29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Antispasi Dampak Buruk Kabut Asap, Wagubsu Imbau Sekolah Diliburkan

PEKAT Kabut asap terlihat pekat di fly over Amplas, Minggu (22/9). Masyarakat diimbau untuk menggunakan masker jika beraktivitas di luar ruangan.

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Untuk mengantisipasi dampak buruk kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Selain itu, Pemkab dan Pemko se-Sumut diimbau untuk meliburkan sekolah, khususnya untuk tingkat TK/PAUD dan SD.

Wakil Gubernur Sumut (Wagubsu) Musa Rajekshah menyampaikan, berdasarkan informasi dari BMKG, kepekatan kabut asap pada Selasa (24/9) pagi, sudah menurun dibandingkan Senin (23/9) kemarin. Namun melihat arah angin dan titik panas (hotspot) yang ada di Provinsi Riau, kabut asap masih berpotensi meningkat lagi dan berdampak buruk terhadap kesehatan.

“Untuk itu, sebagaimana instruksi gubernur, kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Sumut untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan senantiasa mengenakan masker jika harus ke luar rumah. Dampak dari bertambahnya kabut asap ini, kemungkinan akan terasa sore atau malam ini,” kata Wagubsu Musa Rajekshah dalam konferensi pers di Ruang VIP, Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, Selasa (24/9).

Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Riadil Akhir Lubis, Kepala Dinas Pendidikan Sumut Arsyad Lubis, Kepala Dinas Perkebunan Sumut Herawaty, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) Wilayah I Medan Edison Kurniawan, dan Executive General Manager Bandara Internasional Kualanamu Bayuh Iswantoro.

Untuk saat ini, kata Wagub, Pemprov Sumut akan mengambil langkah melalui Dinas Pendidikan untuk menginstruksikan libur sekolah di seluruh kabupaten/kota Sumut untuk PAUD, TK dan SD. Juga menginstruksi kepada rumah sakit, klinik-klinik dan Puskesmas di seluruh kabupaten/kota untuk siaga melayani masyarakat, selama 3 x 24 jam.

“Antisipasi sebelum-sebelumnya telah kita lakukan dengan membagikan masker kepada seluruh masyarakat di seluruh kabupaten/kota se-Sumut, kurang lebih 500.000 masker telah dibagikan. Dan ini akan terus kita lakukan,” jelasnya.

Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis menambahkan, selama satu minggu terakhir pihaknya telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota, dinas kesehatan, dan unsur Forkopimda untuk selalu siaga. Posko-posko kesehatan telah dibuat sesuai arahan dari gubernur.

Kepala BMKG Wilayah I Medan Edison Kurniawan menginformasikan, berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan menggunakan alat PM 10 di stasiun klimatologi Deliserdang, konsentrasi partikulat di Sumut menunjukkan 116,5 mikrogram/meter kubik. Artinya, masih berada di bawah ambang batas normal yakni 150 mikrogram/meter kubik. “Kondisi ini sebenarnya masih cukup fluktuatif. Saya setuju sekali dengan imbauan Bapak Wagub untuk menghindari aktivitas di luar. Karena partikulat atau PM 10 ini memang sangat mempengaruhi kesehatan pernapasan dan berpotensi untuk menjadi penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),” tuturnya.

Kabar baiknya, kata Edison, kemungkinan tiga hari ke depan dinamika atmosfir di wilayah Sumut dan sekitarnya termasuk Riau, Jambi dan Sumatera Selatan menunjukkan ada potensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Hal ini diharapkan bisa mengurangi titik-titik hotspot (titik panas) di provinsi tetangga dapat berkurang.

“Di Riau, BMKG melakukan upaya melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang bekerja sama dengan TNI dan Polri, yakni dilakukan penyemaian garam sebagai sumber inti kondensasi untuk terjadinya hujan, diharapkan bisa membantu penurunan titik atau pusat panas, “ papar Edison.

Terkait aktivitas penerbangan di Sumut, diinformasikan oleh Executive General Manager Bandara Internasional Kualanamu Bayuh Iswantoro. Katanya, Senin (23/9) terjadi penurunan batas visibility atau jarak pandang berada di 700 meter. Namun, pagi ini telah membaik dan meningkat, berada pada 1500 meter.

