27.8 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Tekan Inflasi, Optimalkan Resi Gudang

MEDAN- Inflasi Sumatera Utara (Sumut) tahun 2012 masih lebih rendah bila dibandingkan target secara nasional. Tahun ini inflasi Sumut tercatat 3,86 persen. Angka tersebut lebih rendah dari target yang ditetapkan awal tahun sebesar 4,5± persen. Dengan begitu, pada 2013 ini, target inflasi Sumut sama seperti tahun lalu.

Deputi Direktur Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Kantor Wilayah Perwakilan IX Sumut dan Aceh, Mikael Budisatrio mengatakan inflasi sepanjang tahun ini memang relatif stabil. Inflasi tinggi terjadi hanya pada bulan tertentu yaitu pada Januari dan Juni bahkan lebih tinggi dari nasional. Sedangkan sisanya stabil di bawah satu digit. “Bahkan pada Februari, Maret dan September sempat menorehkan angka deflasi,” katanya.

Pada 2013, inflasi Sumut diperkirakan akan tetap stabil seperti tahun lalu. Inflasi tahun ini diproyeksikan sebesar 4,5±1 persen atau sama dengan tahun lalu.

Upaya yang akan dilakukan untuk menjaga pergerakan inflasi yaitu penguatan ketahanan pangan di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dengan melaksanakan sistem Resi Gudang (RSG) dan meningkatkan produksi pangan dengan peningkatan kualitas irigasi pertanian serta pembenahan tata ruang untuk menghindari alih fungsi sawah menjadi lahan kebun sawit atau pertambangan.

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut akan meluncurkan Pusat Informasi Harga Pasar Strategi (PIHPS) agar masyarakat tahu indikator harga-harga kebutuhan pokok di pasaran. Diperkirakan PIHPS akan diluncurkan pada Maret atau April 2012. “Dengan begitu seluruh harga bahan kebutuhan pokok akan lebih mudah dipantau oleh pemerintah. Jadi informasi harga baik pada distributor maupun barang yang masuk ke kota Medan bisa diawasi lebih cepat,” pungkasnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, pergerakan inflasi secara kumulatif sepanjang 2012 di Kota Medan sebesar 3,79 persen, kemudian Pematangsiantar 4,73 persen, Sibolga sebesar 3,30 persen dan terakhir, Padangsidimpuan tercatat sebesar 3,54 persen.

Kepala BPS Sumut, Suharno mengatakan pada bulan terakhir tahun 2012, kota Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi dengan rincian Medan 0,48 persen, Pematangsiantar 1,12 persen, Sibolga 0,76 persen dan Padangsidimpuan 0,54 persen. “Dengan inflasi pada bulan tersebut, Sumut mengalami inflasi sebesar 0,56 persen dan menyebabkan laju inflasi di daerah ini sebesar 3,86 persen,” katanya pada konferensi pers di kantor BPS Sumut, Rabu (2/1).

Terjadinya inflasi di pengaruhi oleh adanya kenaikan harga pada beberapa komoditas antara lain daging ayam ras, beras, bawang merah, daging sapi dan lainnya. Harga daging ayam ras naik 15,92 persen, harga beras naik 1,35 persen, harga bawang merah naik 9,20 persen kemudian daging sapi, harganya naik 3,06 persen. “Kenaikan inflasi pada umumnya memang dipengaruhi bahan kebutuhan pokok,”ujarnya.(ram)

MEDAN- Inflasi Sumatera Utara (Sumut) tahun 2012 masih lebih rendah bila dibandingkan target secara nasional. Tahun ini inflasi Sumut tercatat 3,86 persen. Angka tersebut lebih rendah dari target yang ditetapkan awal tahun sebesar 4,5± persen. Dengan begitu, pada 2013 ini, target inflasi Sumut sama seperti tahun lalu.

Deputi Direktur Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Kantor Wilayah Perwakilan IX Sumut dan Aceh, Mikael Budisatrio mengatakan inflasi sepanjang tahun ini memang relatif stabil. Inflasi tinggi terjadi hanya pada bulan tertentu yaitu pada Januari dan Juni bahkan lebih tinggi dari nasional. Sedangkan sisanya stabil di bawah satu digit. “Bahkan pada Februari, Maret dan September sempat menorehkan angka deflasi,” katanya.

Pada 2013, inflasi Sumut diperkirakan akan tetap stabil seperti tahun lalu. Inflasi tahun ini diproyeksikan sebesar 4,5±1 persen atau sama dengan tahun lalu.

Upaya yang akan dilakukan untuk menjaga pergerakan inflasi yaitu penguatan ketahanan pangan di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dengan melaksanakan sistem Resi Gudang (RSG) dan meningkatkan produksi pangan dengan peningkatan kualitas irigasi pertanian serta pembenahan tata ruang untuk menghindari alih fungsi sawah menjadi lahan kebun sawit atau pertambangan.

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut akan meluncurkan Pusat Informasi Harga Pasar Strategi (PIHPS) agar masyarakat tahu indikator harga-harga kebutuhan pokok di pasaran. Diperkirakan PIHPS akan diluncurkan pada Maret atau April 2012. “Dengan begitu seluruh harga bahan kebutuhan pokok akan lebih mudah dipantau oleh pemerintah. Jadi informasi harga baik pada distributor maupun barang yang masuk ke kota Medan bisa diawasi lebih cepat,” pungkasnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, pergerakan inflasi secara kumulatif sepanjang 2012 di Kota Medan sebesar 3,79 persen, kemudian Pematangsiantar 4,73 persen, Sibolga sebesar 3,30 persen dan terakhir, Padangsidimpuan tercatat sebesar 3,54 persen.

Kepala BPS Sumut, Suharno mengatakan pada bulan terakhir tahun 2012, kota Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi dengan rincian Medan 0,48 persen, Pematangsiantar 1,12 persen, Sibolga 0,76 persen dan Padangsidimpuan 0,54 persen. “Dengan inflasi pada bulan tersebut, Sumut mengalami inflasi sebesar 0,56 persen dan menyebabkan laju inflasi di daerah ini sebesar 3,86 persen,” katanya pada konferensi pers di kantor BPS Sumut, Rabu (2/1).

Terjadinya inflasi di pengaruhi oleh adanya kenaikan harga pada beberapa komoditas antara lain daging ayam ras, beras, bawang merah, daging sapi dan lainnya. Harga daging ayam ras naik 15,92 persen, harga beras naik 1,35 persen, harga bawang merah naik 9,20 persen kemudian daging sapi, harganya naik 3,06 persen. “Kenaikan inflasi pada umumnya memang dipengaruhi bahan kebutuhan pokok,”ujarnya.(ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/