25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Sah, Jokowi Jadi Presiden, Apakah Jokowi Effect Bakal Terulang?

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo resmi dilantik di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) untuk kedua kalinya sebagai Presiden Republik Indonesia pada Minggu (20/10).

Saat terpilihnya Jokowi pada 2014 lalu sejumlah indikator perekonomian seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, modal asing yang masuk sampai indeks harga saham gabungan (IHSG).

Kira-kira apakah setelah pelantikan ini Jokowi Effect akan kembali terulang?

Peneliti INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan seminggu menjelang pelantikan periode kedua, modal asing di Indonesia masih mencatatkan net sells atau jual bersih di pasar saham sebesar Rp 1,35 triliun.

Kemudian untuk rupiah mengalami pelemahan tipis 0,04% selama sepekan terakhir menjadi 14.145 per dolar AS pada penutupan akhir pekan lalu.

Sementara IHSG meskipun menguat 1% sepekan sebelum pelantikan lebih didorong optimisme investor domestik. Jadi yang terpengaruh positif Jokowi Effect hanya investor domestik, sementara investor asing lebih wait and see mencermati susunan kabinet.

“Besok senin diperkirakan masih ada aksi wait and see menunggu presiden mengumumkan kabinetnya. Dibandingkan periode pertama Jokowi, kali ini Jokowi effect mulai memudar,” kata Bhima, Minggu (20/10).

Dia menjelaskan, pos-pos strategis menteri yang menentukan kebijakan teknis dianggap lebih penting bagi keputusan investasi dibandingkan pelantikan hari ini.

Bhima menambahkan Jokowi masih punya PR besar untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional. Kemudian meningkatkan tenaga kerja hingga menjaga kesejahteraan masyarakat.

Solusi agar masalah-masalah tersebut selesai adalah Jokowi harus membentuk tim ekonomi yang tepat agar bisa langsung mengeksekusi rencana-rencana ke depan. (dtc/ram)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo resmi dilantik di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) untuk kedua kalinya sebagai Presiden Republik Indonesia pada Minggu (20/10).

Saat terpilihnya Jokowi pada 2014 lalu sejumlah indikator perekonomian seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, modal asing yang masuk sampai indeks harga saham gabungan (IHSG).

Kira-kira apakah setelah pelantikan ini Jokowi Effect akan kembali terulang?

Peneliti INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan seminggu menjelang pelantikan periode kedua, modal asing di Indonesia masih mencatatkan net sells atau jual bersih di pasar saham sebesar Rp 1,35 triliun.

Kemudian untuk rupiah mengalami pelemahan tipis 0,04% selama sepekan terakhir menjadi 14.145 per dolar AS pada penutupan akhir pekan lalu.

Sementara IHSG meskipun menguat 1% sepekan sebelum pelantikan lebih didorong optimisme investor domestik. Jadi yang terpengaruh positif Jokowi Effect hanya investor domestik, sementara investor asing lebih wait and see mencermati susunan kabinet.

“Besok senin diperkirakan masih ada aksi wait and see menunggu presiden mengumumkan kabinetnya. Dibandingkan periode pertama Jokowi, kali ini Jokowi effect mulai memudar,” kata Bhima, Minggu (20/10).

Dia menjelaskan, pos-pos strategis menteri yang menentukan kebijakan teknis dianggap lebih penting bagi keputusan investasi dibandingkan pelantikan hari ini.

Bhima menambahkan Jokowi masih punya PR besar untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional. Kemudian meningkatkan tenaga kerja hingga menjaga kesejahteraan masyarakat.

Solusi agar masalah-masalah tersebut selesai adalah Jokowi harus membentuk tim ekonomi yang tepat agar bisa langsung mengeksekusi rencana-rencana ke depan. (dtc/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/