29 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Tertipu Miliaran Rupiah, 11 Korban Polisikan Owner Arisan by Tunuk

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus dugaan penipuan dengan kedok arisan online, kini ramai dibicarakan. Teranyar, sebanyak 11 korban dengan kasus sama, melaporkan seorang wanita berinisial TRAN, Owner Arisan by Tunuk, ke Polda Sumut, dengan kerugian mencapai miliaran rupiah. Laporan tersebut tertuang dalam surat No: STTLP/1658/IX/2020/SUMUT/SPKT “I”, yang diterima dan ditandatangani Kompol Saiful, tertanggal 2 September 2020.

Heri Purba alias Ucil, seorang member yang mengalami kerugian Rp70 juta, mengatakan, korban dugaan penipuan arisan online ini mencapai 92 orang. Umumnya, kata dia, para korban tergiur dengan keuntungan bunga besar dan instan.

“Bermula dari ajakan untuk berinvestasi dengan bunga yang akan dibayarkan pada jangka yang beragam, dan nominal berbeda-beda,” ungkap Ucil, Minggu (13/10).

Lebih lanjut Ucil mengatakan, nama investasi ini ‘Duos’, di dalam satu grup WhatsApp atau peminjam ada owner, satu peminjam dan satu pemberi dana.

“Investasi dimulai dari angka Rp1 juta sampai terbesar Rp50 juta per slot, dengan tempo peminjaman 10 hingga 40 hari. TRAN secara rutin mengeluarkan daftar investasi Duos secara berkala melalui grup WhatsApp, status WhatsApp, Instastory pribadi dan arisan,” bebernya.

Dia yang bergabung pertengahan Juni sampai Juli 2020, awalnya diabayar lancar, hingga melipatgandakan uangnya mencapai Rp70 juta. Namun, memasuki jatuh tempo tepatnya pada 26 Agustus lalu, TRAN tidak bisa lagi dihubungi.

“Kecurigaan berawal dari pembayaran yang jatuh tempo, tapi dana belum juga ditransfer ke beberapa member. Kemudian sejumlah member menemukan kejanggalan, dengan dihapusnya foto-foto di akun Instagram pribadi TRAN. Di saat itu semua panik, sampai TRAN mengirimkan pesan ke WhatsApp, yang mengatakan dia sakit,” jelas Ucil.

Senada dengan Ucil, Alya yang merupakan korban lainnya, mengaku awalnya ditawari TRAN untuk arisan online miliknya. Dia percaya karena terduga pelaku sudah dikenalnya sejak SMA.

“Pertemuan pertama kami (para korban) dikumpulkan di Coffee Box Ringroad. Kemudian tidak pernah ketemu lagi, dan komunikasi hanya lewat WhatsApp,” ujarnya.

“Aku awalnya cuma ikut per minggu Rp50 ribu. Tapi setelah melihat keuntungan dari perputarannya besar, aku pun melipatgandakan lagi sampai Rp25 juta,” imbuh Alya.

Alhasil, lantaran menjadi korban penipuan, Alya bersama beberapa member kemudian mendatangi kediaman TRAN di Jalan Bunga Sedapmalam Medan. Saat disambangi, ternyata beberapa member menemukan pacar TRAN, yang tinggal serumah dengannya, berada di tempat.

“Di awal, pacarnya diam dan tutup mulut. Namun setelah merasa terpojokkan, akhirnya dia mengaku, TRAN sudah diterbangkan ke Kalimantan,” pungkas Alya, seraya berharap pihak kepolisian segera memproses laporan mereka, dan menangkap TRAN. (man/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus dugaan penipuan dengan kedok arisan online, kini ramai dibicarakan. Teranyar, sebanyak 11 korban dengan kasus sama, melaporkan seorang wanita berinisial TRAN, Owner Arisan by Tunuk, ke Polda Sumut, dengan kerugian mencapai miliaran rupiah. Laporan tersebut tertuang dalam surat No: STTLP/1658/IX/2020/SUMUT/SPKT “I”, yang diterima dan ditandatangani Kompol Saiful, tertanggal 2 September 2020.

Heri Purba alias Ucil, seorang member yang mengalami kerugian Rp70 juta, mengatakan, korban dugaan penipuan arisan online ini mencapai 92 orang. Umumnya, kata dia, para korban tergiur dengan keuntungan bunga besar dan instan.

“Bermula dari ajakan untuk berinvestasi dengan bunga yang akan dibayarkan pada jangka yang beragam, dan nominal berbeda-beda,” ungkap Ucil, Minggu (13/10).

Lebih lanjut Ucil mengatakan, nama investasi ini ‘Duos’, di dalam satu grup WhatsApp atau peminjam ada owner, satu peminjam dan satu pemberi dana.

“Investasi dimulai dari angka Rp1 juta sampai terbesar Rp50 juta per slot, dengan tempo peminjaman 10 hingga 40 hari. TRAN secara rutin mengeluarkan daftar investasi Duos secara berkala melalui grup WhatsApp, status WhatsApp, Instastory pribadi dan arisan,” bebernya.

Dia yang bergabung pertengahan Juni sampai Juli 2020, awalnya diabayar lancar, hingga melipatgandakan uangnya mencapai Rp70 juta. Namun, memasuki jatuh tempo tepatnya pada 26 Agustus lalu, TRAN tidak bisa lagi dihubungi.

“Kecurigaan berawal dari pembayaran yang jatuh tempo, tapi dana belum juga ditransfer ke beberapa member. Kemudian sejumlah member menemukan kejanggalan, dengan dihapusnya foto-foto di akun Instagram pribadi TRAN. Di saat itu semua panik, sampai TRAN mengirimkan pesan ke WhatsApp, yang mengatakan dia sakit,” jelas Ucil.

Senada dengan Ucil, Alya yang merupakan korban lainnya, mengaku awalnya ditawari TRAN untuk arisan online miliknya. Dia percaya karena terduga pelaku sudah dikenalnya sejak SMA.

“Pertemuan pertama kami (para korban) dikumpulkan di Coffee Box Ringroad. Kemudian tidak pernah ketemu lagi, dan komunikasi hanya lewat WhatsApp,” ujarnya.

“Aku awalnya cuma ikut per minggu Rp50 ribu. Tapi setelah melihat keuntungan dari perputarannya besar, aku pun melipatgandakan lagi sampai Rp25 juta,” imbuh Alya.

Alhasil, lantaran menjadi korban penipuan, Alya bersama beberapa member kemudian mendatangi kediaman TRAN di Jalan Bunga Sedapmalam Medan. Saat disambangi, ternyata beberapa member menemukan pacar TRAN, yang tinggal serumah dengannya, berada di tempat.

“Di awal, pacarnya diam dan tutup mulut. Namun setelah merasa terpojokkan, akhirnya dia mengaku, TRAN sudah diterbangkan ke Kalimantan,” pungkas Alya, seraya berharap pihak kepolisian segera memproses laporan mereka, dan menangkap TRAN. (man/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/