26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Krakatau Steel Rugi

JAKARTA, SUMUTPOS.CP – Pabrik baja pelat merah, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk kembali mencatatkan rugi. Pada triwulan III atau 9 bulan pertama tahun 2019, emiten dengan kode saham KRAS ini mencatat nilai kerugian mencapai US$ 211,912 juta atau setara Rp 2,96 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

Mengintip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip detikcom, Senin (4/11/2019), kerugian itu disumbang oleh tertekannya pendapatan bersih perusahaan pada kuartal III-2019 yang hanya sebesar US$ 1,053 miliar atau sekitar Rp 14,7 triliun. Lebih rendah dari pendapatan bersih yang berhasil dicatat pada kuartal III-2018 yang senilai US$ 1,276 miliar atau Rp 17,8 triliun.

Padahal, penjualan baja di pasar ekspor tercatat mengalami kenaikan menjadi US$ 90,92 juta. Sayangnya penjualan di pasar domestik malah melempem ke angka US$ 776 juta dari sebelumnya US$ 1,09 miliar.

Perusahaan sendiri terpantau sudah berhasil meningkatkan efisiensi, tercermin dari penurunan beban pokok penjualan dari US$ 1,161 miliar menjadi US$ 995,353 juta.

Sayang, beban keuangan perseroan tercatat mengalami kenaikan dari sebelumnya US$ 79,106 juta menjadi US$ 92,824 juta pada kuartal III-2019.

Kondisi itu lah yang membuat keuangan KRAS babak belur pada kuartal III-2019. Bahkan, rugi yang dicatatkan KRAS melonjak tajam dari Kuartal III-2018 yang hanya US$ 37,382 juta menjadi US$ 211,912 juta di Kuartal III-2019. (dtc/ram)

JAKARTA, SUMUTPOS.CP – Pabrik baja pelat merah, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk kembali mencatatkan rugi. Pada triwulan III atau 9 bulan pertama tahun 2019, emiten dengan kode saham KRAS ini mencatat nilai kerugian mencapai US$ 211,912 juta atau setara Rp 2,96 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

Mengintip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip detikcom, Senin (4/11/2019), kerugian itu disumbang oleh tertekannya pendapatan bersih perusahaan pada kuartal III-2019 yang hanya sebesar US$ 1,053 miliar atau sekitar Rp 14,7 triliun. Lebih rendah dari pendapatan bersih yang berhasil dicatat pada kuartal III-2018 yang senilai US$ 1,276 miliar atau Rp 17,8 triliun.

Padahal, penjualan baja di pasar ekspor tercatat mengalami kenaikan menjadi US$ 90,92 juta. Sayangnya penjualan di pasar domestik malah melempem ke angka US$ 776 juta dari sebelumnya US$ 1,09 miliar.

Perusahaan sendiri terpantau sudah berhasil meningkatkan efisiensi, tercermin dari penurunan beban pokok penjualan dari US$ 1,161 miliar menjadi US$ 995,353 juta.

Sayang, beban keuangan perseroan tercatat mengalami kenaikan dari sebelumnya US$ 79,106 juta menjadi US$ 92,824 juta pada kuartal III-2019.

Kondisi itu lah yang membuat keuangan KRAS babak belur pada kuartal III-2019. Bahkan, rugi yang dicatatkan KRAS melonjak tajam dari Kuartal III-2018 yang hanya US$ 37,382 juta menjadi US$ 211,912 juta di Kuartal III-2019. (dtc/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/