26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Sehari, Hampir 100 Orang Sembuh, Pasien Covid Aktif di Medan Kurang dari 1.200

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tren penyebaran Covid-19 di Kota Medan terus mengalami penurunan. Berdasarkan data dari Satgas Covid-19 Kota Medan, dalam sehari, jumlah pasien sembuh mengalami peningkatan hampir 100 orang.

dr Mardohar Tambunan MKes, Juru Bicara (Jubir) Satgas  Covid-19 Pemko Medan.
dr Mardohar Tambunan MKes, Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Pemko Medan.

HINGGA Rabu (11/11), yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Medan berjumlah 7.084 orang. Sedangkan pasien yang dinyatakan sembuh, totalnya 5.578 orang. “Jumlah yang meninggal dunia juga menurun. Semoga hal ini membuat semangat bagi kita, sehingga kedepannya tidak ada lagi yang meninggal karena Covid-19,” kata Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Pemko Medan, dr Mardohar Tambunan MKes kepada wartawan di Posko Satgas Covid-19, Jalan Rotan, Medan Petisah, Kamis (12/11).

Dijelaskannya, dengan jumlah yang terkonfirmasi sebanyak 7.084 orang, jumlah yang sembuh 5.578 orang dan jumlah yang meninggal dunia ada sebanyak 307 orangn

maka jumlah pasien aktif Covid-19 atau jumlah pasien Covid-19 yang dirawat sudah semakin sedikit, yakni sudah kurang dari 1.200 orang. “Jumlah yang dirawat semakn sedikit, tak sampai 1.200 orang, bahkan hampir 1.100 orang. Total jelasnya, tinggal sebanyak 1.119 orang. Ini jelas mengalami pengurangan lagi,” ungkapnya.

Ini artinya, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit rujukan Covid telah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dengan begitu, Kota Medan tidak butuh lagi penambahan ruang karantina seperti hotel berbintang yang sempat direncanakan pemerintah pusat dan sempat dibahas pemerintah provinisi Sumut untuk dijadikan tempat isolasi bagi pasien OTG ataupun dengan gejala ringan hingga sedang.

“Rumah sakit rujukan Covid-19 tidak lagi seramai dulu dan sudah banyak yang kosong. Artinya juga, tidak ada lagi yang namanya rumah sakit penuh atau perlu penambahan ruang karantina atau hotel,” beber Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kota Medan tersebut.

Menurutnya, dengan kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah memahami makna dan fungsi dari protokol kesehatan Covid-19. “Masyarakat sudah menyadari, penerapan protokol kesehatan menjadi kunci utama agar terhindar dari penyakit,” tegasnya.

Sedangkan untuk sebaran Covid-19, sampai saat ini Kecamatan Medan Selayang masih yang tertinggi, yakni 680 orang. Kemudian diikuti kecamatan lainnya yakni Medan Johor, Medan Sunggal, dan Medan Denai. Sementara, untuk kelompok proporsi umur terkonfirmasi positif Covid-19 Kota Medan di Bulan November ini, usia 50 sampai 64 tahun ada sekitar 24 persen. Kemudian, untuk usia 35 sampai 49 tahun ada sekitar 28 persen, dan kelompok usia di atas 60 tahun sebanyak 7 persen.

“Sementara, umur 20 hingga 34 tahun hampir 30 persen dan OTG masih berlanjut. Artinya memang, kalau dilihat dari rentang umur, usia 20 hingga 34 tahun ini yang paling banyak atau mendominasi,” jelasnya.

Mardohar juga mengimbau kepada seluruh masyarakat yang mendapatkan pelayanan di rumah sakit atau layanan kesehatan, agar mengikuti aturan tentang sistem cara mendapatkan pengobatan Covid-19. “Ikuti SOP agar penularan tidak terjadi. Kepada rumah sakit diimbau agar tetap berkoordinasi dengan Satgasnya, baik di Kecamatan dan Kabupaten/Kota. Hal ini agar bisa lebih memantau masyarakat yang sedang berobat. Mari kita patuhi protokol kesehatan,” pungkasnya.

