26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

PKS Tunda Rekomendasi Sampai Akhyar Sembuh

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menunda pemberian rekomendasi untuk mengusung Akhyar Nasution di Pilkada Medan 2020. Mereka berjanji akan memberi rekomendasi kepada pelaksana tugas wali kota Medan itu, setelah Akhyar pulih dari Covid-19.

“Pak Akhyar ‘kan masih kena Covid. Tentu kita menunggu beliau sembuh dulu,” kata Ketua DPW PKS Sumatera Utara, Hariyanto menjawab Sumut Pos, Rabu (12/8).

Ia menyebutkan. Pihaknya masih menunggu rekomendasi dari DPP PKS atas pasangan balon yang akan diusung untuk maju di Pilkada Serentak 2020, di sejumlah kabupaten dan kota di Sumut, termasuk Medan. “Kita masih menunggu DPP. Bisa jadi sudah ada (rekomendasi dari DPP), namun karena Pak Akhyar masih Covid, kita sesuaikan waktu yang tepat,” kata dia.

Mengenai nama kader internal yang diusul ke DPP partai sebagai pendamping Akhyar, Hariyanto menyebut, tetap sosok Wakil Ketua DPRD Sumut, Salman Alfarisi. “Nggak ada (cuma nama Salman Alfarisi). DPP juga kayaknya sudah mengerucut ke situ,” katanya.

PKS juga menegaskan, tetap istiqomah pada jalur koalisi rakyat bersama Partai Demokrat untuk mengusung Akhyar Nasution di Pilkada Medan. Hal tersebut untuk menepis rumor yang berkembang pasca DPP PDIP memberi rekomendasi kepada Muhammad Bobby Afif Nasution dan Aulia Rahman, ada kemungkinan PKS membelot tidak mengusung Akhyar. Salman juga dirumorkan berat melepas status sebagai wakil rakyat. Dengan demikian, Pilkada Medan kali ini dirumorkan besar kemungkinan melawan kotak kosong.

“Sampai saat ini belum ada opsi itu di kita. Nggak benar (isu) itu. Kita masih on the track. Intinya kami masih menunggu (rekomendasi) dari DPP. Agak terkendala memang, karena kondisi Pak Akhyar juga masih isolasi. Sabar ya,” pungkasnya.

Perubahan Positif

Menilik pertarungan duo Nasution (Akyar vs Bobby) yang kemungkinan besar akan terjadi, siapapun yang menjadi pemenang diharapkan membawa perubahan lebih baik atau positif bagi Kota Medan.

“Dua pasangan ini kita anggap sebagai pasangan yang akan membawa perubahan positif. Pertama, pasangan Bobby-Aulia. Pasangan ini didukung partai besar seperti PDIP dan Gerindra, serta anggota koalisi lain seperti Golkar, NasDem, PSI, PPP. Hanura,” buka Faisal Riza, akademisi asal Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, saat dimintai pandangan.

“Dari segi kekuatan partai, peluang (menang) Bobby-Aulia sangat besar. Lalu dari segi kursi dukungan DPRD, juga sangat efektif,” sambung dia.

Figur Bobby sebagai menantu presiden, lanjut Riza , sangat diuntungkan. Sedangkan figur Aulia populer di Medan Utara, menjadi kelebihan lain.

Namun semua kelebihan itu, menurutnya sangat tergantung pengelolaannya. “Jika lengah dalam satu dua titik, dapat dimanfaatkan kompetitornya,” katanya.

Soal kemungkinan pasangan Akhyar-Salman, hemat dia, keduanya dianggap cukup mumpuni didukung PKS dan Demokrat. Pun secara identitas figur, katanya Akhyar dikenal sebagai Plt wali kota yang punya jaringan sosial cukup luas.

“Namun kepindahannya dari partai asal ini masih menyisakan problem. Split dukungan akan terjadi. Di Demokrat juga masih harus kerja keras menyambungkan psiko politik dengan pendukung mereka. Salman, dikenal dari partai tengah yang kuat yaitu PKS. Hanya saja, mesin politik PKS ini di kota harus diuji lagi kekuatannya, terutama pascakemunculan Partai Gelora,” katanya.

