioning, penyiapan logistik untuk event launching, finalisasi lansekap, lighting ambience, serta artwork,” ucap Arie kepada wartawan di Medan, Minggu (31/3) siang.

Pembangunan The Kaldera Nomadic Escape ini, di bawah arahan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kementerian Pariwisata, dengan mengawali pembangunan Sibisa Integrated Resort yang juga Kawasan Pariwisata Destinasi Danau Toba.

“Untuk launching, kita sudah menyiapkan 10 buah bell tents dan dua unit kabin untuk tamu yang akan menginap. Menteri Pariwisata Arief Yahya dijadwalkan akan membuka destinasi digital ini pada 4 April 2019. Destinasi ini dibangun di lahan perintisan lebih kurang 1,5 hektar dengan menghabiskan anggaran pembangunan fisik Rp5 miliar,” ungkap Arie.

Arie menjelaskan, Site Plan Nomadic Tourism ini didesain memiliki fasilitas area-area camping ground yang nantinya bisa dinikmati wisatawan seperti Nomadic Bubble Tent, Nomadic Cabin, Nomadic Caravan Park, dan Nomadic Bell Tent. Di lahan ini juga sudah memiliki fasilitas helipad yang bisa digunakan sebagai akses khusus tamu VIP.

“Destinasi ini akan menjawab kebutuhan kita akan destinasi berkualitas di Danau Toba. Konsep nomadic sangat tepat di terapkan di Danau Toba. Dan kita harus memaksimalkan potensi yang ada di sana,” tutur Arie.

Pada acara launching 4 April nanti, panitia sudah menyiapkan berbagai atraksi. Ada Toba Coffee Show yang menampilkan Lisa & Leo Organic Coffee, salah satu Q Processor tingkat dunia. Dalam 10 tahun belakangan Lisa & Leo Organic Coffee telah ekspor kopi berkualitas dari Simalungun ke coffee shop beken di Amerika, Eropa dan Australia, termasuk Blue Bottle Coffee. “Ada pula Toba Gastronomy Show yang menghadirkan fine dining ala hotel bintang lima dengan view spektakuler lembah Sigapiton dan Danau Toba,” pungkasnya.

Diketahui, lokasi The Kaldera Nomadic Escape ini tidak terlalu jauh. Posisinya hanya 20 menit dari Parapat, atau sekitar 1 jam 30 menit dari Balige. The Kaldera Nomadic Escape ini juga berjarak 2 jam dari Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), dan hanya 10 menit dari Bandara Sibisa.

Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Nomadic Kementerian Pariwisata, Waizly Darwin, mengungkapkan The Kaldera Nomadic Escape merupakan amenitas wisata kembara (nomadic tourism) yang dikembangkan oleh Badan Pelaksana Otorita Danau Toba. Darwin menjelaskan, nantinya The Kaldera Nomadic Escape ini akan menyediakan amenitas berupa 15 tenda belt, 2 cabin, 2 tenda bubble, 1 ecopod, dan area parkir untuk Camper Van.

“Destinasi ini sangat lengkap. Fasilitas lain yang ada di The Kaldera Nomadic Escape adalah Kaldera Ampiteathre, dengan kapasitas 250 orang, Kaldera Plaza, Kaldera Stage, Kaldera Hill, juga 2 toilet,” ungkap Darwin.

Segmen utama wisatawan adalah para nomad, milenial, dan family. Selain wisatawan nusantara, wisatawan mancanegara yang menjadi target adalah dari Malaysia, Singapura dan Eropa.

“The Kaldera memiliki view yang mempesona. Dari lokasi, kita bisa melihat indahnya Desa Wisata Sigapiton yang berlokasi di lembah di bawah The Kaldera, diapit bukit di kanan dan kiri dengan pemandangan Danau Toba dan Pulau Samosir di kejauhan. Diperkirakan The Kaldera dapat menampung 50 wisatawan yang menginap di fasilitas glampingnya,” tandas Waizly.

