28 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Jelang Bulan Suci Ramadan di TPU, Pembersih Makam Musiman Ketiban Rejeki

SOPIAN/SUMUT POS
PEMBERSIH MAKAM: Kumpulan anak-anak pembersih makam musiman berkumpul menunggu peziarah yang datang ke TPU.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Tradisi berziarah kekuburan jelang memasuki bulan suci Ramadan menambah penghasilan rupiah bagi pembersih kuburan di sejumlah Tempat Pemakaman Umum (TPU).

Pemandangan ini tampak di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bandar Sono di Jalan Sisingamangaraja Kota Tebingtinggi, Minggu (28/4).

Selain para pembersih makam, sejumlah anak-anak juga dan pengemis serta pedagang bunga dadakan mengambil kesempatan meraup rupiah dari warga yang dating berziarah.

TPU yang mulai di padati oleh para peziarah di Kota Tebingtinggi selain TPU Bandar Sono, warga mulai memadati TPU Kampung Durian di Jalan Ahmad Yani dan TPU Sarkawi Kampung Keling Jalan HM Yamin Kota Tebingtinggi.

TPU Bandar Sono yang terletak di Jalan SM Raja Kota Tebingtinggi memang mempunyai ciri khas tersendiri saat datangnya bulan suci Ramadan.

Pasalnya, di TPU ini bukan saja diramaikan oleh para peziarah, tetapi para pencari rezeki musiman seperti anak-anak pembersih makam pedagang bunga sekaligus air rempah wewangian dan ngumpulnya para pengemis.

Salah seorang anak pembersih makam, Frans (9) bocah pelajar Sekolah Dasar (SD) hanya memerlukan peralatan pembersih yaitu cangkul dan arit, untuk membersihkan makam dari rerumputan hingga semak belukar yang menutupi makam. Frans mengaku usai pulang sekolah bisa mendapatkan upah mulai dari Rp 30.000 hingga Rp50.000 per harinya.

“Saya dua tahun belakangan ini menjadi pembersih makam musiman, pendapatan perharinya tergantung dengan banyaknya peziarah yang datang,”ungkap Frans dengan senyum.

Frans bersama teman-temannya tidak saling berebutan para peziarah, karena mereka memasang tim untuk saling bergantian sehingga tidak terjadi keributan di antara teman-teman.

“Setiap tim terdiri dari 3 orang anak, perlengkapan cangkul dan arit harus disiapkan,”kata Frans.

Ungkap Frans kembali pemberian oleh para peziarah kepada pembersih kuburan tidak dipatokkan, tetapi sesuai dengan hasil tawar menawar, bahkan para peziarah dengan ikhlas memberikan uangnya kalau mereka merasa senang.

“Ada juga yang memberikan Rp2.000 dan ada juga Rp20.000 per makam yang penting mereka (peziarah) bisa senang dengan kami dan tidak merasa terganggu,”ujar Frans.

Keberuntungan ini juga berpihak kepada para pengemis, Sulaiman dengan kondisi buta mata berharap belas kasihan pengunjung mengaku dalam seharinya bisa mendapatkan penghasilan mulai Rp 15.000 hingga Rp30.000. “Keberuntungan ini saya dapat setahun sekali, itupun apabila datangnya bulan suci Ramadan,”katanya.

Salah seorang peziarah, Hartono (42) bersama istrinya warga Kota Medan sengaja datang ke Kota Tebingtinggi untuk berziarah ke makam orangtuanya yang sudah meninggal, menanggapi anak-anak pembersih kuburan yang ramai, dia tidak ambil pusing dan bahkan katanya, dia bisa terbantu untuk bisa membersihkan makam orangtuanya dari rerumputan.

