30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Truk Galian C Biang Rusaknya Jalan Langkat Hulu

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kabupaten Langkat memiliki kekayaan alam yang melimpah. Mulai air bawah tanah, minyak, bebatuan dan lainnya. Kekayaan alam inipun dapat meningkatkan pendapatan asli daerah dan membangun infrastruktur untuk kenyamanan serta kesejahteraan masyarakat.

RUSAK: Jalan Lintas Binjai-Bahorok di Langkat Hulu rusak akibat dilalui truk bertonase lebih. Teddy Akbari / Sumut Pos .

Sayangnya, sumber daya alam tersebut mengakibatkan kondisi ruas jalan Langkat Hulu menuju objek wisata Bukit Lawang di Bahorok mengenaskan. Bahkan, infrastruktur menuju pedesaan masih banyak belum tersentuh pembangunan.

Pengerukan dimaksud adalah pertambangan Galian C. Hingga kini, polemik tersebut tak kunjung beres. Diduga, truk bertonase lebih salah satu penyebab kerusakan lingkungan dan ruas Jalan Binjai-Bahorok rusak yang tersebar di sejumlah titik.

Kerusakan jalan di sana seakan tidak ada habisnya. Perbaikan demi perbaikan hampir setiap tahun dilalukan. Pun, kerusakan jalan tetap terjadi.

Buntutnya, masyarakat menjadi korban. Apalagi rumah masyarakat yang berada di pinggir jalan.

Setiap hari dikepung debu. Masyarakat pun sukarela menyiram jalan dengan air keran maupun selokan secara rutin.

Ini dilakukan untuk menghilangkan abu yang menyelimuti. Warga yang tinggal di pinggir jalan lintas bingung mau berkomentar menyoal jalan rusak yang tak pernah berakhir.

“Bingung mau ngomong apa. Truknya besar, diperbaiki pun jalannya, enggak lama rusak lagi. Kalau debunya udah banyak, ya kami sirami,” tutur warga Kuala yang membuka bengkel motor di rumahnya.

Kerusakan jalan terpantau sekitar tiga kilometer di Kelurahan Pekankuala hingga Desa Bekiung, Kuala. Setelahnya ditemukan kembali jalan rusak yang baru diperbaiki sekitar dua tahun.

Warga yang merasakan dampak jalan rusak, meminta kepada pemerintah agar jalan perlintasan truk Galian C dibangun dengan cara beton rigid. “Kalau memang semua usaha mau berjalan, perlintasan truk ini harus dibeton. Kalau tidak dibeton, sampai kapan pun jalan ini rusak dan kami yang jadi korban,” tutur pria berbadan kurus itu.

“Jalan berdebu sudah pasti usaha warga terganggu. Sementara pengusaha Galian C dan pengusaha truk dapat menikmati hasil dari daerah kami. Makanya biar adil, jalan dibeton. Biar sama-sama bisa jalankan usaha,” pungkas warga. (ted)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kabupaten Langkat memiliki kekayaan alam yang melimpah. Mulai air bawah tanah, minyak, bebatuan dan lainnya. Kekayaan alam inipun dapat meningkatkan pendapatan asli daerah dan membangun infrastruktur untuk kenyamanan serta kesejahteraan masyarakat.

RUSAK: Jalan Lintas Binjai-Bahorok di Langkat Hulu rusak akibat dilalui truk bertonase lebih. Teddy Akbari / Sumut Pos .

Sayangnya, sumber daya alam tersebut mengakibatkan kondisi ruas jalan Langkat Hulu menuju objek wisata Bukit Lawang di Bahorok mengenaskan. Bahkan, infrastruktur menuju pedesaan masih banyak belum tersentuh pembangunan.

Pengerukan dimaksud adalah pertambangan Galian C. Hingga kini, polemik tersebut tak kunjung beres. Diduga, truk bertonase lebih salah satu penyebab kerusakan lingkungan dan ruas Jalan Binjai-Bahorok rusak yang tersebar di sejumlah titik.

Kerusakan jalan di sana seakan tidak ada habisnya. Perbaikan demi perbaikan hampir setiap tahun dilalukan. Pun, kerusakan jalan tetap terjadi.

Buntutnya, masyarakat menjadi korban. Apalagi rumah masyarakat yang berada di pinggir jalan.

Setiap hari dikepung debu. Masyarakat pun sukarela menyiram jalan dengan air keran maupun selokan secara rutin.

Ini dilakukan untuk menghilangkan abu yang menyelimuti. Warga yang tinggal di pinggir jalan lintas bingung mau berkomentar menyoal jalan rusak yang tak pernah berakhir.

“Bingung mau ngomong apa. Truknya besar, diperbaiki pun jalannya, enggak lama rusak lagi. Kalau debunya udah banyak, ya kami sirami,” tutur warga Kuala yang membuka bengkel motor di rumahnya.

Kerusakan jalan terpantau sekitar tiga kilometer di Kelurahan Pekankuala hingga Desa Bekiung, Kuala. Setelahnya ditemukan kembali jalan rusak yang baru diperbaiki sekitar dua tahun.

Warga yang merasakan dampak jalan rusak, meminta kepada pemerintah agar jalan perlintasan truk Galian C dibangun dengan cara beton rigid. “Kalau memang semua usaha mau berjalan, perlintasan truk ini harus dibeton. Kalau tidak dibeton, sampai kapan pun jalan ini rusak dan kami yang jadi korban,” tutur pria berbadan kurus itu.

“Jalan berdebu sudah pasti usaha warga terganggu. Sementara pengusaha Galian C dan pengusaha truk dapat menikmati hasil dari daerah kami. Makanya biar adil, jalan dibeton. Biar sama-sama bisa jalankan usaha,” pungkas warga. (ted)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/