33 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Warga Vs TNI, 4 Prajurit Luka

Bentrok warga dengan TNI – Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Aksi demo warga menuding TNI menyerobot lahan yang diduga telah lama dikuasai masyarakat Desa Namo Bintang, Pancurbatu, Deliserdang, Senin (6/2) lalu ternyata berbuntut panjang. Pasalnya, aparat TNI AD terlibat bentrok dengan masyarakat, Senin (13/2) petang.

Dalam bentrokan ini, disebut-sebut ada jatuh korban. Namun, jumlah persisnya belum teridentifikasi.

Aparat TNI dari Batalyon Zeni Tempur (Zipur) I/Dhira Dharma (DD) mengklaim, ada empat prajurit menjadi korban. Komandan Yon Zipur I/DD, Mayor Rielman Yudha mengatakan, sekolompok masyarakat yang melakukan penyerangan lebih dahulu dan secara tiba-tiba terhadap prajurit TNI. Kata Rielman, prajurit TNI saat itu tengah membangun sebuah parit di arel tanah yang dikuasai oleh masyarakat.

“Sekelompok ini menyerang tiba-tiba dengan menyiram air panas ke anggota sampai ada badan yang melepuh. Ada juga yang dipukul bambu dan melempar batu. Mereka yang memulai duluan. Untuk kejadian ini, sudah dijelaskan ke komando atas,” ujar Rielman kepada wartawan di Warkop Jurnalis Medan, Jalan H Agus Salim, Selasa (14/2) siang.

Karena diserang, tentu TNI tak tinggal diam. Dua terduga otak pelaku penyerangan terhadap prajurit TNI pun diamankan. Kini, keduanya sudah diserahkan oleh Yon Zipur I/DD ke Satreskrim Polrestabes Medan, Senin (13/2) malam. Keduanya adalah, Imanuel Ginting (41) dan Rama Ginting (32). Keduanya merupakan warga Desa Namo Bintang, Pancurbatu.

“Malam sebelumnya, juga sempat dapat gangguan dengan pelemparan bom molotov. Akibatnya, Kantor kebun PTPN 2 terbakar. Kejadiannya itu sekitar jam 1 pagi,” ujar Danyon.

Dia pun tak menepis, jika bentrokan antara TNI dengan warga ini terjadi karena miss komunikasi. Alhasil, persepsi masyarakat pun menjadi keliru.

Bentrok warga dengan TNI – Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Aksi demo warga menuding TNI menyerobot lahan yang diduga telah lama dikuasai masyarakat Desa Namo Bintang, Pancurbatu, Deliserdang, Senin (6/2) lalu ternyata berbuntut panjang. Pasalnya, aparat TNI AD terlibat bentrok dengan masyarakat, Senin (13/2) petang.

Dalam bentrokan ini, disebut-sebut ada jatuh korban. Namun, jumlah persisnya belum teridentifikasi.

Aparat TNI dari Batalyon Zeni Tempur (Zipur) I/Dhira Dharma (DD) mengklaim, ada empat prajurit menjadi korban. Komandan Yon Zipur I/DD, Mayor Rielman Yudha mengatakan, sekolompok masyarakat yang melakukan penyerangan lebih dahulu dan secara tiba-tiba terhadap prajurit TNI. Kata Rielman, prajurit TNI saat itu tengah membangun sebuah parit di arel tanah yang dikuasai oleh masyarakat.

“Sekelompok ini menyerang tiba-tiba dengan menyiram air panas ke anggota sampai ada badan yang melepuh. Ada juga yang dipukul bambu dan melempar batu. Mereka yang memulai duluan. Untuk kejadian ini, sudah dijelaskan ke komando atas,” ujar Rielman kepada wartawan di Warkop Jurnalis Medan, Jalan H Agus Salim, Selasa (14/2) siang.

Karena diserang, tentu TNI tak tinggal diam. Dua terduga otak pelaku penyerangan terhadap prajurit TNI pun diamankan. Kini, keduanya sudah diserahkan oleh Yon Zipur I/DD ke Satreskrim Polrestabes Medan, Senin (13/2) malam. Keduanya adalah, Imanuel Ginting (41) dan Rama Ginting (32). Keduanya merupakan warga Desa Namo Bintang, Pancurbatu.

“Malam sebelumnya, juga sempat dapat gangguan dengan pelemparan bom molotov. Akibatnya, Kantor kebun PTPN 2 terbakar. Kejadiannya itu sekitar jam 1 pagi,” ujar Danyon.

Dia pun tak menepis, jika bentrokan antara TNI dengan warga ini terjadi karena miss komunikasi. Alhasil, persepsi masyarakat pun menjadi keliru.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/