26 C
Medan
Monday, September 30, 2024

MUI dan UMSU Bahas Titik Nol Islam Indonesia

DIABADIKAN: Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP foto bersama dengan Ketua MUI Sumut, Prof Dr Abdullah Syah MA, Ketua Balitbang Sumut, Ir Dj Oemar, MSi dan Ketua Panitia Seminar, Prof Dr Hasan Bakti Nasution, MA.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara (MUI Sumut) bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar Seminar Internasional di Auditorium Pascasarjana UMSU Jalan Denai No 217, Medan, Selasa (15/10). Dalam seminar itu mereka mengambil tema ‘Titik Nol Islam di Indonesia.’

“Sumut bermartabat itu harus dibangun di atas berbagai variable martabat, yakni bermartabat semua aspek kehidupan , sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya, termasuk dalam aspek kesejarahan,” kata Ketua Panitia Seminar Internasional, Prof Dr Hasan Bakti Nasution MA.

Kegiatan ini, dibuka oleh Gubernur Sumatera Utara, diwakili Kepala Balitbang Provsu Ir H Irman MSI.

Hasan menjelaskan posisi Sumut dengan Barus sebagai Titik Nol Islam di Indonesia yang monumennya diresmikan Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu menyimpan nilai kesejarahan yang tinggi.

“Keberadaan jejak peradaban masuknya Islam di Indonesia memiliki nilai penting untuk dikaji bersama guna menumbuhkan kesadaran sekaligus motivasi dalam pembangunan,” ungka Hasan.

Namun, Hasan mengatakan hingar-bingar peresmian tersebut sepertinya tidak ada upaya tindak lanjut yang jelas, untuk diapakan monumen itu. Akankah hanya sekedar monument sejarah, atau dijadikan sebagai pemicu untuk mewujudkan Sumut bermartabat.” Seminar ini kita harapkan akan mewujudkan harapan tersebut,” katanya.

Narasumber yang dihadirkan dalam seminar internasional ini terdiri dari empat orang pakar, yakni Prof Dr Zain Musa PhD (Malaysia), Prof Dr Rusmin Tumanggor MA (Jakarta), Prof Dr Usman Pelly (Medan) dan Dr Phil Ichwan Azhari MSi (Medan).

Sementara itu, Rektor UMSU Dr Agussani MAP memberikan apresiasi atas pelaksanaan seminar internasional kerja sama UMSU dan MUI Sumut.

UMSU sebagai institusi perguruan tinggi di Sumut merasa terhormat dipercaya untuk menyelenggarakan kegiatan seminar internasional yang sangat penting ini.

Agussani menegaskan, sudah menjadi komitmen UMSU untuk senantiasa terbuka menjalin kerja sama dengan pihak manapun dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan konstruktif guna memajukan peradaban.

“Ini selaras dengan visi UMSU, yakni membangun peradaban bangsa dengan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan sumber daya manusia berdasarkan Al-Islam dan ke-Muhammadiyahan, tentunya kita sangat mendukung acara seminar internasional ini,” katanya.

Ia juga mengungkapkan rencana UMSU untuk mendirikan Cabang Observatorium Ilmu Falak (OIF) di Barus. Menurutnya, OIF adalah pusat unggulan yang dimiliki UMSU sebagai perguruan tinggi swasta terbaik. Bukan hanya di Sumut, tapi juga di pulau Sumatera.

“Semoga rencana pendirian cabang OIF ini nantinya bisa mendukung pengembangan destinasi Barus sebagai Titik Nol Islam di Indonesia,” tutur Agussani.

Kemudian, Ketua MUI Sumut Prof Dr Abdullah Syah MA dalam sambutannya berharap kegiatan seminar ini nantinya bisa melahirkan hasil yang bermanfaat untuk kemajuan umat Islam, khususnya di Sumut.

“Karena itu saya minta panitia seminar ini natinya bisa merangkum hasil seminar ini dan menerbitkannya dalam bentuk sebuah buku,” harapnya. Secara keseluruhan, kegiatan seminar internasional ini berjalan lancar dan cukup dinamis.