Jangan Kendor Terapkan Prokes

Angka kasus baru Covid-19 di Provinsi Sumatera utara (Sumut) kini telah menembus 14.000 orang, sejak Maret hingga minggu kedua November. Untuk itu, masyarakat diminta jangan kendor menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, berdasarkan update data yang dilakukan Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, hingga Kamis (12/11) kasus terkonfirmasi positif berjumlah 14.051 orang. Jumlah tersebut bertambah 79 kasus baru. “Penambahan terbanyak masih dari Kota Medan 22 kasus. Kemudian, Deliserdang 17 kasus, Labuhanbatu dan Gunungsitoli 9 kasus. Selanjutnya, Nias Selatan 7 kasus, Mandailing Natal 4 kasus, Langkat 3 kasus, Asahan 2 kasus, Siantar, Binjai, Simalungun, Toba, Sergai, dan Paluta masing-masing 1 kasus,” ungkap Aris, Kamis sore.

Meski demikian, lanjut Aris, angka kesembuhan atau pasien yang sembuh dari Covid-19 juga bertamba. Penambahannya kali ini sama jumlahnya dengan kasus positif yaitu 79 kasus sehingga akumulasinya menjadi 11.509 kasus. “Kota Medan juga paling banyak menyumbang angka kesembuhan hari ini (kemarin, red) yakni 28 kasus. Selanjutnya, Deli Serdang 21 kasus, Samosir 11 kasus, Binjai 4 kasus, Siantar dan Pakpak Bharat 3 kasus. Berikutnya, Tebing Tinggi, Sidimpuan, dan Langkat 2 kasus serta Deli Serdang, Taput, dan Padang Lawas 1 kasus,” sebutnya.

Untuk angka kematian, beber Aris, bertambah 2 kasus baru dari Kota Medan, sehingga totalnya menjadi 572 orang. Sementara pada kasus suspek, bertambah 42 kasus baru dan akumulasinya menjadi 700 orang.

Ia menambahkan, pandemi Covid-19 di Sumut masih terus berlangsung. Karena itu, masyarakat diminta konsiten dan bersemangat untuk memutus rantai penularan corona dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan atau perilaku 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, serta menjaga jarak dan hindari kerumunan. Selain itu, tingkatkan imunitas tubuh dengan olahraga teratur, istirahat yang cukup, makan makanan bergizi serta konsumsi vitamin.

“Masyarakat diharapkan menjadikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sebagai bagian dari kebutuhan hidup. Dengan menerapkan protokol kesehatan, berarti kita telah menjaga diri kita dan keluarga kita dari virus corona,” tandasnya.

Disiplin Prokes Senjata Utama

Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) menyampaikan, kebersamaan dalam menghadapi pandemi Covid-19 adalah satu hal penting agar bangsa ini bisa keluar dari musibah yang melanda dunia saat ini. Karena itu, senjata utama menghadapi bencana virus corona adalah disiplin protokol kesehatan.

“Selamat memperingati Hari Kesehatan Nasional yang ke-56 tahun. Banyak hal yang harus kita urus kedepannya. Kita masih belum selesai juga (berjuang), terutama dengan tenaga kesehatan kita,” kata Edy usai mengikuti upacara peringatan HKN 2020 yang digelar Kemenkes RI secara virtual di Pendopo Rumah Dinas, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Kamis (12/11).

Dikatakan Edy, perjuangan para tenaga kesehatan baik dokter, perawat maupun petugas di rumah sakit, punya andil besar dalam menangani pasien yang terpapar Covid-19 sejak awal pandemi pada Maret lalu. Apalagi, para pejuang kesehatan itu dipanggil untuk bertugas selama waktu tertentu dengan berbagai keterbatasan, seperti karantina serta penggunaan pakaian khusus (APD/Hazmat) hingga rentan menimbulkan rasa stres karena berada dalam kondisi isolasi.

“Bayangkan saja, para dokter dan tenaga kesehatan ini mengerjakan pekerjaan yang tidak fokus kepada finansial (memenuhi kebutuhan ekonomi). Karena mereka ini sekolahnya tidak murah, tetapi harus menangani yang seperti ini (pasien Covid-19),” sebutnya.