Ia berharap kedua paslon tersebut dapat menunjukkan kualitas, kapabilitas, dan integritas dalam kompetisi kali ini. Sebab siapapun dari duo Nasution ini yang menang, tentu bercita-cita membawa perubahan Kota Medan ke arah lebih baik. “Kita lihat bagaimana tanding visi dan beradu strategi dari mereka lebih menarik hati rakyat,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan akademisi asal USU, Agus Suriadi. Menurutnya semua calon punya peluang yang sama. “Bukan berarti Akhyar sebagai petahana punya kans yang lebih besar. Akhyar pun sampai di akhir masa jabatannya belum teruji bisa menjadi pemimpin yang diharapkan di kota besar seperti Medan,” katanya.

Bagi dia, kedua paslon merupakan orang-orang baru. Tinggal bagaimana masyarakat menilai kapasitas dan kredibilitas serta kompetensi mereka selama ini. Apalagi diakui Agus, masyarakat tidak punya preferensi yang baik dari produk parpol yang ada saat ini.

“Preferensi cuma ada pada dua paslon tersebut. Kalaupun nanti terpilih salahsatu paslon sebagai pemenang, itulah pilihan terbaik dari yang ada. Bukan pilihan terbaik dari yang bagus,” pungkasnya.

Golkar Dukung Penuh Bobby-Aulia

Sementara itu, setelah direkomendasikan DPP PDIP untuk maju pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan di Pilkada Medan 2020, sejumlah partai politik disebut-sebut ikut mendikung Bobby-Aulia di Pilkada Medan,

Selain PDIP dan Gerindra, setidaknya ada tiga dari enam partai politik yang sudah sering memberikan sinyal dukungan kepada menantu Presiden Joko Widodo tersebut. Ketiganya yakni Partai Golkar, NasDem, dan PSI. Tiga parpol lainnya juga disebut akan memberikan dukungan, namun tidak sering diungkapkan di publik, yakni Hanura, PPP dan PAN.

Ditanya soal terpilihnya Ketua Komisi II DPRD Medan, Aulia Rahman, yang merupakan kader Partai Gerindra sebagai pasangan Bobby, Golkar, NasDem, dan PSI, senada mengaku tidak mempermasalahkan.

Wakil Ketua DPD Golkar Medan, Muhammad Afri Rizki Lubis mengatakan, sejak awal pihaknya memang sudah membulatkan tekad mendukung Bobby sebagai Cawalkot Medan tahun ini.

“Bukan cuma di DPP, tapi juga di DPD Sumut dan Medan. Surat resmi dukungan untuk Bobby juga sudah lama diberikan oleh DPP, dan kami sampaikan langsung kepada Bobby. Soal wakil, kami serahkan langsung kepada Bobby. Tidak pernah Golkar persoalkan siapa,” ucap Rizki kepada Sumut Pos, (12/8).

Menurut Rizki, siapapun yang dipilih Bobby menjadi wakilnya, tetap akan didukung Golkar. “Bila itu (Aulia) pilihan Bobby, maka kita dukung,” katanya.

DPD Partai Golkar Medan juga mengaku siap bekerja memenangkan pasangan Bobby-Aulia di Pilkada Medan. Apalagi Bobby telah mengikuti proses penjaringan Balon Wali Kota Medan yang dibuka oleh DPD Golkar Medan. Tanpa diwakilkan, saat itu Bobby hadir secara langsung ke kantor DPD Golkar Medan di Jalan Gatot Subroto Kota Medan.

Senada dengan Golkar, DPD Partai NasDem Kota Medan juga tidak berkeberatan dengan munculnya Aulia Rahman dari Gerindra sebagai sosok pendamping Bobby.

“Saya rasa Aulia Rahman layak bersama Bobby di Pilkada Medan. Aulia Rahman itu mewakili suara dari masyarakat Medan Utara, itu bagus,” jawab Ketua DPD Partai NasDem Kota Medan, Afif Abdillah kepada Sumut Pos, Rabu (12/8).

