30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tolak RUU -KUHP & RUU KPK, Mahasiswa Lempari Gedung Dewan

TOLAK RUU Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Medan melakukan aksi di depan Kantor DPRD Sumut, Selasa (24/9). Dalam aksi yang berakhir ricuh ini, mereka menolak Rancangan UU KUHP dan RUU KPK disahkan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ribuan mahasiswa dari sejumlah universitas dan organisasi kemahasiswaan di Kota Medan, melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Sumut, Medan, Selasa (24/9). Aksi digelar menolak Rancangan UU KUHP dan RUU KPK. Menjelang sore, aksi berubah rusuh. Mahasiswa melempari gedung DPRD Sumut dengan batu. Seorang satpam wanita luka, seorang mahasiswa dan seorang anggota DPRD dipukuli oknum diduga polisi berpakaian preman.

PANTAUAN Sumut Pos, aksi mahasiswa diawali dengan berjalan kaki dari kawasan Lapangan Merdeka Medan, menuju ke kantor DPRD Sumut sejak pukul 13.00 Wib. Sebelumnya, mereka sempat berhenti di depan kantor DPRD Medan sambil meneriakkan tuntutannya, sebelum bergerak kembali menuju kantor DPRD Sumut.

Berorasi menyampaikan tuntutannya selama lebih dari dua jam di depan pintu gerbang kantor DPRD Sumut, mereka sempat diterima oleh dua anggota DPRD Sumut. Kedua anggota DPRD Sumut itu menemui massa di luar gedung dewan. Dari atas mobil komando, dua wakil rakyat itu mengaku sepakat dengan aspirasi mahasiswa yang menolak revisi UU KPK.

“Kami menolak revisi Undang-undang KPK. Dua fraksi di DPR RI menolak revisi itu, Gerindra dan PKS,” ujar Gusnadi dari Fraksi Gerindra.

Namun jawaban Gusnadi tersebut ternyata tidak memuaskan mahasiswa. Massa meminta DPRD Sumut atas nama lembaga menyahuti aspirasi mereka dan membahasnya dalam rapat paripurna.

Merasa kedua wakil rakyat itu tidak dapat menyahuti aspirasi mereka, sekitar pukul 16.00 Wib mahasiswa mulai ricuh. Massa merusak pagar kawat berduri dan saling lempar untuk bisa masuk ke gedung dewan. Massa juga melakukan aksi bakar ban serta melempar botol air mineral dan benda-benda lain ke arah gedung dewan.

Setelah berhasil merusak pagar kawat berduri dan mendekat ke pintu gerbang gedung wakil rakyat. Mahasiswa kemudian melempari kantor DPRD Sumut dengan batu-batu besdar dan kecil yang diperoleh entah dari mana.

Lemparan massa mengenai sejumlah ruangan dan membuat kaca-kaca pecah. Beberapa ruangan yang rusak karena lemparan massa antara lain ruang koridor lantai 1 dan lantai 2, ruang persidangan, ruang Komisi A, dan ruang Komisi D.

Selain merusak gedung dewan, aksi massa juga melukai seorang jurnalis dari media online.

Aksi massa yang mulai anarkis coba diredam aparat kepolisian dengan tembakan water canon. Namun massa masih terus melempari gedung dewan dan semakin tak terkendali. Polisi akhirnya menembakkan gas air mata ke arah pendemo hingga massa terpecah.

Massa tunggang langgang ke sejumlah arah untuk menyelamatkan diri. Seperti ke Lapangan Benteng dan Jalan Pengadilan. Namun masih ada massa yang melakukan perlawanan hingga membuat polisi melakukan pengejaran dengan menembakkan gas air mata.

Satpam Wanita Luka Kena Batu

Tak lama kemudian, ratusan mahasiswa kembali menyerang. Kali ini bukan hanya kantor DPRD Sumut, tetapi juga turut menyerang kantor DPRD Medan. Walau kondisinya tak separah kantor DPRD Sumut, namun kantor DPRD Medan yang letaknya tepat disebelah kantor DPRD Sumut turut mengalami kerusakan disejumlah bagian akibat lemparan batu.

Akibatnya, seorang petugas keamanan wanita (Satpam) di DPRD Medan, Irma Yani Fatha, pingsan terkena batu lemparan dari aksi mahasiswa. Wajah Irma mengalami luka dan mengeluarkan darah. Ia pun segera dibawa masuk ke dalam gedung guna mendapatkan perawatan sementara.

Karena kejadian itu, suasana panik melanda gedung DPRD Medan. Puluhan pegawai dan honorer maupun anggota dewan yang masih berada di gedung dewan berteriak-teriak histeris.

Serangan lemparan batu mengenai mobil yang terparkir di seputaran halaman gedung dewan, juga pintu kaca di depan gedung. Tak hanya itu, mobil polisi yang berada tepat di depan kantor DPRD Medan turut menjadi korban amukan mahasiswa. Sejumlah mahasiswa membalikkan mobil tersebut. Atas kejadian itu, ratusan batu berserakan di seputaran DPRD Medan.