Untuk itu, kata Edy, dia memaklumi bagaimana kondisi yang dihadapi para tenaga kesehatan selama masa pandemi ini. Bahkan, diakui bahwa dinamika membahas upaya penanganan pasien di rumah sakit khusus Covid-19, seperti RSU Martha Friska (Medan) dan RS GL Tobing (Tanjungmorawa) serta lainnya, sama dinamisnya dengan memikirkan nasib rakyat yang mengalami kesulitan ekonomi.

“Kita termasuk yang cepat membuka rumah sakit provinsi untuk Covid-19. Tapi, begitu dibuka, bagaimana dokternya, mencari perawat saja dengan tugas khusus tidak mudah. Ini bukan perkara bayar atau tidak, yang ingin saya sampaikan adalah selama kita tidak bersama maka ini sulit untuk kita hadapi,” cetusnya.

Edy mengingatkan kembali, kebersamaan penting di masa pandemi ini. Diibaratkan seperti perang, virus ini tidak bisa dihadapi dengan senjata. Melainkan, bagaimana menuntaskannya dengan senjata utama yakni disiplin protokol kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan menuturkan, tema peringatan HKN tahun ini adalah ‘Satukan Tekad Menuju Indonesia Sehat’. Ia berharap semua pihak bersatu menyelesaikan pandemi Covid-19. Karena, jika bersatu saja belum tentu mampu menghadapi virus ini secara maksimal apalagi jika tidak. “Kita berharap semuanya bisa menyamakan langkah untuk menyelesaikan masalah pandemi Covid-19. Ajakan kita untuk terus bersama. Paling tidak kita berharap bisa memaksimalkan upaya yang disebut iman, aman dan imun,” sebutnya.

Alwi menjelaskan, iman dimaksud yakni semuanya berdoa dan menyerahkannya kepada Allah SWT sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Kemudian, aman yaitu disiplin menjalankan protokol kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan. Sedangkan imun, dengan menjaga kesehatan seperti olahraga, makan makanan yang bergizi, istirahat cukup, menghindari stres dan mengonsumsi vitamin. “Dengan itu, kita berharap semua bersama-sama menyelesaikan pandemi Covid-19 ini dengan baik,” tukasnya. (map/ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tren penyebaran Covid-19 di Kota Medan terus mengalami penurunan. Berdasarkan data dari Satgas Covid-19 Kota Medan, dalam sehari, jumlah pasien sembuh mengalami peningkatan hampir 100 orang.

dr Mardohar Tambunan MKes, Juru Bicara (Jubir) Satgas  Covid-19 Pemko Medan.
dr Mardohar Tambunan MKes, Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Pemko Medan.

HINGGA Rabu (11/11), yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Medan berjumlah 7.084 orang. Sedangkan pasien yang dinyatakan sembuh, totalnya 5.578 orang. “Jumlah yang meninggal dunia juga menurun. Semoga hal ini membuat semangat bagi kita, sehingga kedepannya tidak ada lagi yang meninggal karena Covid-19,” kata Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Pemko Medan, dr Mardohar Tambunan MKes kepada wartawan di Posko Satgas Covid-19, Jalan Rotan, Medan Petisah, Kamis (12/11).

Dijelaskannya, dengan jumlah yang terkonfirmasi sebanyak 7.084 orang, jumlah yang sembuh 5.578 orang dan jumlah yang meninggal dunia ada sebanyak 307 orangn

maka jumlah pasien aktif Covid-19 atau jumlah pasien Covid-19 yang dirawat sudah semakin sedikit, yakni sudah kurang dari 1.200 orang. “Jumlah yang dirawat semakn sedikit, tak sampai 1.200 orang, bahkan hampir 1.100 orang. Total jelasnya, tinggal sebanyak 1.119 orang. Ini jelas mengalami pengurangan lagi,” ungkapnya.

Ini artinya, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit rujukan Covid telah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dengan begitu, Kota Medan tidak butuh lagi penambahan ruang karantina seperti hotel berbintang yang sempat direncanakan pemerintah pusat dan sempat dibahas pemerintah provinisi Sumut untuk dijadikan tempat isolasi bagi pasien OTG ataupun dengan gejala ringan hingga sedang.