Soal sosok Aulia yang bukan merupakan kader Partai NasDem, tidak direkomendasikan NasDem, dan bukan sosok yang pernah mendaftar di penjaringan Partai NasDem, NasDem tidak keberatan. Sebelumnya, NasDem Medan pernah memberikan rekomendasi kepada Rusdi Sinuraya (mantan Dirut PD Pasar Medan), dan kader Partai NasDem sendiri, Nezar Djoeli.

“Tentunya Bobby dan partai-partai koalisi punya alasan tersendiri memilih Aulia. Kita harus hormati itu. Tidak ada yang perlu dipermasalahkan, kita siap mendukung,” tegasnya.

Namun begitu, Afif mengakui, sampai saat ini pihaknya di DPD Medan belum mendapatkan surat resmi dari DPP Partai NasDem soal dukungan kepada Bobby. Pun begitu, Afif mengakui jika arah dukungan partainya memang ditujukan kepada suami dari Kahiyang Ayu tersebut.

“Dalam waktu dekat akan kita deklarasikan, karena tanggal 4 September sudah masuk waktu pendaftaran di KPU (Medan),” jelas Afif.

Terpisah, Ketua DPD PSI Kota Medan, Renville Napitupulu, juga mengatakan tidak mempermasalahkan nama Aulia sebagai pendamping Bobby Afif Nasution, sekalipun Aulia bukan kader PSI.

Bermodalkan 2 kursi di DPRD Medan, Renville —anggota DPRD Medan dari PSI—, membenarkan PSI arahkan dukungan kepada Bobby Nasution.

“Arahnya memang ke Bobby. Soal wakilnya Aulia, ya gak ada masalah. Kita memang memberikan kesempatan kepada Bobby memilih wakilnya sendiri yang dia rasa nyaman untuk bekerjasama membangun Kota Medan,” jelasnya.

Pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari DPP PSI. “Masih ada waktu. Pendaftaran masih awal bulan (September) nanti,” pungkasnya. (prn/map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menunda pemberian rekomendasi untuk mengusung Akhyar Nasution di Pilkada Medan 2020. Mereka berjanji akan memberi rekomendasi kepada pelaksana tugas wali kota Medan itu, setelah Akhyar pulih dari Covid-19.

“Pak Akhyar ‘kan masih kena Covid. Tentu kita menunggu beliau sembuh dulu,” kata Ketua DPW PKS Sumatera Utara, Hariyanto menjawab Sumut Pos, Rabu (12/8).

Ia menyebutkan. Pihaknya masih menunggu rekomendasi dari DPP PKS atas pasangan balon yang akan diusung untuk maju di Pilkada Serentak 2020, di sejumlah kabupaten dan kota di Sumut, termasuk Medan. “Kita masih menunggu DPP. Bisa jadi sudah ada (rekomendasi dari DPP), namun karena Pak Akhyar masih Covid, kita sesuaikan waktu yang tepat,” kata dia.

Mengenai nama kader internal yang diusul ke DPP partai sebagai pendamping Akhyar, Hariyanto menyebut, tetap sosok Wakil Ketua DPRD Sumut, Salman Alfarisi. “Nggak ada (cuma nama Salman Alfarisi). DPP juga kayaknya sudah mengerucut ke situ,” katanya.

PKS juga menegaskan, tetap istiqomah pada jalur koalisi rakyat bersama Partai Demokrat untuk mengusung Akhyar Nasution di Pilkada Medan. Hal tersebut untuk menepis rumor yang berkembang pasca DPP PDIP memberi rekomendasi kepada Muhammad Bobby Afif Nasution dan Aulia Rahman, ada kemungkinan PKS membelot tidak mengusung Akhyar. Salman juga dirumorkan berat melepas status sebagai wakil rakyat. Dengan demikian, Pilkada Medan kali ini dirumorkan besar kemungkinan melawan kotak kosong.

