25 C
Medan
Wednesday, June 19, 2024

‘Warning’ NKRI Lemah Siap-siap Dimangsa Bangsa Lain

 Kepala Badan Kesbangpol Linmas Sumut Drs H Eddy  Syofian MAP  (2 kiri) mewakili Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST menjadi narasumber pada Seminar Peran Nilai Budaya dalam Menyegarkan 4 Pilar Kebangsaan Refleksi Harkitnas di Fakultas Ilmu Budaya USU Medan.

Kepala Badan Kesbangpol Linmas Sumut Drs H Eddy Syofian MAP (2 kiri) mewakili Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST menjadi narasumber pada Seminar Peran Nilai Budaya dalam Menyegarkan 4 Pilar Kebangsaan Refleksi Harkitnas di Fakultas Ilmu Budaya USU Medan.

Medan-Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST mengingatkan keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus dipertahankan oleh bangsa ini sendiri jika tidak ingin dimangsa bangsa lain.

“Di era kesejagatan atau globalisasi bangsa yang kuat jatidirnya yang akan kuat dan besar. Kalau NKRI lemah dan kita tidak perduli, siap-siaplah kita dijadikan pecundang oleh negara lain,” tegasnya melalui Kepala Badan Kesbangpol Linmas Sumut Drs H Eddy Syofian MAP, Rabu (22/5).

Berbicara pada Seminar Peran Nilai Budaya dalam Menyegarkan 4 Pilar Kebangsaan Refleksi Harkitnas di Fakultas Budaya USU Medan, Eddy atas nama Gubsu mengingatkan bersatulah, sebab dengan rasa persatuan dan kesatuan akan mampu menanggulangi segala permasalahan yang mengancam keutuhan NKRI.

Lebih lanjut Eddy memaparkan keberadaan NKRI sudah menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar lagi oleh masyarakat Indonesia dan harus dipertahankan hingga tetes darah penghabisan.

Ditambahkannya, kehancuran suatu negara itu berawal bukan dari orang luar, namun dilakukan oleh masyarakat bangsa itu sendiri.

Sebab lanjutnya adanya perpecahan dan konflik SARA dapat meretakkan rasa persatuan dan kesatuan yang selama ini telah terjalin erat.

“Karena itu, hendaknya kita harus mampu untuk menjaga kesatuan dan persatuan yang ada, sehingga tidak memecah belah kesatuan dan persatuan Indonesia,” katanya.

Dilanjutkannya, globalisasi saat ini karena adanya persaingan antar bangsa, hal ini dapat dijalankan di negara yang telah mapan, atau istilahnya persaingan antara yang kuat dan yang lemah, negara yang kuat akan seenaknya menjajah negara yang lemah, dan negara lemah ini pasti kalah dan menjadi pencundang.(kl/rel)

 Kepala Badan Kesbangpol Linmas Sumut Drs H Eddy  Syofian MAP  (2 kiri) mewakili Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST menjadi narasumber pada Seminar Peran Nilai Budaya dalam Menyegarkan 4 Pilar Kebangsaan Refleksi Harkitnas di Fakultas Ilmu Budaya USU Medan.

Kepala Badan Kesbangpol Linmas Sumut Drs H Eddy Syofian MAP (2 kiri) mewakili Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST menjadi narasumber pada Seminar Peran Nilai Budaya dalam Menyegarkan 4 Pilar Kebangsaan Refleksi Harkitnas di Fakultas Ilmu Budaya USU Medan.

Medan-Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST mengingatkan keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus dipertahankan oleh bangsa ini sendiri jika tidak ingin dimangsa bangsa lain.

“Di era kesejagatan atau globalisasi bangsa yang kuat jatidirnya yang akan kuat dan besar. Kalau NKRI lemah dan kita tidak perduli, siap-siaplah kita dijadikan pecundang oleh negara lain,” tegasnya melalui Kepala Badan Kesbangpol Linmas Sumut Drs H Eddy Syofian MAP, Rabu (22/5).

Berbicara pada Seminar Peran Nilai Budaya dalam Menyegarkan 4 Pilar Kebangsaan Refleksi Harkitnas di Fakultas Budaya USU Medan, Eddy atas nama Gubsu mengingatkan bersatulah, sebab dengan rasa persatuan dan kesatuan akan mampu menanggulangi segala permasalahan yang mengancam keutuhan NKRI.

Lebih lanjut Eddy memaparkan keberadaan NKRI sudah menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar lagi oleh masyarakat Indonesia dan harus dipertahankan hingga tetes darah penghabisan.

Ditambahkannya, kehancuran suatu negara itu berawal bukan dari orang luar, namun dilakukan oleh masyarakat bangsa itu sendiri.

Sebab lanjutnya adanya perpecahan dan konflik SARA dapat meretakkan rasa persatuan dan kesatuan yang selama ini telah terjalin erat.

“Karena itu, hendaknya kita harus mampu untuk menjaga kesatuan dan persatuan yang ada, sehingga tidak memecah belah kesatuan dan persatuan Indonesia,” katanya.

Dilanjutkannya, globalisasi saat ini karena adanya persaingan antar bangsa, hal ini dapat dijalankan di negara yang telah mapan, atau istilahnya persaingan antara yang kuat dan yang lemah, negara yang kuat akan seenaknya menjajah negara yang lemah, dan negara lemah ini pasti kalah dan menjadi pencundang.(kl/rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/