26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Peci Biru Serukan Moeldoko Pimpin Taubat Nasuha Pelaku GPK PD

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Komunitas Peci Biru Indonesia serukan taubat nasuha bagi para pelaku Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD). Hal ini sebagai bentuk mengakui kesalahan dan penghapusan dosa atas kesalahan mengambil alih yang bukan haknya.

Pernyataan ini disampaikan Ketua Komunitas Peci Biru Indonesia Risdianto didampingi Sekjen Chairil Huda dan Bendahara Ustad Herisiswan Sinaga, Rabu (31/3/2021). Risdianto menyatakan, taubat nasuha artinya adalah taubat semurni-murninya atas pengakuan kesalahan. Kemudian, terkhusus kepada Bapak Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko segeralah mengumumkan permohonan maaf kepada Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Ketua Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono.

“Kami selaku Pemuda Cinta Indonesia Bangun Ideologi Rasional Universal (Peci Biru) Indonesia menyerukan Bapak Moeldoko segera pimpin taubat nasuha dengan para pelaku GPK PD, dengan begitu kami sudah menerima maaf atas penampilan demokrasi yang buruk yang telah bapak Moeldoko Cs tampilkan bagi kami pemuda Indonesia,” ucapnya.

Sejak kemunculan GPK PD, dia menyatakan, penampilan Bapak Moeldoko Cs sudah banyak memberikan pelajaran buruk dalam ranah politik dan demokrasi. “Untuk itu, kami berharap ke depan tidak ada lagi aksi serupa yang ditunjukkan oleh pejabat negara,” ujarnya.

Lebih lanjut, Risdianto menitip pesan kepada Ketum AHY agar terus menjaga kesolidan Partai Demokrat, dan segera berhentikan Jhoni Alen Marbun yang telah merusak tatanan demokrasi di Partai Demokrat. Selanjutnya, kepada para kader yang ikut atau terpapar GPK PD harus dievaluasi kelangsungannya dalam berpartai. Jika masih ada jabatan, ada baiknya diberikan sanksi pemberhentian.

“Sanksi ini penting sebagai bentuk untuk menunjukkan kesalahan kepada para kader partai yang melanggar AD/ART,” ucapnya.

 Tak hanya itu, Herisiswan mengingatkan, kubu KLB Abal-abal stop membuat gerakan baru, karena pemerintah sudah memberikan keputusan. “Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Menkumham yang telah memberikan tindakan profesional dalam menegakkan demokrasi,” tambahnya.(adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Komunitas Peci Biru Indonesia serukan taubat nasuha bagi para pelaku Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD). Hal ini sebagai bentuk mengakui kesalahan dan penghapusan dosa atas kesalahan mengambil alih yang bukan haknya.

Pernyataan ini disampaikan Ketua Komunitas Peci Biru Indonesia Risdianto didampingi Sekjen Chairil Huda dan Bendahara Ustad Herisiswan Sinaga, Rabu (31/3/2021). Risdianto menyatakan, taubat nasuha artinya adalah taubat semurni-murninya atas pengakuan kesalahan. Kemudian, terkhusus kepada Bapak Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko segeralah mengumumkan permohonan maaf kepada Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Ketua Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono.

“Kami selaku Pemuda Cinta Indonesia Bangun Ideologi Rasional Universal (Peci Biru) Indonesia menyerukan Bapak Moeldoko segera pimpin taubat nasuha dengan para pelaku GPK PD, dengan begitu kami sudah menerima maaf atas penampilan demokrasi yang buruk yang telah bapak Moeldoko Cs tampilkan bagi kami pemuda Indonesia,” ucapnya.

Sejak kemunculan GPK PD, dia menyatakan, penampilan Bapak Moeldoko Cs sudah banyak memberikan pelajaran buruk dalam ranah politik dan demokrasi. “Untuk itu, kami berharap ke depan tidak ada lagi aksi serupa yang ditunjukkan oleh pejabat negara,” ujarnya.

Lebih lanjut, Risdianto menitip pesan kepada Ketum AHY agar terus menjaga kesolidan Partai Demokrat, dan segera berhentikan Jhoni Alen Marbun yang telah merusak tatanan demokrasi di Partai Demokrat. Selanjutnya, kepada para kader yang ikut atau terpapar GPK PD harus dievaluasi kelangsungannya dalam berpartai. Jika masih ada jabatan, ada baiknya diberikan sanksi pemberhentian.

“Sanksi ini penting sebagai bentuk untuk menunjukkan kesalahan kepada para kader partai yang melanggar AD/ART,” ucapnya.

 Tak hanya itu, Herisiswan mengingatkan, kubu KLB Abal-abal stop membuat gerakan baru, karena pemerintah sudah memberikan keputusan. “Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Menkumham yang telah memberikan tindakan profesional dalam menegakkan demokrasi,” tambahnya.(adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/