“Sampai saat ini belum ada opsi itu di kita. Nggak benar (isu) itu. Kita masih on the track. Intinya kami masih menunggu (rekomendasi) dari DPP. Agak terkendala memang, karena kondisi Pak Akhyar juga masih isolasi. Sabar ya,” pungkasnya.

Perubahan Positif

Menilik pertarungan duo Nasution (Akyar vs Bobby) yang kemungkinan besar akan terjadi, siapapun yang menjadi pemenang diharapkan membawa perubahan lebih baik atau positif bagi Kota Medan.

“Dua pasangan ini kita anggap sebagai pasangan yang akan membawa perubahan positif. Pertama, pasangan Bobby-Aulia. Pasangan ini didukung partai besar seperti PDIP dan Gerindra, serta anggota koalisi lain seperti Golkar, NasDem, PSI, PPP. Hanura,” buka Faisal Riza, akademisi asal Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, saat dimintai pandangan.

“Dari segi kekuatan partai, peluang (menang) Bobby-Aulia sangat besar. Lalu dari segi kursi dukungan DPRD, juga sangat efektif,” sambung dia.

Figur Bobby sebagai menantu presiden, lanjut Riza , sangat diuntungkan. Sedangkan figur Aulia populer di Medan Utara, menjadi kelebihan lain.

Namun semua kelebihan itu, menurutnya sangat tergantung pengelolaannya. “Jika lengah dalam satu dua titik, dapat dimanfaatkan kompetitornya,” katanya.

Soal kemungkinan pasangan Akhyar-Salman, hemat dia, keduanya dianggap cukup mumpuni didukung PKS dan Demokrat. Pun secara identitas figur, katanya Akhyar dikenal sebagai Plt wali kota yang punya jaringan sosial cukup luas.

“Namun kepindahannya dari partai asal ini masih menyisakan problem. Split dukungan akan terjadi. Di Demokrat juga masih harus kerja keras menyambungkan psiko politik dengan pendukung mereka. Salman, dikenal dari partai tengah yang kuat yaitu PKS. Hanya saja, mesin politik PKS ini di kota harus diuji lagi kekuatannya, terutama pascakemunculan Partai Gelora,” katanya.

Ia berharap kedua paslon tersebut dapat menunjukkan kualitas, kapabilitas, dan integritas dalam kompetisi kali ini. Sebab siapapun dari duo Nasution ini yang menang, tentu bercita-cita membawa perubahan Kota Medan ke arah lebih baik. “Kita lihat bagaimana tanding visi dan beradu strategi dari mereka lebih menarik hati rakyat,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan akademisi asal USU, Agus Suriadi. Menurutnya semua calon punya peluang yang sama. “Bukan berarti Akhyar sebagai petahana punya kans yang lebih besar. Akhyar pun sampai di akhir masa jabatannya belum teruji bisa menjadi pemimpin yang diharapkan di kota besar seperti Medan,” katanya.

Bagi dia, kedua paslon merupakan orang-orang baru. Tinggal bagaimana masyarakat menilai kapasitas dan kredibilitas serta kompetensi mereka selama ini. Apalagi diakui Agus, masyarakat tidak punya preferensi yang baik dari produk parpol yang ada saat ini.

“Preferensi cuma ada pada dua paslon tersebut. Kalaupun nanti terpilih salahsatu paslon sebagai pemenang, itulah pilihan terbaik dari yang ada. Bukan pilihan terbaik dari yang bagus,” pungkasnya.

Golkar Dukung Penuh Bobby-Aulia

Sementara itu, setelah direkomendasikan DPP PDIP untuk maju pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan di Pilkada Medan 2020, sejumlah partai politik disebut-sebut ikut mendikung Bobby-Aulia di Pilkada Medan,

Selain PDIP dan Gerindra, setidaknya ada tiga dari enam partai politik yang sudah sering memberikan sinyal dukungan kepada menantu Presiden Joko Widodo tersebut. Ketiganya yakni Partai Golkar, NasDem, dan PSI. Tiga parpol lainnya juga disebut akan memberikan dukungan, namun tidak sering diungkapkan di publik, yakni Hanura, PPP dan PAN.

