26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Covid-19 di Indonesia Jadi 6 Kasus, Kondisi Pasien Masih Stabil

BERI KETERANGAN: Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto memberi keterangan kepada wartawan.
BERI KETERANGAN: Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto memberi keterangan kepada wartawan.

SUMUTPOS.CO – Pemerintah mengumumkan ada dua lagi Warga Negara Indonesia (NWI) yang positif terpapar virus Corona. Sehingga total pasien positif Covid-19 yang saat ini ada di Indonesia menjadi 6 orang.

Kasus pasien 5 dan 6 dinyatakan positif, Minggu (8/3) sore. Kasus 5 adalah kasus yang berasal dari Jakarta dalam acara klub dansa. Sementara untuk kasus 6 adalah pasien dari kapal Diamond Princess.

“Kita menambah lagi dua kasus positif lagi. Ini hasil kasus lanjutan tracing kluster Jakarta. Bahwa yang bersangkutan confirmed Covid-19,” kata Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, Minggu (8/3).

Kedua kasus baru ini berjenis kelamin laki-laki. Kedua kondisinya sejauh ini masih stabil. “Kondisi dua-duanya stabil, tidak ada infusn

tidak demam, dan tidak pilek. Jadi kondisinya dalam keadaan baik,” kata Yurianto.

Kasus 6 atau pasien 6 adalah berasal dari kapal Diamond Princess yang sempat bersandar di Yokohama, Jepang. Kapal itu memang dinyatakan sebagai epicentrum baru karena penularannya mencapai 15 persen. “Kasus pasien 6 adalah impor case yang dia dapatkan di Jepang sbagai ABK di Diamond Princess,” katanya.

Keduanya kini dirawat di RSPI Sulianti Saroso. Kasus pasien 6 sebelumnya memang sudah dicurigai dari 68 penumpang lainnya karena sudah menunjukkan gejala mirip COVID-19 dan akhirnya dinyatakan positif.

Membaik

Sementara, pasien 1 dan 2 kondisinya sudah membaik dan tinggal tunggu hasil laboratorium lagi, apakah spesimennya sudah dinyatakan negatif atau belum. Jika dalam pemeriksaan dua kali sudah dinyatakan negatif, maka pasien 1 dan 2 dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.

Begitu pula pada pasien 3 dan 4 yang tertular dari pasien 1 di klub dansa Jakarta. Mereka hanya diberikan obat pendukung dan ditingkatkan daya tahan tubuhnya. “Pasien 1 dan 2 tak panas lagi, tinggal menunggu hasil lab. Kalau dua kali negatif boleh pulang,” terang Yurianto.

“Pasien 3 dan 4 sudah tak demam. Batuk masih. Pilek berkurang. Sudah enggak kelihatan letih lesu dan lemah. Mudah-mudahan akan jadi sembuh dan bisa dipulangkan,” tambah Yurianto.

Karena kondisinya membaik dan stabil, sejak awal dirawat, keempat pasien itu tidak menggunakan berbagai alat seperti infus, oksigen, ataupun ventilator. Mereka hanya dipisahkan ruangannya di ruang isolasi agar tak menularkan kepada yang lain. “Di RS tanpa alat bantu apapun. Tak gunakan oksigen dan infus. Semuanya masih mampu rawatan mandiri. Bisa ke kamar mandi sendiri. Dan aktivitas lain. 4 pasien kondisi baik,” katanya.

Sehingga jika keempatnya dinyatakan sembuh, maka sama dengan 55 ribu pasien sembuh lainnya di dunia. Mereka bisa sembuh karena memang daya tahan tubuhnya diperkuat dan virusnya melemah. “Meski begitu effort kami akan lebih keras lagi untuk memutus mata rantai penularan dari subkluster dari 4 pasien ini. Siapa saja yang kontak dekat dengan mereka masih terus ditelusuri,” paparnya.

Yurianto juga menyebutkan, jumlah orang yang diduga terkena atau terjangkit virus corona di Indonesia terus bertembah. Dari 11 orang kini naik menjadi 23 orang. Semua yang diduga terkena corona ini didapatkan dari hasil uji 620 spesimen sampai hari ini, dari jumlah tersebut sebanyak 327 berasal dari 63 rumah sakit dan 25 provinsi yang ada di Indonesia. “Dari 327 ini, 4 yang confirm positif, 23 masih suspect.”

Hanya Butuhkan Ruang Isolasi

Lebih lanjut, Achmad Yurianto menjelaskan, pasien yang positif dan suspect virus corona hanya memerlukan ruang isolasi tanpa peralatan canggih. “Baik yang dipelajari pada kasus global dan sedang kita alami, bahwa sebagian besar pasien yang positif dan suspect covid-19 tidak jatuh dalam kondisi berat sehingga tidak memerlukan peralatan canggih,” ujar Yurianto.