“Alhamdulillah, pada hari ini dilaporkan belum ada gangguan penerbangan akibat kabut asap di Bandara Kualanamu. Untuk antisipasi, kita bekerja sama dengan AirNav Indonsia Cabang Medan konfigurasi membantu proses pelaksanaan pelayaan penerbangan semaksimal mungkin, juga membantu peralatan navigasi khususnya di pendaratan. Fungsi alat-alat pendaratan lainnya juga dimaksimalkan, seperti landasan, marking, sign system, dan lampu-lampu,” ujarnya.

Pemko Tebingtingi Liburkan Sekolah

Menyikapi semakin tebalnya kabut asap di wilayah Kota Tebingtinggi dan sekitarnya pada Senin (23/9) lalu, Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan menginstruksikan Dinas Pendidikan Tebingtinggi meliburkan sekolah selama dua hari yakni pada 24 dan 25 September 2019. “Selain diliburkan, juga kita diingatkan agar anak-anak tidak bermain di luar rumah dan banyak minum air,” ungkap Kadis Pendidikan Kota Tebingtinggi, Pardamean Siregar, Selasa (24/9).

Sedangkan untuk tingkat SMP, baik swasta dan negeri se-Kota Tebingtinggi tidak diliburkan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar seperti biasa. Namun, dihimbau kepada pelajar untuk memakai masker selama sekolah dan perbanyak minum air putih. “Kita harapkan kabut asap cepat hilang dan semua aktivis bisa berjalan lancar, “ harapnya.

Orangtua siswa, Sufendi menyambut positif kebijakan Wali Kota Tebingtinggi ini. Karena kemarin asap yang menyelimuti Kota Tebingtinggi sangat pekat diantara pukul 10.00 WIB, menurutnya asap sangat mengganggu pengeliatan dan nafas terasa sesak. “Anak di rumah mulai batuk-batuk, kami berupaya pencegahan pertolongan pertama dengan membeli obat ke apotik terdekat,” jelasnya.

Akhyar: Masak Libur-libur Saja

Sementara, Pemko Medan tampaknya belum mau meliburkan sekolah. Padahal, Kementerian Kesehatan telah mengimbau agar seluruh daerah yang terkena paparan kabut asap untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Khususnya bagi balita dan anak-anak, usia itu dinilai masih begitu rentan atas penyakit ISPA. Apalagi, Pemprov Sumut juga sudah menyampaian imbauannya agar kabupaten kota meliburkan sekolah khususnya untuk TK/PAUD dan SD.

Kepada Sumut Pos, Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, kondisi untuk meliburkan sekolah saat ini belum harus dilakukan. “Enggaklah, masak libur-libur aja,” kata Akhyar, Selasa (24/9).

Menurut Akhyar, kondisi siswa yang belajar di dalam ruang kelas tidak begitu mengkhawatirkan terkena paparan asap. “Nah kalau libur, lantas anak-anak mau ngapain? Di sekolah kan juga di dalam ruangan,” ujar Akhyar.

Menanggapi kondisi ini, kepada Sumut Pos, Ketua Fraksi PDIP Medan, Robi Barus menyampaikan, pihaknya akan mengimbau Pemko Medan untuk segera meliburkan sekolah apabila kondisi udara memang sudah melewati batas normal. “Ya kalau memang ternyata menurut alat pengukur udara kondisinya sudah tidak sehat, maka tentu siswa sekolah harus diliburkan. Kalau mereka di paksakan untuk tetap sekolah dan nantinya mereka sakit, terus siapa yang mau bertanggungjawab,” ucap Robi.

Untuk itu, Robi berharap, imbauan ini menjadi perhatian serius oleh Pemko Medan. “Pemko harus melihat kondisi udara di Kota Medan dengan lebih teliti sekali lagi, kalau memang ternyata kondisinya semakin parah, maka tentu kami minta kepada Pemko Medan agar memerintahkan Dinas Pendidikan Kota Medan supaya meliburkan siswa sekolah. Tapi kalau membaik, mungkin para siswa bisa tetap sekolah. Dengan catatan, mereka harus diberi sosialisasi agar terus menggunakan masker sampai udara benar-benar normal kembali,” tandasnya.

