30.5 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Tewas Jadi 75, Terkubur 300

Status Darurat Pascagempa

CHRISTCHURCH-Selandia Baru masih berduka pasca gempa 6,3 Skala Richter (SR) yang meluluhlantakkan Kota Christchurch Selasa siang waktu setempat (22/2). Proses pencarian dan evakuasi korban masih terus berlangsung. Korban tewas yang semula 65 orang bertambah jadi 75 orang. Kemarin (23/2), status negara darurat diberlakukan.
Selain menewaskan sedikitnya 75 orang, gempa yang terjadi pada jam makan siang itu membuat tidak kurang dari 300 orang raib. “Kota ini porak-poranda. Mayat-mayat bergelimpangan di jalan,” kata Komisaris (polisi), Russell Gibson seperti dikutip BBC.

Sejauh ini, lanjut dia, sekitar 500 orang yang tergabung dalam tim penyelamat sudah berhasil mengevakuasi 48 korban selamat dari balik reruntuhan.

Kemarin, setelah melakukan penyisiran selama sekitar 24 jam, tim penyelamat mulai bergeser dari kompleks perkantoran dekat Canterbury Television. “Melihat kondisinya, saya yakin tidak ada yang masih bisa bertahan. Maka, penyisiran dilanjutkan ke lokasi lain,” ujar Inspektur Dave Lawry, komandan kepolisian Christchurch, sembari beranjak dari puing-puing markas Canterbury Television.

Selain meratakan markas stasiun televisi independen itu dengan tanah, gempa juga meruntuhkan gedung-gedung bertingkat lainnya di Christchurch. Sejauh mata memandang, nyaris tidak ada gedung tinggi yang masih tegak berdiri. Hampir semuanya rata dengan tanah. Kondisi tersebut membuat tugas tim penyelamat semakin berat. Sebab, mereka harus menggali reruntuhan untuk mencari korban selamat.

Kondisi di Christchurch diperparah munculnya serangkaian gempa susulan kemarin. Gedung-gedung yang selamat dari guncangan gempa Selasa siang lalu pun mulai goyah. Reruntuhan gedung bertingkat yang mungkin mengubur sejumlah orang hidup-hidup pun semakin remuk-redam. Tim penyelamat pun harus bekerja ekstra keras untuk mengevakuasi para korban. Baik yang masih hidup atau yang sudah mati.

Tak ingin jumlah korban terus bertambah, Perdana Menteri (PM) John Key pun langsung mendeklarasikan status negara darurat. Pengumuman itu dia sampaikan usai rapat kabinet di Kota Wellington kemarin pagi. Politikus yang menghabiskan masa kecilnya di Christchurch memerintahkan kepada seluruh lembaga pemerintah di tingkat pusat dan daerah mengoordinasikan penanggulangan bencana.

“Seluruh warga Selandia Baru turut merasakan duka kalian. Segala sesuatunya akan menjadi lebih baik. Christchurch akan bangkit kembali,”paparnya dalam pesan khusus untuk warga Christchurch, seperti dilansir Agence France-Presse.

Kemarin, Key juga mengimbau agar seluruh kantor pemerintah dan fasilitas umum mengibarkan bendera setengah tiang untuk mengenang para korban.  Jam malam juga diberlakukan di beberapa kawasan yang dilanda kerusakan terparah.

Petugas terpaksa memasang garis polisi di beberapa lokasi yang dianggap rawan. Kota berpenduduk sekitar 350.000 jiwa itu pun seperti kota mati. Warga sengaja berkumpul di  tempatpenampungan dan wilayah yang aman. (hep/dos/jpnn)

Status Darurat Pascagempa

CHRISTCHURCH-Selandia Baru masih berduka pasca gempa 6,3 Skala Richter (SR) yang meluluhlantakkan Kota Christchurch Selasa siang waktu setempat (22/2). Proses pencarian dan evakuasi korban masih terus berlangsung. Korban tewas yang semula 65 orang bertambah jadi 75 orang. Kemarin (23/2), status negara darurat diberlakukan.
Selain menewaskan sedikitnya 75 orang, gempa yang terjadi pada jam makan siang itu membuat tidak kurang dari 300 orang raib. “Kota ini porak-poranda. Mayat-mayat bergelimpangan di jalan,” kata Komisaris (polisi), Russell Gibson seperti dikutip BBC.

Sejauh ini, lanjut dia, sekitar 500 orang yang tergabung dalam tim penyelamat sudah berhasil mengevakuasi 48 korban selamat dari balik reruntuhan.

Kemarin, setelah melakukan penyisiran selama sekitar 24 jam, tim penyelamat mulai bergeser dari kompleks perkantoran dekat Canterbury Television. “Melihat kondisinya, saya yakin tidak ada yang masih bisa bertahan. Maka, penyisiran dilanjutkan ke lokasi lain,” ujar Inspektur Dave Lawry, komandan kepolisian Christchurch, sembari beranjak dari puing-puing markas Canterbury Television.

Selain meratakan markas stasiun televisi independen itu dengan tanah, gempa juga meruntuhkan gedung-gedung bertingkat lainnya di Christchurch. Sejauh mata memandang, nyaris tidak ada gedung tinggi yang masih tegak berdiri. Hampir semuanya rata dengan tanah. Kondisi tersebut membuat tugas tim penyelamat semakin berat. Sebab, mereka harus menggali reruntuhan untuk mencari korban selamat.

Kondisi di Christchurch diperparah munculnya serangkaian gempa susulan kemarin. Gedung-gedung yang selamat dari guncangan gempa Selasa siang lalu pun mulai goyah. Reruntuhan gedung bertingkat yang mungkin mengubur sejumlah orang hidup-hidup pun semakin remuk-redam. Tim penyelamat pun harus bekerja ekstra keras untuk mengevakuasi para korban. Baik yang masih hidup atau yang sudah mati.

Tak ingin jumlah korban terus bertambah, Perdana Menteri (PM) John Key pun langsung mendeklarasikan status negara darurat. Pengumuman itu dia sampaikan usai rapat kabinet di Kota Wellington kemarin pagi. Politikus yang menghabiskan masa kecilnya di Christchurch memerintahkan kepada seluruh lembaga pemerintah di tingkat pusat dan daerah mengoordinasikan penanggulangan bencana.

“Seluruh warga Selandia Baru turut merasakan duka kalian. Segala sesuatunya akan menjadi lebih baik. Christchurch akan bangkit kembali,”paparnya dalam pesan khusus untuk warga Christchurch, seperti dilansir Agence France-Presse.

Kemarin, Key juga mengimbau agar seluruh kantor pemerintah dan fasilitas umum mengibarkan bendera setengah tiang untuk mengenang para korban.  Jam malam juga diberlakukan di beberapa kawasan yang dilanda kerusakan terparah.

Petugas terpaksa memasang garis polisi di beberapa lokasi yang dianggap rawan. Kota berpenduduk sekitar 350.000 jiwa itu pun seperti kota mati. Warga sengaja berkumpul di  tempatpenampungan dan wilayah yang aman. (hep/dos/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/