Hingga menjelang Maghrib, para pegawai maupun honorer di kantor DPRD Medan belum berani meninggalkan kantor DPRD Medan akibat suasana yang belum kondusif.

Hingga berita ini diturunkan pukul 19.00 Wib, polisi masih melakukan pengamanan di gedung DPRD Sumut dan disekitar Jalan Imam Bonjol Medan. Sementara sebagian mahasiswa masih bertahan di sekitar Jalan Pengadilan.

Aksi Ditunggangi

Sementara, Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengungkapkan, aksi anarkis mahasiswa yang berujung keributan di depan gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Selasa (24/9), karena ditunggangi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. “Elemen mahasiswa ditunggangi oleh salah seorang DPO kasus teror inisial RSL, saat ini yang bersangkutan sudah ditangkap,” ujarnya kepada wartawan di Makodim Kodim 02/01 BS, Jalan Pengadilan, Medan.

Agus menyebut, DPO kasus terorisme tersebut akan diserahkan kepada Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri. “Temen-temen mahasiswa menyampaikan pendapat sesuai dengan list-nya, artinya bahwa kegiatan menyampaikan pendapat dijamin UU,” jelasnya.

“Cuman hati-hati, karena selalu ada potensi ditunggangi pihak-pihak yang punya kepentingan yang tidak tahu. Oleh karena itu hati-hati rawan disusupi. Sampaikan pendapat dengan cara santun mengirim perwakilan dan sebagainya bisa,” paparnya.

Macet Total

Aksi ribuan mahasiswa di depan gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan ini, menyebabkan sejumlah ruas jalan di Kota Medan, macet total. Kemacetan terjadi sejak pukul 12.00 WIB karena sebagian Jalan Imam Bonjol ditutup.

Beberapa ruas jalan yang macet terutama di sekitar gedung DPRD Sumut. Seperti Jalan Imam Bonjol, Jalan Raden Saleh, Jalan Kapten Maulana Lubis, Jalan Pengadilan, hingga Jalan Kejaksaan.

Aksi massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kota Medan Bersatu tersebut, juga menuntut agar Presiden Jokowi mundur dari jabatannya. “Turun..turun..turun Jokowi, turun Jokowi sekarang juga,” teriak mahasiswa.

Hingga berita ini diturunkan, massa masih memadati Jalan Imam Bonjol Medan, dan belum ada satu pun anggota dewan yang keluar menemui massa. Aksi massa tersebut juga mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian dari Polrestabes Medan. (ris/map)

TOLAK RUU Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Medan melakukan aksi di depan Kantor DPRD Sumut, Selasa (24/9). Dalam aksi yang berakhir ricuh ini, mereka menolak Rancangan UU KUHP dan RUU KPK disahkan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ribuan mahasiswa dari sejumlah universitas dan organisasi kemahasiswaan di Kota Medan, melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Sumut, Medan, Selasa (24/9). Aksi digelar menolak Rancangan UU KUHP dan RUU KPK. Menjelang sore, aksi berubah rusuh. Mahasiswa melempari gedung DPRD Sumut dengan batu. Seorang satpam wanita luka, seorang mahasiswa dan seorang anggota DPRD dipukuli oknum diduga polisi berpakaian preman.

PANTAUAN Sumut Pos, aksi mahasiswa diawali dengan berjalan kaki dari kawasan Lapangan Merdeka Medan, menuju ke kantor DPRD Sumut sejak pukul 13.00 Wib. Sebelumnya, mereka sempat berhenti di depan kantor DPRD Medan sambil meneriakkan tuntutannya, sebelum bergerak kembali menuju kantor DPRD Sumut.

Berorasi menyampaikan tuntutannya selama lebih dari dua jam di depan pintu gerbang kantor DPRD Sumut, mereka sempat diterima oleh dua anggota DPRD Sumut. Kedua anggota DPRD Sumut itu menemui massa di luar gedung dewan. Dari atas mobil komando, dua wakil rakyat itu mengaku sepakat dengan aspirasi mahasiswa yang menolak revisi UU KPK.

“Kami menolak revisi Undang-undang KPK. Dua fraksi di DPR RI menolak revisi itu, Gerindra dan PKS,” ujar Gusnadi dari Fraksi Gerindra.

Namun jawaban Gusnadi tersebut ternyata tidak memuaskan mahasiswa. Massa meminta DPRD Sumut atas nama lembaga menyahuti aspirasi mereka dan membahasnya dalam rapat paripurna.

Merasa kedua wakil rakyat itu tidak dapat menyahuti aspirasi mereka, sekitar pukul 16.00 Wib mahasiswa mulai ricuh. Massa merusak pagar kawat berduri dan saling lempar untuk bisa masuk ke gedung dewan. Massa juga melakukan aksi bakar ban serta melempar botol air mineral dan benda-benda lain ke arah gedung dewan.