Harus Kompak untuk Danau Toba

Dari sisi ekonomi, Bank Indonesia (BI) ikut mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah maupun nasional dalam membangun potensi pariwisata untuk menyumbang devisa bagi negara ini. “Kita sangat bangga, karena Sumatera Utara yakni Danau Toba menjadi salah satu destinasi wisata nasional, jadi kita dorong,” ungkap Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi kepada wartawan, Minggu (31/3).

Rosmaya menjelaskan,di tahun 2019 ini BI fokus mendorong pembangunan prioritas empat destinasi ‘Bali Baru’ yakni Danau Toba, Borobudur, Labuhan Bajo dan Mandalika. Untuk itu, dia mengajak seluruh pihak terkait ikut terlibat dan berkontribusi. “Tapi, dalam rapat daerah dan nasional, daerah sudah bagus (pariwisatanya) kita dorong lagi. Dimana itu, di Jakarta, mengarah ke Kota Tua. Kemudian, kita dorong Banyuwangi, Bali dan beberapa wisata yang baik,” jelas Rosmaya.

Dari data yang ada, menurutnya, wisata kita tidak kalah baik dengan negara-negara lainnya. Akan tetapi, harus didorong dengan sejumlah program yang sudah dibuat untuk dilaksanakan. Dengan membangun akses, atraksi dan amenitas. Kemudian, promosi dan pelaku bisnis. “Kita sebut 3A dan 2P, yaitu akses, untuk tempat wisata yang bagus, aksesnya nggak ada seperti jalan rusak, penerbangan tidak ada. Tapi, untuk Danau Toba sudah bagus. A, kedua atraksi. Kalau sudah datang tempat indah. Tidak ada event-event, makanya data kita peroleh hunian hotel turis itu, 1,7 hari. Artinya, gak dua malam. Mari untuk Danau Toba kita ciptakan peluang,” ungkap Rosmaya.

Ia mengakui, Turki dan Thailand mengelola pariwisata dengan baik. Atas hal itu, kedua negara tersebut memiliki cadangan devisi berasal dari sektor pariwisata. Hal ini, menjadi acuan dalam pembangunan pariwisata dalam negeri. “ Turki dan Thailand kuat pariwisatanya. Untuk BI mendorong terus pengembangan pariwisata. A-nya satu lagi, Amenitas adalah kebersihan, keramahan. Dimana keramahan kita tidak merata seperti di Bali sudah siap,” tutur Rosmaya.

Rosmaya menambahkan, pariwisata sangat mendorong pertumbuhan perekonomian rakyat, daerah hingga nasional. Dipastikan, dengan potensi keindahan alam Indonesia menjadi nilai utama, yang tidak dimiliki negara mana pun di dunia ini.

“Kemudian 2P. P pertamanya promosi, jadi semua pihak terkait. Kita dorong Indonesia dari Promosi, dari mulut ke mulut. Kita harus kompak semua ini ya. Kemudian P keduanya, pelaku bisnis, bagaimana pembiayaan. Dimana, ada pariwisata didorong untuk memproduksi hasil-hasil karyanya dari UMKM disekitarnya,” pungkasnya. (gus)

istimewa
BERKELAS: The Kaldera Toba Nomadic Escape di Desa Pardamean Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Lokasi ini akan menjadi destinasi wisata baru yang menawarkan nuansa alam dengan fasilitas berkelas dunia.

MEDAN, SUMUPOS.CO – Danau Toba akan semakin memesona dengan hadirnya The Kaldera Toba Nomadic Escape di Desa Pardamean Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara. Lokasi itu akan menjadi destinasi wisata baru yang menawarkan nuansa alam berkelas dunia.

Hingga kini pembangunan The Kaldera Nomadic Escape terus dikebut. Rencananya, destinasi berkonsep Nomadic Tourism itu dilaunching Menteri Pariwisata Arief Yahya pada Kamis (4/4) mendatang.