“Rumah sakit rujukan Covid-19 tidak lagi seramai dulu dan sudah banyak yang kosong. Artinya juga, tidak ada lagi yang namanya rumah sakit penuh atau perlu penambahan ruang karantina atau hotel,” beber Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kota Medan tersebut.

Menurutnya, dengan kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah memahami makna dan fungsi dari protokol kesehatan Covid-19. “Masyarakat sudah menyadari, penerapan protokol kesehatan menjadi kunci utama agar terhindar dari penyakit,” tegasnya.

Sedangkan untuk sebaran Covid-19, sampai saat ini Kecamatan Medan Selayang masih yang tertinggi, yakni 680 orang. Kemudian diikuti kecamatan lainnya yakni Medan Johor, Medan Sunggal, dan Medan Denai. Sementara, untuk kelompok proporsi umur terkonfirmasi positif Covid-19 Kota Medan di Bulan November ini, usia 50 sampai 64 tahun ada sekitar 24 persen. Kemudian, untuk usia 35 sampai 49 tahun ada sekitar 28 persen, dan kelompok usia di atas 60 tahun sebanyak 7 persen.

“Sementara, umur 20 hingga 34 tahun hampir 30 persen dan OTG masih berlanjut. Artinya memang, kalau dilihat dari rentang umur, usia 20 hingga 34 tahun ini yang paling banyak atau mendominasi,” jelasnya.

Mardohar juga mengimbau kepada seluruh masyarakat yang mendapatkan pelayanan di rumah sakit atau layanan kesehatan, agar mengikuti aturan tentang sistem cara mendapatkan pengobatan Covid-19. “Ikuti SOP agar penularan tidak terjadi. Kepada rumah sakit diimbau agar tetap berkoordinasi dengan Satgasnya, baik di Kecamatan dan Kabupaten/Kota. Hal ini agar bisa lebih memantau masyarakat yang sedang berobat. Mari kita patuhi protokol kesehatan,” pungkasnya.

Jangan Kendor Terapkan Prokes

Angka kasus baru Covid-19 di Provinsi Sumatera utara (Sumut) kini telah menembus 14.000 orang, sejak Maret hingga minggu kedua November. Untuk itu, masyarakat diminta jangan kendor menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, berdasarkan update data yang dilakukan Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, hingga Kamis (12/11) kasus terkonfirmasi positif berjumlah 14.051 orang. Jumlah tersebut bertambah 79 kasus baru. “Penambahan terbanyak masih dari Kota Medan 22 kasus. Kemudian, Deliserdang 17 kasus, Labuhanbatu dan Gunungsitoli 9 kasus. Selanjutnya, Nias Selatan 7 kasus, Mandailing Natal 4 kasus, Langkat 3 kasus, Asahan 2 kasus, Siantar, Binjai, Simalungun, Toba, Sergai, dan Paluta masing-masing 1 kasus,” ungkap Aris, Kamis sore.

Meski demikian, lanjut Aris, angka kesembuhan atau pasien yang sembuh dari Covid-19 juga bertamba. Penambahannya kali ini sama jumlahnya dengan kasus positif yaitu 79 kasus sehingga akumulasinya menjadi 11.509 kasus. “Kota Medan juga paling banyak menyumbang angka kesembuhan hari ini (kemarin, red) yakni 28 kasus. Selanjutnya, Deli Serdang 21 kasus, Samosir 11 kasus, Binjai 4 kasus, Siantar dan Pakpak Bharat 3 kasus. Berikutnya, Tebing Tinggi, Sidimpuan, dan Langkat 2 kasus serta Deli Serdang, Taput, dan Padang Lawas 1 kasus,” sebutnya.

Untuk angka kematian, beber Aris, bertambah 2 kasus baru dari Kota Medan, sehingga totalnya menjadi 572 orang. Sementara pada kasus suspek, bertambah 42 kasus baru dan akumulasinya menjadi 700 orang.

Ia menambahkan, pandemi Covid-19 di Sumut masih terus berlangsung. Karena itu, masyarakat diminta konsiten dan bersemangat untuk memutus rantai penularan corona dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan atau perilaku 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, serta menjaga jarak dan hindari kerumunan. Selain itu, tingkatkan imunitas tubuh dengan olahraga teratur, istirahat yang cukup, makan makanan bergizi serta konsumsi vitamin.