Alat ISPU Rusak

Kondisi asap yang kian hari kian menebal tidak dapat dilihat secara detail oleh masyarakat Kota Medan secara umum. Pasalnya, alat Indeks Standart Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Medan milik Kementerian Lingkungan Hidup hingga kini tidak ada yang berfungsi alias rusak.

Kepada Sumut Pos, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan Syarif Armansyah Lubis membenarkan kalau alat ISPU milik Kementerian Lingkungan Hidup di Kota Medan sudah rusak atau tidak berfungsi. “Ada 5 alat ISPU punya Kementerian (Lingkungan Hidup) di Kota Medan, tak ada yang berfungsi lagi atau rusak semua. Bukan cuma rusak, tapi mesinnya pun sudah tak ada,” ucap Armansyah.

Menyikapi kondisi itu, Armansyah mengaku sudah lama Pemko Medan menyurati Kementerian Lingkungan Hidup agar segera mengaktifkan kembali alat ISPU yang ada di Kota Medan. “Sudah lama kita surati, tapi tak ada balasan dan respon. Nanti akan kita coba hubungi lagi, karena ini memang sudah begitu mendesak. Untuk perbaikan harus pihak kementerian, itukan alat mereka bukan Pemko Medan,” terangnya.

Menanggapi kondisi asap di Kota Medan saat ini, Anggota DPRD Medan HT Bahrumsyah menjelaskan, kondisi ini sudah sangat memperihatinkan. Ia sangat berharap agar Pemko Meda serius dalam memperhatikan kondisi kesehatan masyarakat. “Ini sudah semakin tebal asapnya, tapi alat ISPU di beberapa jalan di Kota Medan tak ada lagi yang berfungsi. Padahal sekarang alat itu sangat dibutuhkan, tapi malah gak ada,” ucapnya.

Bahrum menjelaskan, tugas Pemko Medan saat ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat atas bahayanya asal ini. Memberikan imbauan agar mengurangi aktifitasnya diluar ruangan dan terus menggunakam masker apabila jadi beras di luar ruangan. “Terkait alat ISPU itu, saya fikir ini jadi pelajaran penting buat Pemko Medan. Jadi, bukan tunggu ada asap begini baru sibuk mau memperbaiki alat itu, tapi seharusnya dari jauh-jauh hari,” tutupnya.(prn/ian/map)

PEKAT Kabut asap terlihat pekat di fly over Amplas, Minggu (22/9). Masyarakat diimbau untuk menggunakan masker jika beraktivitas di luar ruangan.

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Untuk mengantisipasi dampak buruk kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Selain itu, Pemkab dan Pemko se-Sumut diimbau untuk meliburkan sekolah, khususnya untuk tingkat TK/PAUD dan SD.

Wakil Gubernur Sumut (Wagubsu) Musa Rajekshah menyampaikan, berdasarkan informasi dari BMKG, kepekatan kabut asap pada Selasa (24/9) pagi, sudah menurun dibandingkan Senin (23/9) kemarin. Namun melihat arah angin dan titik panas (hotspot) yang ada di Provinsi Riau, kabut asap masih berpotensi meningkat lagi dan berdampak buruk terhadap kesehatan.

“Untuk itu, sebagaimana instruksi gubernur, kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Sumut untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan senantiasa mengenakan masker jika harus ke luar rumah. Dampak dari bertambahnya kabut asap ini, kemungkinan akan terasa sore atau malam ini,” kata Wagubsu Musa Rajekshah dalam konferensi pers di Ruang VIP, Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, Selasa (24/9).

Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Riadil Akhir Lubis, Kepala Dinas Pendidikan Sumut Arsyad Lubis, Kepala Dinas Perkebunan Sumut Herawaty, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) Wilayah I Medan Edison Kurniawan, dan Executive General Manager Bandara Internasional Kualanamu Bayuh Iswantoro.

Untuk saat ini, kata Wagub, Pemprov Sumut akan mengambil langkah melalui Dinas Pendidikan untuk menginstruksikan libur sekolah di seluruh kabupaten/kota Sumut untuk PAUD, TK dan SD. Juga menginstruksi kepada rumah sakit, klinik-klinik dan Puskesmas di seluruh kabupaten/kota untuk siaga melayani masyarakat, selama 3 x 24 jam.