“Hanya dibutuhkan ruang isolasi untuk memisahkan dari orang lain. Ini yang harus dipahami, jadi kita tidak perlu khawatir dan tidak dimaknai bahwa kita tidak sanggup menangani COVID-19,” tambahnya.

Ia menerangkan seperti kasus pasien yang positif virus corona di Indonesia, misalnya korban-korban hanya jatuh dalam kondisi yang ringan dan cenderung ringan.

“Artinya mereka masih bisa makan sendiri, ke kamar mandi sendiri, dan melakukan aktivitas sendiri (di rumah sakit),” terang Yurianto.

Yurianto juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu panik dan selalu mengecek kesehatan di rumah sakit atau Puskesmas. Karena pemerintah sudah memberikan edukasi di seluruh Puskesmas untuk pengecekan dini.

Jadi, masyarakat yang tinggal atau berada di wilayah yang jauh dari rumah sakit bisa juga melakukan pendeteksian dini terhadap wabah virus corona. “Semua Puskesmas diseluruh Indonesia mampu melakukan deteksi dini untuk hal ini, jadi tidak usah panik ke rumah sakit besar,” jelas Yurianto.

Sedangkan pasien positif atau suspect corona yang memerlukan alat-alat bantu medis yang canggih bukan karena virusnya tetapi penyakit berat lain yang sudah diderita. “Sebagian besar pasien perlu alat medis yang kompleks karena misalnya pasien dengan gagal ginjal, paru obstruksi menahun, diabetes, atau jantung kronis. Maka alat-alat layanan tersebut bukan untuk covid-19 tetapi peralatan itu untuk menangani penyakit pengorbit sebelumnya,” kata Yurianto.

Peluang Sembuh Besar

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, peluang seseorang untuk sembuh dari infeksi virus corona sangat besar. Kondisi tersebut tercermin dari infeksi yang menimpa 12 Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.

Ia menyebut dari 12 kasus tersebut, tujuh di antaranya sudah sembuh. Sementara itu, empat lainnya dalam kondisi stabil. Dari 7 kasus yang sembuh tersebut, enam di antaranya terjadi pada kasus yang menimpa WNI di Jepang dan 1 lainnya di Singapura. Sementara itu, untuk empat yang berada dalam kondisi stabil, salah satunya terjadi pada WNI di Taiwan.

Sementara itu, untuk yang masih ditangani, pihaknya sampai dengan saat ini masih terus memantau perkembangannya. Salah satu pantauan dilakukan terhadap WNI terinfeksi virus corona yang baru teridentifikasi di Singapura pada Sebtu (7/3) kemarin. “Teman-teman mencermati WNI kita. Baru-baru ini dari Singapura ada muncul kluster baru, kluster Jurong. Kemudian ada beberapa yang confirm positif. Dari yang beberapa tersebut satu di antaranya ada dari Indonesia,” katanya.

Virus corona telah menyebar di China dan beberapa negara di dunia dalam waktu dua bulan belakangan ini. Retno mengatakan hingga saat ini sudah ada 93 negara yang telah menyatakan terinfeksi virus tersebut. Dari jumlah tersebut, lima di antaranya, Kolombia, Vatikan, Peru, Serbia dan Togo merupakan negara baru.

“Total confirm disease seluruh dunia sudah melebihi 100 ribu, tepatnya adalah 101.927, sebagian besar ada di Tiongkok sekitar 80.813. Sementara di luar Tiongkok 21.110,” ujar Retno.

Satu Lagi WNI di Singapura Positif Covid-19

Selain di Indonesia, Yurianto juga mengungkapkan, ada satu lagi warga negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan positif Corona di Singapura. Menurut Yuri, sejauh ini pemerintah sudah bertukar informasi dengan pemerintah Singapura terkait kondisi WNI itu. “Untuk kasus yang WNI di Singapura, kami sudah mendapat berita dari KBRI dan positif dan dirawat di Singapura,” katanya.

Yurianto melanjutkan, pemerintah Indonesia sangat mempercayakan otoritas Singapura dalam menangani WNI itu. Dia juga mengapresiasi langkah pemerintah Singapura yang bertindak cepat dalam mengisolasi warga Tanah Air itu. “Kami juga beryukur ini segera ditangani oleh pemerintah Singapura,” sebutnya.

