TOBA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah gencar menawarkan investasi ke investor, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Penawaran investasi ini merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi bagian dari upaya penanganan Covid-19.
“Jadi nanti setelah pandemi Covid-19 usai, investor sudah bisa langsung ‘action’ sehingga ikut membantu pemulihan ekonomi Indonesia,” kata Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, usai acara Indonesia-Cina Tourism and Investment Forum for 5 Key Super Priority Tourism Destinations, di Kaldera Toba, Jumat (18/12). Hadir dalam kunjungan itu Dubes Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian. Acara itu juga sekaligus dalam rangka memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Tiongkok serta menggalakkan perekonomian pariwisata Indonesia.
Menurut Luhut, investor dari Tiongkok dan sejumlah negara asing lain masih akan berinvestasi di kawasan Danau Toba. “Investor Tiongkok misalnya sudah berinvestasi di beberapa proyek dan masih akan menanamkan modalnya di kawasan Danau Toba,” ungkapnya.
Luhut tidak merinci besaran investasi yang sudah ditanam dan akan ditambah pengusaha Tiongkok. Namun, menurut dia, nilainya akan cukup besar karena selain di infrastruktur juga akan ada investasi hotel di kawasan Danau Toba.
Sebelumnya, Luhut pernah mengungkapkan bahwa Tiongkok berencana investasi di Danau Toba hingga 10 miliar dolar AS. Investasi RRT dan negara lainnya itu merupakan kerja keras pemerintah yang terus berupaya menggerakkan perekonomian termasuk di tengah pandemi Covid-19.
“Di tengah upaya penanganan pandemi Covid-19, lanjut Luhut, pemerintah juga fokus pada program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Salah satu sektor program PEN adalah di sektor andalan Indonesia yakni pariwisata,” ujar Luhut.
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, menurut Luhut, mengembangkan destinasi wisata yang memprioritaskan ke lima daerah utama yakni Danau Toba, Labuan Bajo, Borobudur, Mandalika, dan Likupang. “Harapannya selain investasi terus bertambah, wisman (wisatawan mancanegara) dari Tiongkok juga meningkat khususnya usai pandemi Covid-19,” kata Luhut.
Selain Tiongkok, kata Luhut, sejauh ini investasi sudah ditawarkan ke Jepang, Hongkong, Cina dan Qatar. Dan sudah ada juga investasi dari Kanada. Luhut mengatakan, Kanada sudah berkomitmen untuk berinvestasi lewat lembaga Sovereign Wealth Fund (SWF) alias dana abadi ke Indonesia.
Sebelumnya, sudah ada Amerika Serikat (AS) dan Jepang yang berkomitmen investasi lewat lembaga SWF. Sementara itu, Jepang melalui Japan Bank of International Cooperation (JBIC) berminat juga untuk memberikan investasi ke Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak ekonomi yang sistemik, masif, dan terstruktur di seluruh dunia. Perubahan gaya hidup, mendorong pemerintah serta dunia usaha untuk melakukan evaluasi serta penyesuaian kebijakan-kebijakan baru, yang harus dilakukan secara cepat.
“BKPM melakukan pendekatan-pendekatan di luar kebiasaan. Tidak hanya untuk menangkap peluang investasi baru dari relokasi usaha, namun juga dalam penyelesaian persoalan investasi yang mangkrak,” terang Bahlil.
Data menunjukkan, sudah 74,8 persen dari target investasi 2020 yang sebesar Rp 817,2 triliun terpenuhi dan sisanya optimistis terealisasi hingga akhir tahun. (jpnn)