“Antisipasi sebelum-sebelumnya telah kita lakukan dengan membagikan masker kepada seluruh masyarakat di seluruh kabupaten/kota se-Sumut, kurang lebih 500.000 masker telah dibagikan. Dan ini akan terus kita lakukan,” jelasnya.

Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis menambahkan, selama satu minggu terakhir pihaknya telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota, dinas kesehatan, dan unsur Forkopimda untuk selalu siaga. Posko-posko kesehatan telah dibuat sesuai arahan dari gubernur.

Kepala BMKG Wilayah I Medan Edison Kurniawan menginformasikan, berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan menggunakan alat PM 10 di stasiun klimatologi Deliserdang, konsentrasi partikulat di Sumut menunjukkan 116,5 mikrogram/meter kubik. Artinya, masih berada di bawah ambang batas normal yakni 150 mikrogram/meter kubik. “Kondisi ini sebenarnya masih cukup fluktuatif. Saya setuju sekali dengan imbauan Bapak Wagub untuk menghindari aktivitas di luar. Karena partikulat atau PM 10 ini memang sangat mempengaruhi kesehatan pernapasan dan berpotensi untuk menjadi penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),” tuturnya.

Kabar baiknya, kata Edison, kemungkinan tiga hari ke depan dinamika atmosfir di wilayah Sumut dan sekitarnya termasuk Riau, Jambi dan Sumatera Selatan menunjukkan ada potensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Hal ini diharapkan bisa mengurangi titik-titik hotspot (titik panas) di provinsi tetangga dapat berkurang.

“Di Riau, BMKG melakukan upaya melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang bekerja sama dengan TNI dan Polri, yakni dilakukan penyemaian garam sebagai sumber inti kondensasi untuk terjadinya hujan, diharapkan bisa membantu penurunan titik atau pusat panas, “ papar Edison.

Terkait aktivitas penerbangan di Sumut, diinformasikan oleh Executive General Manager Bandara Internasional Kualanamu Bayuh Iswantoro. Katanya, Senin (23/9) terjadi penurunan batas visibility atau jarak pandang berada di 700 meter. Namun, pagi ini telah membaik dan meningkat, berada pada 1500 meter.

“Alhamdulillah, pada hari ini dilaporkan belum ada gangguan penerbangan akibat kabut asap di Bandara Kualanamu. Untuk antisipasi, kita bekerja sama dengan AirNav Indonsia Cabang Medan konfigurasi membantu proses pelaksanaan pelayaan penerbangan semaksimal mungkin, juga membantu peralatan navigasi khususnya di pendaratan. Fungsi alat-alat pendaratan lainnya juga dimaksimalkan, seperti landasan, marking, sign system, dan lampu-lampu,” ujarnya.

Pemko Tebingtingi Liburkan Sekolah

Menyikapi semakin tebalnya kabut asap di wilayah Kota Tebingtinggi dan sekitarnya pada Senin (23/9) lalu, Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan menginstruksikan Dinas Pendidikan Tebingtinggi meliburkan sekolah selama dua hari yakni pada 24 dan 25 September 2019. “Selain diliburkan, juga kita diingatkan agar anak-anak tidak bermain di luar rumah dan banyak minum air,” ungkap Kadis Pendidikan Kota Tebingtinggi, Pardamean Siregar, Selasa (24/9).

Sedangkan untuk tingkat SMP, baik swasta dan negeri se-Kota Tebingtinggi tidak diliburkan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar seperti biasa. Namun, dihimbau kepada pelajar untuk memakai masker selama sekolah dan perbanyak minum air putih. “Kita harapkan kabut asap cepat hilang dan semua aktivis bisa berjalan lancar, “ harapnya.

Orangtua siswa, Sufendi menyambut positif kebijakan Wali Kota Tebingtinggi ini. Karena kemarin asap yang menyelimuti Kota Tebingtinggi sangat pekat diantara pukul 10.00 WIB, menurutnya asap sangat mengganggu pengeliatan dan nafas terasa sesak. “Anak di rumah mulai batuk-batuk, kami berupaya pencegahan pertolongan pertama dengan membeli obat ke apotik terdekat,” jelasnya.