Seperti diketahui, seorang warga negara Indonesia yang tengah berada di Singapura dinyatakan positif COVID-19, setelah dilakukan pemeriksaan di negara setempat. “Pada 7 Maret 2020, Kementerian Kesehatan Singapura mengumumkan kasus positif COVID-19 ke-133 di Singapura, yaitu WNI berusia 62 tahun,” kata Kepala Fungsi Pensosbud KBRI Singapura, Ratna Lestari Harjana dalam keterangan pers, Minggu (8/3). WNI berjenis kelamin perempuan itu mengunjungi Singapura dengan menggunakan Social Visit Pass.

WNI Jadi Kasus ke-12 di Asutralia

Sementara, seorang pelancong asal Indonesia dikonfirmasi sebagai kasus virus corona baru ke-12 di Negara Bagian Victoria, Australia. Wanita itu melakukan perjalanan ke negara bagian dengan penerbangan Virgin Airlines dari Perth pada Senin, 2 Maret 2020.

Departemen Kesehatan berupaya menghubungi siapa pun yang bepergian dengan penerbangan Virgin Airlines VA682 dari Melbourne ke Perth. “Kasus terakhir adalah seorang wanita berusia 50-an, seorang pengunjung dari Indonesia, yang terbang dari Jakarta ke Perth pada 27 Februari 2020. Dia baik-baik saja di penerbangan internasional,” kata Departemen Kesehatan Australia dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari 7news.com.au, Minggu (8/3).

“Ketika tinggal di Perth dia mengalami gejala pada 29 Februari.”

Wanita itu kemudian melakukan perjalanan ke Melbourne pada 2 Maret dan kemudian menemui dokter pada 6 Maret, yang memerintahkan agar ia diperiksa dengan tes virus corona. Dia dinyatakan positif terinfeksi pada Sabtu 7 Maret 2020 malam dan sekarang berada di ruang isolasi di rumah, dirawat oleh anggota keluarganya. “Ketika berada di Melbourne, dia mengunjungi Pho Hung Vuong 2 Vietnam Restaurant di Richmond pada 6 Maret 2020 selama sekitar 40 menit antara pukul 18.00 dan 19.00,” kata pernyataan itu.

“Tidak ada situs paparan publik lainnya untuk kasus ini di Melbourne.”

Siapa pun yang mengunjungi restoran pada saat itu disarankan untuk menghubungi Departemen Kesehatan untuk saran dan pengarahan. (jpc/tan/jpnn/bbs)

BERI KETERANGAN: Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto memberi keterangan kepada wartawan.
BERI KETERANGAN: Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto memberi keterangan kepada wartawan.

SUMUTPOS.CO – Pemerintah mengumumkan ada dua lagi Warga Negara Indonesia (NWI) yang positif terpapar virus Corona. Sehingga total pasien positif Covid-19 yang saat ini ada di Indonesia menjadi 6 orang.

Kasus pasien 5 dan 6 dinyatakan positif, Minggu (8/3) sore. Kasus 5 adalah kasus yang berasal dari Jakarta dalam acara klub dansa. Sementara untuk kasus 6 adalah pasien dari kapal Diamond Princess.

“Kita menambah lagi dua kasus positif lagi. Ini hasil kasus lanjutan tracing kluster Jakarta. Bahwa yang bersangkutan confirmed Covid-19,” kata Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, Minggu (8/3).

Kedua kasus baru ini berjenis kelamin laki-laki. Kedua kondisinya sejauh ini masih stabil. “Kondisi dua-duanya stabil, tidak ada infusn

tidak demam, dan tidak pilek. Jadi kondisinya dalam keadaan baik,” kata Yurianto.

Kasus 6 atau pasien 6 adalah berasal dari kapal Diamond Princess yang sempat bersandar di Yokohama, Jepang. Kapal itu memang dinyatakan sebagai epicentrum baru karena penularannya mencapai 15 persen. “Kasus pasien 6 adalah impor case yang dia dapatkan di Jepang sbagai ABK di Diamond Princess,” katanya.

Keduanya kini dirawat di RSPI Sulianti Saroso. Kasus pasien 6 sebelumnya memang sudah dicurigai dari 68 penumpang lainnya karena sudah menunjukkan gejala mirip COVID-19 dan akhirnya dinyatakan positif.

Membaik

Sementara, pasien 1 dan 2 kondisinya sudah membaik dan tinggal tunggu hasil laboratorium lagi, apakah spesimennya sudah dinyatakan negatif atau belum. Jika dalam pemeriksaan dua kali sudah dinyatakan negatif, maka pasien 1 dan 2 dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.

