JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mulai hari ini, Senin (23/3), sebanyak 2.400 kamar di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, siap dipakai sebagai rumah sakit darurat untuk penanganan Covid-19.
“Pada Senin (23/3) pemerintah sudah siap menampung 2.400 pasien di Wisma Atlet Kemayoran, dari 22.200 pasien yang dapat ditampung di 10 tower,” kata Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, melalui keterangan tertulis, Minggu (22/3).
Fadjroel menambahkan, pemerintah terus berupaya menyiapkan masker, alat rapid test, alat pelindung diri, dan lainnya yang diupayakan dari berbagai sumber untuk mencukupi kebutuhan saat ini. Ia pun mengatakan Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk mendukung tumbuhnya optimisme dengan menyebarkan sikap dan pernyataan positif.
Selain itu pemerintah juga meminta masyarakat mendukung upaya menjalankan pembatasan sosial dengan bekerja, belajar, dan beribadah di rumah. “Presiden mendorong sikap sukarela dan partisipatif sebagai pilihan rasional dan bertanggungjawab dalam kehidupan demokrasi. Sekali lagi Presiden Joko Widodo menekankan bahwa keselamatan rakyat adalah kebijakan paling utama di saat melawan Covid-19 ini,” lanjut dia.
Senada, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan Wisma Atlet Kemayoran telah siap beroperasi sebagai tempat perawatan pasien yang terjangkit virus corona. “Ini sudah selesai semuanya termasuk penyemprotannya kemarin sore, seratus persen sudah selesai,” kata Basuki di Wisma Atlet, Jakarta, Minggu (22/3).
Basuki menjelaskan, pihaknya sedikit memodifikasi Wisma Atlet khususnya yang berada di tower 7 lantai 1, 2, dan 3. Lantaran bangunan tersebut akan difungsikan sebagai rumah sakit darurat, pemerintah melengkapinya dengan ruang ICU, radiologi, hingga farmasi.
Seluruh peralatan medis dimasukkan ke wisma, dilanjutkan dengan pemasangan alat. Peralatan yang digunakan pun seluruhnya portable karena rumah sakit ini bersifat darurat. “Ini semua termasuk pengaturan arus orang. Jadi pasien dan petugas tidak boleh berpapasan. Ini semua diatur oleh Kemenkes,” ujar Basuki.
Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan, Wisma Atlet bakal diperuntukkan bagi mereka yang menunjukkan gejala covid-19 atau sakit ringan. “Yang kondisinya ringan, positif, sudah terjadi di rumah sakit, bisa didorong ke Wisma Atlet ini,” kata Terawan saat konferensi pers di Jakarta, Minggu (22/3).
“Sehingga di sini akan punya kemampuan untuk menampung orang yang bukan sakit berat tetapi yang sakit ringan yang membutuhkan perawatan,” tutur dia.
Terawan mengatakan, mereka yang menunjukkan gejala covid-19 atau sakit ringan tidak perlu dirawat di rumah sakit. Sebab, rumah sakit akan diperuntukkan bagi mereka yang terjangkit corona dengan kondisi berat. Pasien dengan gejala covid-19 ringan, kata Terawan, dapat diisolasi di Wisma Atlet.
“Kami menyiapkan ribuan kamar untuk bisa dilakukan mereka melewati masa-masa ringan itu dengan baik,” ujar dia.
Meski begitu, Terawan mengatakan, pasien yang hendak dirawat di Wisma Atlet harus lebih dulu memeriksakan diri di rumah sakit. Sebab, rumah sakit harus lebih dulu memastikan ada tidaknya gejala virus corona.
RS di Galang Siap 28 Maret
Selain itu, rumah sakit khusus di Pulau Galang, Pulau Sebaru Kecil, dan sejumlah hotel BUMN dan swasta juga disiapkan untuk menampung pasien Covid-19.
Menteri Basuki mengatakan, pembangunan rumah sakit khusus pasien corona di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, sudah hampir selesai. Ia memastikan, rumah sakit ini siap dioperasikan pada 28 Maret 2020 mendatang. “Insya Allah nanti tanggal 28 (Maret 2020) ditinjau oleh Bapak Presiden, kita sudah siap,” kata Basuki, Minggu (22/3).
Basuki mengatakan, hingga hari ini, proses pembangunan rumah sakit telah mencapai 80 persen. Sejumlah kebutuhan utama, yakni pasokan listrik dan instalasi pengolahan air bersih dipastikan sudah selesai digarap. Basuki menyebut, pada tahap pertama, pemerintah membangun 400 unit ruang observasi dan 50 unit ruang isolasi.
“Jadi masyarakat saya kira enggak perlu khawatir. Kita semua sudah siap untuk melayani antisipasi virus ini,” kata Basuki.
Pasien Sedang dan Berat
Pemerintah menegaskan, rumah sakit hanya diprioritaskan bagi pasien yang telah dinyatakan positif terinfeksi virus corona dengan gejala klinis sedang hingga berat. Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus coroba Achmad Yurianto mengatakan, kebijakan tersebut terpaksa dilakukan atas alasan keterbatasan kapasitas rumah sakit rujukan di Indonesia.
“Kapasitas rumah sakit kita di Indonesia terbatas, sehingga kita selektif mengutamakan mereka yang dirujuk ke rumah sakit yang bergejala sedang hingga berat,” ujar Yuri di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (22/3).
Sementara pasien positif Covid-19 yang mengalami gejala klinis ringan, bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali, diimbau mengisolasi diri di rumah dengan menerapkan social distancing. “Kalau gejala ringan cukup isolasi diri di rumah masing-masing agar tidak menularkan ke orang lain,” ujar Yuri.
“Batasi (interaksi langsung) dengan anggota keluarga, tidak menggunakan alat makan bersama-sama dan bisa berkonsultasi dengan petugas di nomor 119 extension 9, maupun metode lainnya,” lanjut dia.
Diketahui, pemerintah telah menyiagakan sejumlah rumah sakit untuk merawat pasien positif virus corona. TNI-Polri menyiapkan 161 rumah sakitnya di penjuru Indonesia untuk mengisolasi para pasien Covid-19. Demikian pula BUMN, telah menyiapkan sejumlah rumah sakitnya untuk merawat pasien Covid-19.
Hingga Minggu kemarin, penambahan pasien positif Covid-19 tercatat sebanyak 64 orang sehingga total yang terinfeksi hingga hari ini ialah 514 orang. Dari jumlah tersebut, pasien yang meninggal dunia bertambah 10 orang sehingga total pasien positif corona yang meninggal dunia sebanyak 48 orang. Sementara itu 29 orang dinyatakan sembuh dari Covid-19 di Indonesia.
“Data sudah diberikan ke Kepala Dinas (Kesehatan) Provinsi untuk diteruskan ke rumah sakit untuk pelayanan dan dinas untuk tracing,” lanjut Yuri. (kps)