Akhyar: Masak Libur-libur Saja

Sementara, Pemko Medan tampaknya belum mau meliburkan sekolah. Padahal, Kementerian Kesehatan telah mengimbau agar seluruh daerah yang terkena paparan kabut asap untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Khususnya bagi balita dan anak-anak, usia itu dinilai masih begitu rentan atas penyakit ISPA. Apalagi, Pemprov Sumut juga sudah menyampaian imbauannya agar kabupaten kota meliburkan sekolah khususnya untuk TK/PAUD dan SD.

Kepada Sumut Pos, Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, kondisi untuk meliburkan sekolah saat ini belum harus dilakukan. “Enggaklah, masak libur-libur aja,” kata Akhyar, Selasa (24/9).

Menurut Akhyar, kondisi siswa yang belajar di dalam ruang kelas tidak begitu mengkhawatirkan terkena paparan asap. “Nah kalau libur, lantas anak-anak mau ngapain? Di sekolah kan juga di dalam ruangan,” ujar Akhyar.

Menanggapi kondisi ini, kepada Sumut Pos, Ketua Fraksi PDIP Medan, Robi Barus menyampaikan, pihaknya akan mengimbau Pemko Medan untuk segera meliburkan sekolah apabila kondisi udara memang sudah melewati batas normal. “Ya kalau memang ternyata menurut alat pengukur udara kondisinya sudah tidak sehat, maka tentu siswa sekolah harus diliburkan. Kalau mereka di paksakan untuk tetap sekolah dan nantinya mereka sakit, terus siapa yang mau bertanggungjawab,” ucap Robi.

Untuk itu, Robi berharap, imbauan ini menjadi perhatian serius oleh Pemko Medan. “Pemko harus melihat kondisi udara di Kota Medan dengan lebih teliti sekali lagi, kalau memang ternyata kondisinya semakin parah, maka tentu kami minta kepada Pemko Medan agar memerintahkan Dinas Pendidikan Kota Medan supaya meliburkan siswa sekolah. Tapi kalau membaik, mungkin para siswa bisa tetap sekolah. Dengan catatan, mereka harus diberi sosialisasi agar terus menggunakan masker sampai udara benar-benar normal kembali,” tandasnya.

Alat ISPU Rusak

Kondisi asap yang kian hari kian menebal tidak dapat dilihat secara detail oleh masyarakat Kota Medan secara umum. Pasalnya, alat Indeks Standart Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Medan milik Kementerian Lingkungan Hidup hingga kini tidak ada yang berfungsi alias rusak.

Kepada Sumut Pos, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan Syarif Armansyah Lubis membenarkan kalau alat ISPU milik Kementerian Lingkungan Hidup di Kota Medan sudah rusak atau tidak berfungsi. “Ada 5 alat ISPU punya Kementerian (Lingkungan Hidup) di Kota Medan, tak ada yang berfungsi lagi atau rusak semua. Bukan cuma rusak, tapi mesinnya pun sudah tak ada,” ucap Armansyah.

Menyikapi kondisi itu, Armansyah mengaku sudah lama Pemko Medan menyurati Kementerian Lingkungan Hidup agar segera mengaktifkan kembali alat ISPU yang ada di Kota Medan. “Sudah lama kita surati, tapi tak ada balasan dan respon. Nanti akan kita coba hubungi lagi, karena ini memang sudah begitu mendesak. Untuk perbaikan harus pihak kementerian, itukan alat mereka bukan Pemko Medan,” terangnya.

Menanggapi kondisi asap di Kota Medan saat ini, Anggota DPRD Medan HT Bahrumsyah menjelaskan, kondisi ini sudah sangat memperihatinkan. Ia sangat berharap agar Pemko Meda serius dalam memperhatikan kondisi kesehatan masyarakat. “Ini sudah semakin tebal asapnya, tapi alat ISPU di beberapa jalan di Kota Medan tak ada lagi yang berfungsi. Padahal sekarang alat itu sangat dibutuhkan, tapi malah gak ada,” ucapnya.

Bahrum menjelaskan, tugas Pemko Medan saat ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat atas bahayanya asal ini. Memberikan imbauan agar mengurangi aktifitasnya diluar ruangan dan terus menggunakam masker apabila jadi beras di luar ruangan. “Terkait alat ISPU itu, saya fikir ini jadi pelajaran penting buat Pemko Medan. Jadi, bukan tunggu ada asap begini baru sibuk mau memperbaiki alat itu, tapi seharusnya dari jauh-jauh hari,” tutupnya.(prn/ian/map)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/