Ditanya soal terpilihnya Ketua Komisi II DPRD Medan, Aulia Rahman, yang merupakan kader Partai Gerindra sebagai pasangan Bobby, Golkar, NasDem, dan PSI, senada mengaku tidak mempermasalahkan.

Wakil Ketua DPD Golkar Medan, Muhammad Afri Rizki Lubis mengatakan, sejak awal pihaknya memang sudah membulatkan tekad mendukung Bobby sebagai Cawalkot Medan tahun ini.

“Bukan cuma di DPP, tapi juga di DPD Sumut dan Medan. Surat resmi dukungan untuk Bobby juga sudah lama diberikan oleh DPP, dan kami sampaikan langsung kepada Bobby. Soal wakil, kami serahkan langsung kepada Bobby. Tidak pernah Golkar persoalkan siapa,” ucap Rizki kepada Sumut Pos, (12/8).

Menurut Rizki, siapapun yang dipilih Bobby menjadi wakilnya, tetap akan didukung Golkar. “Bila itu (Aulia) pilihan Bobby, maka kita dukung,” katanya.

DPD Partai Golkar Medan juga mengaku siap bekerja memenangkan pasangan Bobby-Aulia di Pilkada Medan. Apalagi Bobby telah mengikuti proses penjaringan Balon Wali Kota Medan yang dibuka oleh DPD Golkar Medan. Tanpa diwakilkan, saat itu Bobby hadir secara langsung ke kantor DPD Golkar Medan di Jalan Gatot Subroto Kota Medan.

Senada dengan Golkar, DPD Partai NasDem Kota Medan juga tidak berkeberatan dengan munculnya Aulia Rahman dari Gerindra sebagai sosok pendamping Bobby.

“Saya rasa Aulia Rahman layak bersama Bobby di Pilkada Medan. Aulia Rahman itu mewakili suara dari masyarakat Medan Utara, itu bagus,” jawab Ketua DPD Partai NasDem Kota Medan, Afif Abdillah kepada Sumut Pos, Rabu (12/8).

Soal sosok Aulia yang bukan merupakan kader Partai NasDem, tidak direkomendasikan NasDem, dan bukan sosok yang pernah mendaftar di penjaringan Partai NasDem, NasDem tidak keberatan. Sebelumnya, NasDem Medan pernah memberikan rekomendasi kepada Rusdi Sinuraya (mantan Dirut PD Pasar Medan), dan kader Partai NasDem sendiri, Nezar Djoeli.

“Tentunya Bobby dan partai-partai koalisi punya alasan tersendiri memilih Aulia. Kita harus hormati itu. Tidak ada yang perlu dipermasalahkan, kita siap mendukung,” tegasnya.

Namun begitu, Afif mengakui, sampai saat ini pihaknya di DPD Medan belum mendapatkan surat resmi dari DPP Partai NasDem soal dukungan kepada Bobby. Pun begitu, Afif mengakui jika arah dukungan partainya memang ditujukan kepada suami dari Kahiyang Ayu tersebut.

“Dalam waktu dekat akan kita deklarasikan, karena tanggal 4 September sudah masuk waktu pendaftaran di KPU (Medan),” jelas Afif.

Terpisah, Ketua DPD PSI Kota Medan, Renville Napitupulu, juga mengatakan tidak mempermasalahkan nama Aulia sebagai pendamping Bobby Afif Nasution, sekalipun Aulia bukan kader PSI.

Bermodalkan 2 kursi di DPRD Medan, Renville —anggota DPRD Medan dari PSI—, membenarkan PSI arahkan dukungan kepada Bobby Nasution.

“Arahnya memang ke Bobby. Soal wakilnya Aulia, ya gak ada masalah. Kita memang memberikan kesempatan kepada Bobby memilih wakilnya sendiri yang dia rasa nyaman untuk bekerjasama membangun Kota Medan,” jelasnya.

Pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari DPP PSI. “Masih ada waktu. Pendaftaran masih awal bulan (September) nanti,” pungkasnya. (prn/map)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/