30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Presiden Lebih Setuju Mini Lockdown

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Wododo (Jokowi) memerintahkan kepada kepala daerah untuk melakukan pengendalian penanganan virus Korona atau Covid-19 dengan berbasis lokal. Pasalnya, langkah ini dianggap lebih efektif.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

“Ini perlu saya sampaikan sekali lagi pada komite, intervensi berbasis lokal agar disampaikan ke provinsi, kabupaten dan kota, pembatasan berskala mikro di tingkat desa, kampung, RW, RT, atau di kantor, pondok pesantren, saya kira itu lebih efektif,” ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (28/9).

Jokowi juga lebih setuju kepala daerah menerapkan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM). Itu menurutnya lebih efektif dalam menanggulangi virus Korona di daerah-daerah. “Pembatasan berskala mikro di tingkat desa, kampung, RW, RT, atau di kantor, pondok pesantren, saya kira itu lebih efektif, “ katanya.

Lebih lanjut Jokowi juga menegaskan, dirinya lebih setuju dengan mini lockdown. Karena melakukan lockdown secara general misalnya di tingkat provinsi akan merugikan banyak pihak. “Mini lockdown yang berulang ini akan lebih efektif. jangan sampai kita generalisir satu kota, satu kabupaten, apalagi satu provinis. Ini akan merugikan banyak orang,” ungkapnya.

Selain itu, Jokowi juga mengatakan, data yang ia dapatkan pada Minggu, 27 September 2020, rata-rata kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 22.46 persen. Presentase itu hambir mendekasi kasus Covid-19 di dunia yang jumlahnya mencapai 23.13 persen. “Rata-rata kasus aktif di Indonesia 22.46 persen. Ini sedikit lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 23.13 persen,” ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Senin (28/9).

Oleh sebab itu, angka ini terus diperbaiki oleh semua jajaran presiden. Termasuk juga angka kesembuhan. Karena Jokowi menginginkan semua angka harus mengalami perbaikian untuk kasus Covid-19 ini. “Saya kira ini terus diperbaiki lagi,” katanya.

Jokowi menambahkan, pada Agustus 2020 ini angka kematian di Indonesia juga menurun dibandingkan angka sebelumnya. Sehingga saat ini menjadi 3.77 persen dari sebelumnya 4.33 persen. “Kemudian yang kedua kalau kita bandingkan dengan bulan lalu, rata-rata kematian negara kita juga menurun. Dari 4.33 persen menjadi 3.77 persen,” ungkapnya.

Jokowi juga mengungkapkan angka kematian di dunia dibandingan di Indonesia masih lebih tinggi di dalam negeri. Sehingga hal ini perlu terus diperbaiki supaya angka kematian akibat Covid-19 bisa ditekan jumlahnya.

“ Kita bandingkan dengan rata-rata kematian dunia kita masih sedikit lebih tinggi, karena rata-rata dunia 3.01 persen. Ini menjadi tugas kita bersama untuk menekan lagi agar rata-rata kematian di negara kita bisa terus menurun,” tuturnya.

Selanjutnya mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, angka kesembuhan di Indonesia sebesar 73.76 persen. Sedikit lebih rendah dibanding dunia 73.85 persen.

Adapun per hari ini, Minggu (27/9) jumlah positif sebanyak 3.874 orang. Totalnya adalah 275.213 orang. Kemudian sembuh 3.611 orang, jumlah keselurhannya adalah 203.014 orang. Meninggal dunia tercatat 78 orang. Total keseluruhannya adalah 10.386 orang. Virus Corona ini sudah menyebar ke 34 provinsi dengan 497 kabupaten dan kota. (jpc)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Wododo (Jokowi) memerintahkan kepada kepala daerah untuk melakukan pengendalian penanganan virus Korona atau Covid-19 dengan berbasis lokal. Pasalnya, langkah ini dianggap lebih efektif.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

“Ini perlu saya sampaikan sekali lagi pada komite, intervensi berbasis lokal agar disampaikan ke provinsi, kabupaten dan kota, pembatasan berskala mikro di tingkat desa, kampung, RW, RT, atau di kantor, pondok pesantren, saya kira itu lebih efektif,” ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (28/9).

Jokowi juga lebih setuju kepala daerah menerapkan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM). Itu menurutnya lebih efektif dalam menanggulangi virus Korona di daerah-daerah. “Pembatasan berskala mikro di tingkat desa, kampung, RW, RT, atau di kantor, pondok pesantren, saya kira itu lebih efektif, “ katanya.

Lebih lanjut Jokowi juga menegaskan, dirinya lebih setuju dengan mini lockdown. Karena melakukan lockdown secara general misalnya di tingkat provinsi akan merugikan banyak pihak. “Mini lockdown yang berulang ini akan lebih efektif. jangan sampai kita generalisir satu kota, satu kabupaten, apalagi satu provinis. Ini akan merugikan banyak orang,” ungkapnya.

Selain itu, Jokowi juga mengatakan, data yang ia dapatkan pada Minggu, 27 September 2020, rata-rata kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 22.46 persen. Presentase itu hambir mendekasi kasus Covid-19 di dunia yang jumlahnya mencapai 23.13 persen. “Rata-rata kasus aktif di Indonesia 22.46 persen. Ini sedikit lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 23.13 persen,” ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Senin (28/9).

Oleh sebab itu, angka ini terus diperbaiki oleh semua jajaran presiden. Termasuk juga angka kesembuhan. Karena Jokowi menginginkan semua angka harus mengalami perbaikian untuk kasus Covid-19 ini. “Saya kira ini terus diperbaiki lagi,” katanya.

Jokowi menambahkan, pada Agustus 2020 ini angka kematian di Indonesia juga menurun dibandingkan angka sebelumnya. Sehingga saat ini menjadi 3.77 persen dari sebelumnya 4.33 persen. “Kemudian yang kedua kalau kita bandingkan dengan bulan lalu, rata-rata kematian negara kita juga menurun. Dari 4.33 persen menjadi 3.77 persen,” ungkapnya.

Jokowi juga mengungkapkan angka kematian di dunia dibandingan di Indonesia masih lebih tinggi di dalam negeri. Sehingga hal ini perlu terus diperbaiki supaya angka kematian akibat Covid-19 bisa ditekan jumlahnya.

“ Kita bandingkan dengan rata-rata kematian dunia kita masih sedikit lebih tinggi, karena rata-rata dunia 3.01 persen. Ini menjadi tugas kita bersama untuk menekan lagi agar rata-rata kematian di negara kita bisa terus menurun,” tuturnya.

Selanjutnya mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, angka kesembuhan di Indonesia sebesar 73.76 persen. Sedikit lebih rendah dibanding dunia 73.85 persen.

Adapun per hari ini, Minggu (27/9) jumlah positif sebanyak 3.874 orang. Totalnya adalah 275.213 orang. Kemudian sembuh 3.611 orang, jumlah keselurhannya adalah 203.014 orang. Meninggal dunia tercatat 78 orang. Total keseluruhannya adalah 10.386 orang. Virus Corona ini sudah menyebar ke 34 provinsi dengan 497 kabupaten dan kota. (jpc)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/