Ratusan peserta seminar yang berasal dari sejumlah elemen masyarakat dari Sumut dan Aceh tampak begitu antusias mendengarkandan menanggapi paparan dari para narasumber. (gus/azw)

DIABADIKAN: Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP foto bersama dengan Ketua MUI Sumut, Prof Dr Abdullah Syah MA, Ketua Balitbang Sumut, Ir Dj Oemar, MSi dan Ketua Panitia Seminar, Prof Dr Hasan Bakti Nasution, MA.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara (MUI Sumut) bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar Seminar Internasional di Auditorium Pascasarjana UMSU Jalan Denai No 217, Medan, Selasa (15/10). Dalam seminar itu mereka mengambil tema ‘Titik Nol Islam di Indonesia.’

“Sumut bermartabat itu harus dibangun di atas berbagai variable martabat, yakni bermartabat semua aspek kehidupan , sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya, termasuk dalam aspek kesejarahan,” kata Ketua Panitia Seminar Internasional, Prof Dr Hasan Bakti Nasution MA.

Kegiatan ini, dibuka oleh Gubernur Sumatera Utara, diwakili Kepala Balitbang Provsu Ir H Irman MSI.

Hasan menjelaskan posisi Sumut dengan Barus sebagai Titik Nol Islam di Indonesia yang monumennya diresmikan Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu menyimpan nilai kesejarahan yang tinggi.

“Keberadaan jejak peradaban masuknya Islam di Indonesia memiliki nilai penting untuk dikaji bersama guna menumbuhkan kesadaran sekaligus motivasi dalam pembangunan,” ungka Hasan.

Namun, Hasan mengatakan hingar-bingar peresmian tersebut sepertinya tidak ada upaya tindak lanjut yang jelas, untuk diapakan monumen itu. Akankah hanya sekedar monument sejarah, atau dijadikan sebagai pemicu untuk mewujudkan Sumut bermartabat.” Seminar ini kita harapkan akan mewujudkan harapan tersebut,” katanya.

Narasumber yang dihadirkan dalam seminar internasional ini terdiri dari empat orang pakar, yakni Prof Dr Zain Musa PhD (Malaysia), Prof Dr Rusmin Tumanggor MA (Jakarta), Prof Dr Usman Pelly (Medan) dan Dr Phil Ichwan Azhari MSi (Medan).

Sementara itu, Rektor UMSU Dr Agussani MAP memberikan apresiasi atas pelaksanaan seminar internasional kerja sama UMSU dan MUI Sumut.

UMSU sebagai institusi perguruan tinggi di Sumut merasa terhormat dipercaya untuk menyelenggarakan kegiatan seminar internasional yang sangat penting ini.

Agussani menegaskan, sudah menjadi komitmen UMSU untuk senantiasa terbuka menjalin kerja sama dengan pihak manapun dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan konstruktif guna memajukan peradaban.

“Ini selaras dengan visi UMSU, yakni membangun peradaban bangsa dengan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan sumber daya manusia berdasarkan Al-Islam dan ke-Muhammadiyahan, tentunya kita sangat mendukung acara seminar internasional ini,” katanya.

Ia juga mengungkapkan rencana UMSU untuk mendirikan Cabang Observatorium Ilmu Falak (OIF) di Barus. Menurutnya, OIF adalah pusat unggulan yang dimiliki UMSU sebagai perguruan tinggi swasta terbaik. Bukan hanya di Sumut, tapi juga di pulau Sumatera.

“Semoga rencana pendirian cabang OIF ini nantinya bisa mendukung pengembangan destinasi Barus sebagai Titik Nol Islam di Indonesia,” tutur Agussani.

Kemudian, Ketua MUI Sumut Prof Dr Abdullah Syah MA dalam sambutannya berharap kegiatan seminar ini nantinya bisa melahirkan hasil yang bermanfaat untuk kemajuan umat Islam, khususnya di Sumut.

“Karena itu saya minta panitia seminar ini natinya bisa merangkum hasil seminar ini dan menerbitkannya dalam bentuk sebuah buku,” harapnya. Secara keseluruhan, kegiatan seminar internasional ini berjalan lancar dan cukup dinamis.

Ratusan peserta seminar yang berasal dari sejumlah elemen masyarakat dari Sumut dan Aceh tampak begitu antusias mendengarkandan menanggapi paparan dari para narasumber. (gus/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/