Setelah berhasil merusak pagar kawat berduri dan mendekat ke pintu gerbang gedung wakil rakyat. Mahasiswa kemudian melempari kantor DPRD Sumut dengan batu-batu besdar dan kecil yang diperoleh entah dari mana.

Lemparan massa mengenai sejumlah ruangan dan membuat kaca-kaca pecah. Beberapa ruangan yang rusak karena lemparan massa antara lain ruang koridor lantai 1 dan lantai 2, ruang persidangan, ruang Komisi A, dan ruang Komisi D.

Selain merusak gedung dewan, aksi massa juga melukai seorang jurnalis dari media online.

Aksi massa yang mulai anarkis coba diredam aparat kepolisian dengan tembakan water canon. Namun massa masih terus melempari gedung dewan dan semakin tak terkendali. Polisi akhirnya menembakkan gas air mata ke arah pendemo hingga massa terpecah.

Massa tunggang langgang ke sejumlah arah untuk menyelamatkan diri. Seperti ke Lapangan Benteng dan Jalan Pengadilan. Namun masih ada massa yang melakukan perlawanan hingga membuat polisi melakukan pengejaran dengan menembakkan gas air mata.

Satpam Wanita Luka Kena Batu

Tak lama kemudian, ratusan mahasiswa kembali menyerang. Kali ini bukan hanya kantor DPRD Sumut, tetapi juga turut menyerang kantor DPRD Medan. Walau kondisinya tak separah kantor DPRD Sumut, namun kantor DPRD Medan yang letaknya tepat disebelah kantor DPRD Sumut turut mengalami kerusakan disejumlah bagian akibat lemparan batu.

Akibatnya, seorang petugas keamanan wanita (Satpam) di DPRD Medan, Irma Yani Fatha, pingsan terkena batu lemparan dari aksi mahasiswa. Wajah Irma mengalami luka dan mengeluarkan darah. Ia pun segera dibawa masuk ke dalam gedung guna mendapatkan perawatan sementara.

Karena kejadian itu, suasana panik melanda gedung DPRD Medan. Puluhan pegawai dan honorer maupun anggota dewan yang masih berada di gedung dewan berteriak-teriak histeris.

Serangan lemparan batu mengenai mobil yang terparkir di seputaran halaman gedung dewan, juga pintu kaca di depan gedung. Tak hanya itu, mobil polisi yang berada tepat di depan kantor DPRD Medan turut menjadi korban amukan mahasiswa. Sejumlah mahasiswa membalikkan mobil tersebut. Atas kejadian itu, ratusan batu berserakan di seputaran DPRD Medan.

Hingga menjelang Maghrib, para pegawai maupun honorer di kantor DPRD Medan belum berani meninggalkan kantor DPRD Medan akibat suasana yang belum kondusif.

Hingga berita ini diturunkan pukul 19.00 Wib, polisi masih melakukan pengamanan di gedung DPRD Sumut dan disekitar Jalan Imam Bonjol Medan. Sementara sebagian mahasiswa masih bertahan di sekitar Jalan Pengadilan.

Aksi Ditunggangi

Sementara, Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengungkapkan, aksi anarkis mahasiswa yang berujung keributan di depan gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Selasa (24/9), karena ditunggangi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. “Elemen mahasiswa ditunggangi oleh salah seorang DPO kasus teror inisial RSL, saat ini yang bersangkutan sudah ditangkap,” ujarnya kepada wartawan di Makodim Kodim 02/01 BS, Jalan Pengadilan, Medan.

Agus menyebut, DPO kasus terorisme tersebut akan diserahkan kepada Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri. “Temen-temen mahasiswa menyampaikan pendapat sesuai dengan list-nya, artinya bahwa kegiatan menyampaikan pendapat dijamin UU,” jelasnya.

“Cuman hati-hati, karena selalu ada potensi ditunggangi pihak-pihak yang punya kepentingan yang tidak tahu. Oleh karena itu hati-hati rawan disusupi. Sampaikan pendapat dengan cara santun mengirim perwakilan dan sebagainya bisa,” paparnya.

Macet Total

Aksi ribuan mahasiswa di depan gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan ini, menyebabkan sejumlah ruas jalan di Kota Medan, macet total. Kemacetan terjadi sejak pukul 12.00 WIB karena sebagian Jalan Imam Bonjol ditutup.

Beberapa ruas jalan yang macet terutama di sekitar gedung DPRD Sumut. Seperti Jalan Imam Bonjol, Jalan Raden Saleh, Jalan Kapten Maulana Lubis, Jalan Pengadilan, hingga Jalan Kejaksaan.

Aksi massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kota Medan Bersatu tersebut, juga menuntut agar Presiden Jokowi mundur dari jabatannya. “Turun..turun..turun Jokowi, turun Jokowi sekarang juga,” teriak mahasiswa.

Hingga berita ini diturunkan, massa masih memadati Jalan Imam Bonjol Medan, dan belum ada satu pun anggota dewan yang keluar menemui massa. Aksi massa tersebut juga mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian dari Polrestabes Medan. (ris/map)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/