Pembangunan Toba Nomadic Escape di lahan zona otorita ini dilakukan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) sejak awal 2019 lalu. Pembangunan ini dilaksanakan setelah proses penyerahan sertifikat hak pengelolaan (HPL) tahap I seluas 279 hektar dari 386,72 hektar, pada Desember 2018 lalu.

Direktur Utama (Dirut) BPODT, Arie Prasetyo mengungkapkan, pelaksanaan pembangunan dilakukan secara berkelanjutan. Saat ini, lahan baru digunakan sekitar 2 hektar. Nantinya, kawasan ini akan terintegrasi dengan Toba Caldera Reserve, Sibisa Airport dan Desa Wisata Sigapiton untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan.

“Saat ini, kami bersama tim lapangan sedang proses finishing yang ditargetkan selesai akhir Maret. Kemudian dilanjutkan dengan test commissioning, penyiapan logistik untuk event launching, finalisasi lansekap, lighting ambience, serta artwork,” ucap Arie kepada wartawan di Medan, Minggu (31/3) siang.

Pembangunan The Kaldera Nomadic Escape ini, di bawah arahan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kementerian Pariwisata, dengan mengawali pembangunan Sibisa Integrated Resort yang juga Kawasan Pariwisata Destinasi Danau Toba.

“Untuk launching, kita sudah menyiapkan 10 buah bell tents dan dua unit kabin untuk tamu yang akan menginap. Menteri Pariwisata Arief Yahya dijadwalkan akan membuka destinasi digital ini pada 4 April 2019. Destinasi ini dibangun di lahan perintisan lebih kurang 1,5 hektar dengan menghabiskan anggaran pembangunan fisik Rp5 miliar,” ungkap Arie.

Arie menjelaskan, Site Plan Nomadic Tourism ini didesain memiliki fasilitas area-area camping ground yang nantinya bisa dinikmati wisatawan seperti Nomadic Bubble Tent, Nomadic Cabin, Nomadic Caravan Park, dan Nomadic Bell Tent. Di lahan ini juga sudah memiliki fasilitas helipad yang bisa digunakan sebagai akses khusus tamu VIP.

“Destinasi ini akan menjawab kebutuhan kita akan destinasi berkualitas di Danau Toba. Konsep nomadic sangat tepat di terapkan di Danau Toba. Dan kita harus memaksimalkan potensi yang ada di sana,” tutur Arie.

Pada acara launching 4 April nanti, panitia sudah menyiapkan berbagai atraksi. Ada Toba Coffee Show yang menampilkan Lisa & Leo Organic Coffee, salah satu Q Processor tingkat dunia. Dalam 10 tahun belakangan Lisa & Leo Organic Coffee telah ekspor kopi berkualitas dari Simalungun ke coffee shop beken di Amerika, Eropa dan Australia, termasuk Blue Bottle Coffee. “Ada pula Toba Gastronomy Show yang menghadirkan fine dining ala hotel bintang lima dengan view spektakuler lembah Sigapiton dan Danau Toba,” pungkasnya.

Diketahui, lokasi The Kaldera Nomadic Escape ini tidak terlalu jauh. Posisinya hanya 20 menit dari Parapat, atau sekitar 1 jam 30 menit dari Balige. The Kaldera Nomadic Escape ini juga berjarak 2 jam dari Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), dan hanya 10 menit dari Bandara Sibisa.

Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Nomadic Kementerian Pariwisata, Waizly Darwin, mengungkapkan The Kaldera Nomadic Escape merupakan amenitas wisata kembara (nomadic tourism) yang dikembangkan oleh Badan Pelaksana Otorita Danau Toba. Darwin menjelaskan, nantinya The Kaldera Nomadic Escape ini akan menyediakan amenitas berupa 15 tenda belt, 2 cabin, 2 tenda bubble, 1 ecopod, dan area parkir untuk Camper Van.