Begitu pula pada pasien 3 dan 4 yang tertular dari pasien 1 di klub dansa Jakarta. Mereka hanya diberikan obat pendukung dan ditingkatkan daya tahan tubuhnya. “Pasien 1 dan 2 tak panas lagi, tinggal menunggu hasil lab. Kalau dua kali negatif boleh pulang,” terang Yurianto.

“Pasien 3 dan 4 sudah tak demam. Batuk masih. Pilek berkurang. Sudah enggak kelihatan letih lesu dan lemah. Mudah-mudahan akan jadi sembuh dan bisa dipulangkan,” tambah Yurianto.

Karena kondisinya membaik dan stabil, sejak awal dirawat, keempat pasien itu tidak menggunakan berbagai alat seperti infus, oksigen, ataupun ventilator. Mereka hanya dipisahkan ruangannya di ruang isolasi agar tak menularkan kepada yang lain. “Di RS tanpa alat bantu apapun. Tak gunakan oksigen dan infus. Semuanya masih mampu rawatan mandiri. Bisa ke kamar mandi sendiri. Dan aktivitas lain. 4 pasien kondisi baik,” katanya.

Sehingga jika keempatnya dinyatakan sembuh, maka sama dengan 55 ribu pasien sembuh lainnya di dunia. Mereka bisa sembuh karena memang daya tahan tubuhnya diperkuat dan virusnya melemah. “Meski begitu effort kami akan lebih keras lagi untuk memutus mata rantai penularan dari subkluster dari 4 pasien ini. Siapa saja yang kontak dekat dengan mereka masih terus ditelusuri,” paparnya.

Yurianto juga menyebutkan, jumlah orang yang diduga terkena atau terjangkit virus corona di Indonesia terus bertembah. Dari 11 orang kini naik menjadi 23 orang. Semua yang diduga terkena corona ini didapatkan dari hasil uji 620 spesimen sampai hari ini, dari jumlah tersebut sebanyak 327 berasal dari 63 rumah sakit dan 25 provinsi yang ada di Indonesia. “Dari 327 ini, 4 yang confirm positif, 23 masih suspect.”

Hanya Butuhkan Ruang Isolasi

Lebih lanjut, Achmad Yurianto menjelaskan, pasien yang positif dan suspect virus corona hanya memerlukan ruang isolasi tanpa peralatan canggih. “Baik yang dipelajari pada kasus global dan sedang kita alami, bahwa sebagian besar pasien yang positif dan suspect covid-19 tidak jatuh dalam kondisi berat sehingga tidak memerlukan peralatan canggih,” ujar Yurianto.

“Hanya dibutuhkan ruang isolasi untuk memisahkan dari orang lain. Ini yang harus dipahami, jadi kita tidak perlu khawatir dan tidak dimaknai bahwa kita tidak sanggup menangani COVID-19,” tambahnya.

Ia menerangkan seperti kasus pasien yang positif virus corona di Indonesia, misalnya korban-korban hanya jatuh dalam kondisi yang ringan dan cenderung ringan.

“Artinya mereka masih bisa makan sendiri, ke kamar mandi sendiri, dan melakukan aktivitas sendiri (di rumah sakit),” terang Yurianto.

Yurianto juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu panik dan selalu mengecek kesehatan di rumah sakit atau Puskesmas. Karena pemerintah sudah memberikan edukasi di seluruh Puskesmas untuk pengecekan dini.

Jadi, masyarakat yang tinggal atau berada di wilayah yang jauh dari rumah sakit bisa juga melakukan pendeteksian dini terhadap wabah virus corona. “Semua Puskesmas diseluruh Indonesia mampu melakukan deteksi dini untuk hal ini, jadi tidak usah panik ke rumah sakit besar,” jelas Yurianto.

Sedangkan pasien positif atau suspect corona yang memerlukan alat-alat bantu medis yang canggih bukan karena virusnya tetapi penyakit berat lain yang sudah diderita. “Sebagian besar pasien perlu alat medis yang kompleks karena misalnya pasien dengan gagal ginjal, paru obstruksi menahun, diabetes, atau jantung kronis. Maka alat-alat layanan tersebut bukan untuk covid-19 tetapi peralatan itu untuk menangani penyakit pengorbit sebelumnya,” kata Yurianto.

Peluang Sembuh Besar

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, peluang seseorang untuk sembuh dari infeksi virus corona sangat besar. Kondisi tersebut tercermin dari infeksi yang menimpa 12 Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.

Ia menyebut dari 12 kasus tersebut, tujuh di antaranya sudah sembuh. Sementara itu, empat lainnya dalam kondisi stabil. Dari 7 kasus yang sembuh tersebut, enam di antaranya terjadi pada kasus yang menimpa WNI di Jepang dan 1 lainnya di Singapura. Sementara itu, untuk empat yang berada dalam kondisi stabil, salah satunya terjadi pada WNI di Taiwan.