“Kehadiran anak-anak pembersih kuburan musiman itu biasa saja dan tidak mengganggu para peziarah, bahkan justru kita bisa terbantu. Untuk uang yang harus kita keluarkan untuk membayar mereka tidak memaksa jumlah, yah tergantung ihklas kita saja,”beber Hartono. (ian/han)

SOPIAN/SUMUT POS
PEMBERSIH MAKAM: Kumpulan anak-anak pembersih makam musiman berkumpul menunggu peziarah yang datang ke TPU.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Tradisi berziarah kekuburan jelang memasuki bulan suci Ramadan menambah penghasilan rupiah bagi pembersih kuburan di sejumlah Tempat Pemakaman Umum (TPU).

Pemandangan ini tampak di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bandar Sono di Jalan Sisingamangaraja Kota Tebingtinggi, Minggu (28/4).

Selain para pembersih makam, sejumlah anak-anak juga dan pengemis serta pedagang bunga dadakan mengambil kesempatan meraup rupiah dari warga yang dating berziarah.

TPU yang mulai di padati oleh para peziarah di Kota Tebingtinggi selain TPU Bandar Sono, warga mulai memadati TPU Kampung Durian di Jalan Ahmad Yani dan TPU Sarkawi Kampung Keling Jalan HM Yamin Kota Tebingtinggi.

TPU Bandar Sono yang terletak di Jalan SM Raja Kota Tebingtinggi memang mempunyai ciri khas tersendiri saat datangnya bulan suci Ramadan.

Pasalnya, di TPU ini bukan saja diramaikan oleh para peziarah, tetapi para pencari rezeki musiman seperti anak-anak pembersih makam pedagang bunga sekaligus air rempah wewangian dan ngumpulnya para pengemis.

Salah seorang anak pembersih makam, Frans (9) bocah pelajar Sekolah Dasar (SD) hanya memerlukan peralatan pembersih yaitu cangkul dan arit, untuk membersihkan makam dari rerumputan hingga semak belukar yang menutupi makam. Frans mengaku usai pulang sekolah bisa mendapatkan upah mulai dari Rp 30.000 hingga Rp50.000 per harinya.

“Saya dua tahun belakangan ini menjadi pembersih makam musiman, pendapatan perharinya tergantung dengan banyaknya peziarah yang datang,”ungkap Frans dengan senyum.

Frans bersama teman-temannya tidak saling berebutan para peziarah, karena mereka memasang tim untuk saling bergantian sehingga tidak terjadi keributan di antara teman-teman.

“Setiap tim terdiri dari 3 orang anak, perlengkapan cangkul dan arit harus disiapkan,”kata Frans.

Ungkap Frans kembali pemberian oleh para peziarah kepada pembersih kuburan tidak dipatokkan, tetapi sesuai dengan hasil tawar menawar, bahkan para peziarah dengan ikhlas memberikan uangnya kalau mereka merasa senang.

“Ada juga yang memberikan Rp2.000 dan ada juga Rp20.000 per makam yang penting mereka (peziarah) bisa senang dengan kami dan tidak merasa terganggu,”ujar Frans.

Keberuntungan ini juga berpihak kepada para pengemis, Sulaiman dengan kondisi buta mata berharap belas kasihan pengunjung mengaku dalam seharinya bisa mendapatkan penghasilan mulai Rp 15.000 hingga Rp30.000. “Keberuntungan ini saya dapat setahun sekali, itupun apabila datangnya bulan suci Ramadan,”katanya.

Salah seorang peziarah, Hartono (42) bersama istrinya warga Kota Medan sengaja datang ke Kota Tebingtinggi untuk berziarah ke makam orangtuanya yang sudah meninggal, menanggapi anak-anak pembersih kuburan yang ramai, dia tidak ambil pusing dan bahkan katanya, dia bisa terbantu untuk bisa membersihkan makam orangtuanya dari rerumputan.

“Kehadiran anak-anak pembersih kuburan musiman itu biasa saja dan tidak mengganggu para peziarah, bahkan justru kita bisa terbantu. Untuk uang yang harus kita keluarkan untuk membayar mereka tidak memaksa jumlah, yah tergantung ihklas kita saja,”beber Hartono. (ian/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/