“Destinasi ini sangat lengkap. Fasilitas lain yang ada di The Kaldera Nomadic Escape adalah Kaldera Ampiteathre, dengan kapasitas 250 orang, Kaldera Plaza, Kaldera Stage, Kaldera Hill, juga 2 toilet,” ungkap Darwin.

Segmen utama wisatawan adalah para nomad, milenial, dan family. Selain wisatawan nusantara, wisatawan mancanegara yang menjadi target adalah dari Malaysia, Singapura dan Eropa.

“The Kaldera memiliki view yang mempesona. Dari lokasi, kita bisa melihat indahnya Desa Wisata Sigapiton yang berlokasi di lembah di bawah The Kaldera, diapit bukit di kanan dan kiri dengan pemandangan Danau Toba dan Pulau Samosir di kejauhan. Diperkirakan The Kaldera dapat menampung 50 wisatawan yang menginap di fasilitas glampingnya,” tandas Waizly.

Harus Kompak untuk Danau Toba

Dari sisi ekonomi, Bank Indonesia (BI) ikut mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah maupun nasional dalam membangun potensi pariwisata untuk menyumbang devisa bagi negara ini. “Kita sangat bangga, karena Sumatera Utara yakni Danau Toba menjadi salah satu destinasi wisata nasional, jadi kita dorong,” ungkap Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi kepada wartawan, Minggu (31/3).

Rosmaya menjelaskan,di tahun 2019 ini BI fokus mendorong pembangunan prioritas empat destinasi ‘Bali Baru’ yakni Danau Toba, Borobudur, Labuhan Bajo dan Mandalika. Untuk itu, dia mengajak seluruh pihak terkait ikut terlibat dan berkontribusi. “Tapi, dalam rapat daerah dan nasional, daerah sudah bagus (pariwisatanya) kita dorong lagi. Dimana itu, di Jakarta, mengarah ke Kota Tua. Kemudian, kita dorong Banyuwangi, Bali dan beberapa wisata yang baik,” jelas Rosmaya.

Dari data yang ada, menurutnya, wisata kita tidak kalah baik dengan negara-negara lainnya. Akan tetapi, harus didorong dengan sejumlah program yang sudah dibuat untuk dilaksanakan. Dengan membangun akses, atraksi dan amenitas. Kemudian, promosi dan pelaku bisnis. “Kita sebut 3A dan 2P, yaitu akses, untuk tempat wisata yang bagus, aksesnya nggak ada seperti jalan rusak, penerbangan tidak ada. Tapi, untuk Danau Toba sudah bagus. A, kedua atraksi. Kalau sudah datang tempat indah. Tidak ada event-event, makanya data kita peroleh hunian hotel turis itu, 1,7 hari. Artinya, gak dua malam. Mari untuk Danau Toba kita ciptakan peluang,” ungkap Rosmaya.

Ia mengakui, Turki dan Thailand mengelola pariwisata dengan baik. Atas hal itu, kedua negara tersebut memiliki cadangan devisi berasal dari sektor pariwisata. Hal ini, menjadi acuan dalam pembangunan pariwisata dalam negeri. “ Turki dan Thailand kuat pariwisatanya. Untuk BI mendorong terus pengembangan pariwisata. A-nya satu lagi, Amenitas adalah kebersihan, keramahan. Dimana keramahan kita tidak merata seperti di Bali sudah siap,” tutur Rosmaya.

Rosmaya menambahkan, pariwisata sangat mendorong pertumbuhan perekonomian rakyat, daerah hingga nasional. Dipastikan, dengan potensi keindahan alam Indonesia menjadi nilai utama, yang tidak dimiliki negara mana pun di dunia ini.

“Kemudian 2P. P pertamanya promosi, jadi semua pihak terkait. Kita dorong Indonesia dari Promosi, dari mulut ke mulut. Kita harus kompak semua ini ya. Kemudian P keduanya, pelaku bisnis, bagaimana pembiayaan. Dimana, ada pariwisata didorong untuk memproduksi hasil-hasil karyanya dari UMKM disekitarnya,” pungkasnya. (gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/