Parapat Simalungun, SUMUTPOS.CO – Dame Uli Sidabutar adalah salah satu pelaku UMKM binaan PT Inalum yang bergerak di bidang usaha florist dan penyediaan alat-alat pesta.
Saat new normal tiba, roda bisnisnya kembali bangkit untuk berputar, walau dengan protokol kesehatan yang ketat untuk mencoba menyelaraskan dan menyeimbangkan tuntutan ekonomi dan kesehatan.
Ia memulai bisnis sejak suaminya tutup usia saat ia sedang mengandung anak keduanya.
Sebelumnya ia merupakan seorang ibu rumah tangga yang kemudian dipaksa keadaan untuk menjadi kepala keluarga dan berjuang sendirian demi menghidupi keluarga kecilnya.
Sejak saat itu, ia mulai belajar merangkai papan bunga dalam suatu seminar dan lokakarya yang kini membawanya ke usaha floris dan teratak.
“Saya dulu ikut pelatihan tentang cara menambah penghasilan suami,” ujarnya sambil tertawa kecil.
Ia memulai usahanya hanya dari rangkaian papan bunga untuk acara suka maupun duka sebagaimana seminar dan lokakarya yang diikutinya.
Agar dikenal banyak orang, ia menambahkan merek dan narahubung di bawah papan bunganya sekaligus membagikannya di akun Facebook pribadinya.
Usaha Dame semakin banyak dikenal oleh masyarakat dan seiring berjalannya waktu ia melebarkan usahanya dengan menyediakan meja dan kursi pesta.
Lalu merangkap ke berbagai dekorasi tempat dan acara. Bahkan, kini ia juga menerima pesanan catering dan menyewakan aset-asetnya kepada pelaku UMKM di bidang floris dan teratak lainnya.
“Ibarat sekolah, bisnis itu butuh proses. Mulai dulu dari SD, kemudian naik tingkat ke SMP, dan begitu seterusnya. Berbisnis juga seperti itu, mulai dari satu, dari kecil, kemudian hari ke hari akan terus bertambah dan berkembang sesuai dengan kapasitas kita,” cerita Dame.
Di sisi lain, kedua anaknya merupakan inspirasi baginya. Dari merekalah ia menamai usahanya dengan nama Abang dan Adik agar menjadi motivasi dan pengingatnya untuk semangat bekerja dan mengembangkan usahanya di kala lelah dan keinginan menyerah menghampiri dirinya.
Sebelum ada program peminjaman dana usaha, Inalum pernah memberikan bantuan CSR kepada Dame berbentuk uang tunai. Uang tunai ini kemudian ia gunakan untuk membeli meja. Beberapa tahun kemudian, ia bergabung dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang diselenggarakan oleh Inalum.
Melalui program tersebut, ia mendapatkan pinjaman dana sebesar Tiga Puluh Juta Rupiah yang kemudian ia gunakan untuk menambah asetnya seperti kursi dan meja beserta kainnya, bunga, serta peralatan dan perlengkapan lainnya.
Sebelumnya, Dame hanya memiliki 100 buah kursi yang kemudian perlahan-lahan ia tambah hingga kini ia telah memiliki 1.200 buah kursi.
Bagaimanapun, saat ini usaha Dame tidak lepas dari pengaruh Covid-19. Usahanya mati suri selama tiga bulan karena tidak ada satu pun yang mengadakan acara akibat pandemic covid-19 yang terus meningkat dari hari ke hari.
Dalam situasi seperti ini, ia mengandalkan uang tabungan dari hasil satu-satunya mata pencaharian yang ia punya untuk bertahan di tengah pandemi.
Syukurnya, kebijakan mengenai Normal Baru memberikan secercah harapan untuk usahanya. Satu per satu acara kini diadakan kembali meskipun dalam skala kecil, tentunya ke depan ia berharap agar kondisi ekonomi semakin membaik.(rel)