“Masyarakat diharapkan menjadikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sebagai bagian dari kebutuhan hidup. Dengan menerapkan protokol kesehatan, berarti kita telah menjaga diri kita dan keluarga kita dari virus corona,” tandasnya.

Disiplin Prokes Senjata Utama

Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) menyampaikan, kebersamaan dalam menghadapi pandemi Covid-19 adalah satu hal penting agar bangsa ini bisa keluar dari musibah yang melanda dunia saat ini. Karena itu, senjata utama menghadapi bencana virus corona adalah disiplin protokol kesehatan.

“Selamat memperingati Hari Kesehatan Nasional yang ke-56 tahun. Banyak hal yang harus kita urus kedepannya. Kita masih belum selesai juga (berjuang), terutama dengan tenaga kesehatan kita,” kata Edy usai mengikuti upacara peringatan HKN 2020 yang digelar Kemenkes RI secara virtual di Pendopo Rumah Dinas, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Kamis (12/11).

Dikatakan Edy, perjuangan para tenaga kesehatan baik dokter, perawat maupun petugas di rumah sakit, punya andil besar dalam menangani pasien yang terpapar Covid-19 sejak awal pandemi pada Maret lalu. Apalagi, para pejuang kesehatan itu dipanggil untuk bertugas selama waktu tertentu dengan berbagai keterbatasan, seperti karantina serta penggunaan pakaian khusus (APD/Hazmat) hingga rentan menimbulkan rasa stres karena berada dalam kondisi isolasi.

“Bayangkan saja, para dokter dan tenaga kesehatan ini mengerjakan pekerjaan yang tidak fokus kepada finansial (memenuhi kebutuhan ekonomi). Karena mereka ini sekolahnya tidak murah, tetapi harus menangani yang seperti ini (pasien Covid-19),” sebutnya.

Untuk itu, kata Edy, dia memaklumi bagaimana kondisi yang dihadapi para tenaga kesehatan selama masa pandemi ini. Bahkan, diakui bahwa dinamika membahas upaya penanganan pasien di rumah sakit khusus Covid-19, seperti RSU Martha Friska (Medan) dan RS GL Tobing (Tanjungmorawa) serta lainnya, sama dinamisnya dengan memikirkan nasib rakyat yang mengalami kesulitan ekonomi.

“Kita termasuk yang cepat membuka rumah sakit provinsi untuk Covid-19. Tapi, begitu dibuka, bagaimana dokternya, mencari perawat saja dengan tugas khusus tidak mudah. Ini bukan perkara bayar atau tidak, yang ingin saya sampaikan adalah selama kita tidak bersama maka ini sulit untuk kita hadapi,” cetusnya.

Edy mengingatkan kembali, kebersamaan penting di masa pandemi ini. Diibaratkan seperti perang, virus ini tidak bisa dihadapi dengan senjata. Melainkan, bagaimana menuntaskannya dengan senjata utama yakni disiplin protokol kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan menuturkan, tema peringatan HKN tahun ini adalah ‘Satukan Tekad Menuju Indonesia Sehat’. Ia berharap semua pihak bersatu menyelesaikan pandemi Covid-19. Karena, jika bersatu saja belum tentu mampu menghadapi virus ini secara maksimal apalagi jika tidak. “Kita berharap semuanya bisa menyamakan langkah untuk menyelesaikan masalah pandemi Covid-19. Ajakan kita untuk terus bersama. Paling tidak kita berharap bisa memaksimalkan upaya yang disebut iman, aman dan imun,” sebutnya.

Alwi menjelaskan, iman dimaksud yakni semuanya berdoa dan menyerahkannya kepada Allah SWT sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Kemudian, aman yaitu disiplin menjalankan protokol kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan. Sedangkan imun, dengan menjaga kesehatan seperti olahraga, makan makanan yang bergizi, istirahat cukup, menghindari stres dan mengonsumsi vitamin. “Dengan itu, kita berharap semua bersama-sama menyelesaikan pandemi Covid-19 ini dengan baik,” tukasnya. (map/ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/