Sementara itu, untuk yang masih ditangani, pihaknya sampai dengan saat ini masih terus memantau perkembangannya. Salah satu pantauan dilakukan terhadap WNI terinfeksi virus corona yang baru teridentifikasi di Singapura pada Sebtu (7/3) kemarin. “Teman-teman mencermati WNI kita. Baru-baru ini dari Singapura ada muncul kluster baru, kluster Jurong. Kemudian ada beberapa yang confirm positif. Dari yang beberapa tersebut satu di antaranya ada dari Indonesia,” katanya.

Virus corona telah menyebar di China dan beberapa negara di dunia dalam waktu dua bulan belakangan ini. Retno mengatakan hingga saat ini sudah ada 93 negara yang telah menyatakan terinfeksi virus tersebut. Dari jumlah tersebut, lima di antaranya, Kolombia, Vatikan, Peru, Serbia dan Togo merupakan negara baru.

“Total confirm disease seluruh dunia sudah melebihi 100 ribu, tepatnya adalah 101.927, sebagian besar ada di Tiongkok sekitar 80.813. Sementara di luar Tiongkok 21.110,” ujar Retno.

Satu Lagi WNI di Singapura Positif Covid-19

Selain di Indonesia, Yurianto juga mengungkapkan, ada satu lagi warga negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan positif Corona di Singapura. Menurut Yuri, sejauh ini pemerintah sudah bertukar informasi dengan pemerintah Singapura terkait kondisi WNI itu. “Untuk kasus yang WNI di Singapura, kami sudah mendapat berita dari KBRI dan positif dan dirawat di Singapura,” katanya.

Yurianto melanjutkan, pemerintah Indonesia sangat mempercayakan otoritas Singapura dalam menangani WNI itu. Dia juga mengapresiasi langkah pemerintah Singapura yang bertindak cepat dalam mengisolasi warga Tanah Air itu. “Kami juga beryukur ini segera ditangani oleh pemerintah Singapura,” sebutnya.

Seperti diketahui, seorang warga negara Indonesia yang tengah berada di Singapura dinyatakan positif COVID-19, setelah dilakukan pemeriksaan di negara setempat. “Pada 7 Maret 2020, Kementerian Kesehatan Singapura mengumumkan kasus positif COVID-19 ke-133 di Singapura, yaitu WNI berusia 62 tahun,” kata Kepala Fungsi Pensosbud KBRI Singapura, Ratna Lestari Harjana dalam keterangan pers, Minggu (8/3). WNI berjenis kelamin perempuan itu mengunjungi Singapura dengan menggunakan Social Visit Pass.

WNI Jadi Kasus ke-12 di Asutralia

Sementara, seorang pelancong asal Indonesia dikonfirmasi sebagai kasus virus corona baru ke-12 di Negara Bagian Victoria, Australia. Wanita itu melakukan perjalanan ke negara bagian dengan penerbangan Virgin Airlines dari Perth pada Senin, 2 Maret 2020.

Departemen Kesehatan berupaya menghubungi siapa pun yang bepergian dengan penerbangan Virgin Airlines VA682 dari Melbourne ke Perth. “Kasus terakhir adalah seorang wanita berusia 50-an, seorang pengunjung dari Indonesia, yang terbang dari Jakarta ke Perth pada 27 Februari 2020. Dia baik-baik saja di penerbangan internasional,” kata Departemen Kesehatan Australia dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari 7news.com.au, Minggu (8/3).

“Ketika tinggal di Perth dia mengalami gejala pada 29 Februari.”

Wanita itu kemudian melakukan perjalanan ke Melbourne pada 2 Maret dan kemudian menemui dokter pada 6 Maret, yang memerintahkan agar ia diperiksa dengan tes virus corona. Dia dinyatakan positif terinfeksi pada Sabtu 7 Maret 2020 malam dan sekarang berada di ruang isolasi di rumah, dirawat oleh anggota keluarganya. “Ketika berada di Melbourne, dia mengunjungi Pho Hung Vuong 2 Vietnam Restaurant di Richmond pada 6 Maret 2020 selama sekitar 40 menit antara pukul 18.00 dan 19.00,” kata pernyataan itu.

“Tidak ada situs paparan publik lainnya untuk kasus ini di Melbourne.”

Siapa pun yang mengunjungi restoran pada saat itu disarankan untuk menghubungi Departemen Kesehatan untuk saran dan pengarahan. (jpc/tan/jpnn/bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/