Akhyar – Boby Sulit Dipasangkan
MEDAN, SUMUTPOS.CO – DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara (Sumut) telah menyerahkan semua nama bakal calon Wali Kota Medan yang mendaftar ke DPP PDI Perjuangan di Jakarta. Termasuk di dalamnya, nama Akhyar Nasution dan Bobby Afif Nasution, yang disebut-sebut menjadi calon kuat untuk diusung PDI Perjuangan pada Pilkada Medan 2020.
Menyikapi peluang Akyar dan Bobby, pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Agus Suriadi menilai, keduanya memang punya kans yang sama untuk diusung partai berlambang kepala banteng tersebut. Namun secara elektabilitas, kata Agus, keduanya belum dapat diuji.
“Kalau dilihat peta politik (antara) pusat dan daerah, khususnya untuk balon yang akan diusung oleh PDIP, memang tak bisa lepas antara Bobby dan Akhyar. Bobby punya dukungan elit pusat dan Akhyar diuntungkan karena beliau incumben, walaupun dari sisi elektabilitas keduanya belum bisa diuji,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan Agus, kedua sosok tersebut juga sulit dipasangkan, lantaran mereka berasal dari marga yang sama, Nasution. “Pilihan sulit bagi DPP dan pilihan harus satu, karena keduanya tak mungkin dipasangkan dari dua marga yang sama. Salah satu dari keduanya harus terpental,” ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris DPD PDI Perjuangan Sumut, Soetarto mengakui, pihaknya sudah menyampaikan nama-nama bakal calon kepala daerah yang mendaftar dalam penjaringan ke DPP. Dia juga menyebutkan, semua bacalon tersebut punya peluang yang sama untuk diusung dalam kontestasi Pilkada serentak 2020. Termasuk Akhyar Nasution maupun Bobby Afif Nasution.
“Sampai hari ini semua masih punya peluang yang sama. Baik internal maupun eksternal,” katanya menjawab Sumut Pos, Minggu (8/12).
Dia mengungkapkan, PDI Perjuangan memiliki kader partai sekaligus petahana yang juga kembali mendaftar sebagai kontestan di Pilkada 2020. Bahkan diantara yang sudah mendaftar tersebut, merupakan ketua-ketua partai.
“Tentu kami punya kader partai di beberapa daerah. Seperti Bung Akhyar Nasution yang sekarang menjabat Plt Wali Kota Medan, lalu ada Dosmar Banjarnahor di Humbang Hasundutan, Lakhomizaro Zebua di Gunung Sitoli, kemudian kader kami sebagai Wakil Wali Kota Sibolga, Edipolo Sitanggang, Wakil Bupati Nias, Arosokhi Waruwu, yang kesemuanya adalah petahana dan ketua-ketua partai. Satu lagi ada kader dan petahana juga, yaitu Darwa Wijaya selaku Wakil Bupati Serdang Bedagai,” paparnya.
Menurut Soetarto, seluruh bacalon akan mengikuti tahapan survey yang dilaksanakan oleh DPP. Dan DPP juga, kata dia punya pertimbangan-pertimbangan terkait kinerja mereka memimpin daerahnya selama empat tahun ini, untuk menugaskan mereka kembali.
“Ya, hasil kerja selama empat tahun jadi pertimbangan DPP untuk mengusung mereka. Sekarang ini semua punya peluang serupa untuk diusung. Bila kemudian partai punya pertimbangan prioritas kader, tentu iya. Tetapi semua itu juga sangat tergantung pada elektabilitas sesuai survey dan kinerja mereka,” terang dia.
Sebagai petugas partai, pihaknya dari DPD PDIP Sumut pada pekan lalu sudah melaporkan hasil penjaringan bacalon tahap II yang dibuka kembali DPP. Yakni mulai dari 25 November sampai 30 November lalu. “Kemudian saya dengan Ketua Badan Pemenangan Pemilu, Bang Mangapul Purba, berkunjung ke DPP untuk melaporkan progres hasil penjaringan tahap II tersebut. Termasuk juga bersama dengan Bung Akhyar Nasution, beliau kan wakil ketua DPD. Jadi dalam rangka itu,” kata pria yang juga aktif sebagai akademisi ini. “Sekaligus kami bawa seluruh nama-nama. Ada terdaftar sembilan nama. Yakni dari Medan, ada nama Syafii, Ihwan Ritonga, dan Bobby Nasution. Lalu di Karo ada nama Corry Sebayang, dari Binjai juga ada. Total seluruhnya 188 nama calon yang sudah masuk dan mendaftar dari PDIP,” sambung dia.
Setelah melaporkan ini, pihaknya tentu menunggu petunjuk selanjutnya dari DPP, dan yang mendaftar di gelombang kedua tersebut akan mengikuti semua mekanisme DPP, berupa uji kelaikan dan kepatutan. “Insyaallah fit and proper test dilaksanakan di DPD paling lama di awal Januari 2020. Pada prinsipnya kami di DPD akan menunggu petunjuk selanjutnya dari DPP untuk tahapan itu,” kata Soetarto.
Dalam pertemuan yang diterima Sekjend DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto dan pengurus lainnya itu juga, ungkap dia lagi, bahwa seluruh bacalon mesti mengikuti mekanisme partai. Baik dari kader ataupun nonkader. Begitupun terkait peluang diusung, setelah proses penyaringan, seluruh bacalon akan mengikuti survey yang dilakukan pihak independen. Rencana survey awal akan dilakukan Desember ini, dan untuk selanjutnya survey dilaksanakan Februari 2020. Kata Soetarto, DPP menyampaikan seluruh bacalon yang mendaftar itu harus diketahui elektabilitas dan popularitasnya oleh masyarakat.
“Sehingga atas dasar hasil survey itu, DPP selanjutnya melakukan kajian dan pendalaman sebelum mengusung bacalon tersebut sebagai kontestan di Pilkada serentak 2020. Termasuk Bobby Nasution juga akan mengikuti tahapan tersebut. Dengan beliau mendaftar ke PDIP, kita apresiasi dan menjadi bagian bahwa beliau mengikuti mekanisme partai. Meski demikian, keputusan pengusungan bacalon tersebut merupakan prerogatif dari DPP PDI Perjuangan,” demikian dia. (prn)