29 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

PBK Minta PUPR Tidak Menunda Tol Medan-Berastagi

Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejak rencana pembangunan tol Medan-Berastagi digulirkan, Pemuda Barisan Karo (PBK) berjuang ’menggolkan’ pembangunannya dengan mendesak pemerintah pusat merealisasikannya.

Bila anggaran belum mencukupi, pemerintah melalui Kementerian PUPR pasti punya strategi untuk itu.

“Menteri PUPR pasti bisa merealisasikan itu, atau dengan menyerahkannya kepada pihak ketiga dengan cara meminjamkan modal. Pasti ada orang-orang yang siap meminjamkan modal. Tapi yang pasti PBK tidak henti-hentinya memperjuangkan jalan tol ini,” kata Ketua Umum DPP PBK Jesayas Tarigan kepada wartawan di sela-sela Baksos Natal PBK, Sabtu (28/12).

Selama ini kata Jesayas, pihaknya bersama lintas organisasi Karo yang sepakat bersama-sama masyarakat sudah melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo. PBK yakin, kalau di tingkat pusat, pihak-pihak terkait menyikapi surat mereka dan membahasnya di DPR RI maupun rapat-rapat kabinet.

“Tentu ini menyangkut anggaran, masyarakat tidak boleh mendesak, karena kami yakin Presiden Jokowi pasti berpikir, kalau jalan tol itu untuk kepentingan masyarakat luas pasti akan direalisasikan. Ka rena informasi yang kami dengar tahun 2020 sudah akan diwacanakan dan dijadwalkan. Ini sudah menjadi pembahasan di Kementerian PUPR,” terang Jesayas.

Untuk itu, PBK minta agar Kementerian PUPR serius menyikapi desakan masyarakat Karo agar segera membahasnya nanti di tahun 2020, jangan sampai meleset lagi. Jalan ini sangat dibutuhkan masyarakat Karo, Aceh dan 5 kabupaten-kota lainnya. Karena kalau ada permasalahan sedikit saja menyangkut lalulintas akan berjam-jam untuk mengurainya.

“Jarak tempuh Medan-Berastagi hanya 1,5 jam, tapi jika ada problem, maka akan terjadi kemacetan sampai puluhan kilometer, sehingga jarak tempuh bisa jadi 5-7 jam. Kondisi ini sangat mengganggu produksi sayur mayur dan buah dari Karo, karena hasil panen petani karo sampai ke Pulau Jawa,” tuturnya.

Penantian ini menurut Jesayas sudah sangat panjang, masyarakat sangat berharap pembangunan jalan tol ini jangan ditunda-tunda lagi, apalagi sampai batal. Masyarakat sempat sedih adanya pemberitaan kalau pembangunan jalan tol Medan-Berastagi terancam batal, diharapkan kabar seperti itu tidak ada lagi. “Kami menantikan kabar gembira dari PUPR sehingga masyarakat Karo, umumnya Sumut ikut bersuka cita mendengarnya,” tuturnya.(deo/han)

Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejak rencana pembangunan tol Medan-Berastagi digulirkan, Pemuda Barisan Karo (PBK) berjuang ’menggolkan’ pembangunannya dengan mendesak pemerintah pusat merealisasikannya.

Bila anggaran belum mencukupi, pemerintah melalui Kementerian PUPR pasti punya strategi untuk itu.

“Menteri PUPR pasti bisa merealisasikan itu, atau dengan menyerahkannya kepada pihak ketiga dengan cara meminjamkan modal. Pasti ada orang-orang yang siap meminjamkan modal. Tapi yang pasti PBK tidak henti-hentinya memperjuangkan jalan tol ini,” kata Ketua Umum DPP PBK Jesayas Tarigan kepada wartawan di sela-sela Baksos Natal PBK, Sabtu (28/12).

Selama ini kata Jesayas, pihaknya bersama lintas organisasi Karo yang sepakat bersama-sama masyarakat sudah melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo. PBK yakin, kalau di tingkat pusat, pihak-pihak terkait menyikapi surat mereka dan membahasnya di DPR RI maupun rapat-rapat kabinet.

“Tentu ini menyangkut anggaran, masyarakat tidak boleh mendesak, karena kami yakin Presiden Jokowi pasti berpikir, kalau jalan tol itu untuk kepentingan masyarakat luas pasti akan direalisasikan. Ka rena informasi yang kami dengar tahun 2020 sudah akan diwacanakan dan dijadwalkan. Ini sudah menjadi pembahasan di Kementerian PUPR,” terang Jesayas.

Untuk itu, PBK minta agar Kementerian PUPR serius menyikapi desakan masyarakat Karo agar segera membahasnya nanti di tahun 2020, jangan sampai meleset lagi. Jalan ini sangat dibutuhkan masyarakat Karo, Aceh dan 5 kabupaten-kota lainnya. Karena kalau ada permasalahan sedikit saja menyangkut lalulintas akan berjam-jam untuk mengurainya.

“Jarak tempuh Medan-Berastagi hanya 1,5 jam, tapi jika ada problem, maka akan terjadi kemacetan sampai puluhan kilometer, sehingga jarak tempuh bisa jadi 5-7 jam. Kondisi ini sangat mengganggu produksi sayur mayur dan buah dari Karo, karena hasil panen petani karo sampai ke Pulau Jawa,” tuturnya.

Penantian ini menurut Jesayas sudah sangat panjang, masyarakat sangat berharap pembangunan jalan tol ini jangan ditunda-tunda lagi, apalagi sampai batal. Masyarakat sempat sedih adanya pemberitaan kalau pembangunan jalan tol Medan-Berastagi terancam batal, diharapkan kabar seperti itu tidak ada lagi. “Kami menantikan kabar gembira dari PUPR sehingga masyarakat Karo, umumnya Sumut ikut bersuka cita mendengarnya,” tuturnya.(deo/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/