Perpisahan Manis Andre Tiara
12 tahun bukan waktu yang singkat. Selama itulah Andre Tiara berkiprah bersama klub Garuda Speedy Bandung. Permainan menawan dan loyalitas yang tinggi membuat pemain 31 tahun itu dicintai fans dan dikagumi sesama pemain.
AINUR ROHMAN, Bandung
Laga antara Garuda Speedy Bandung melawan CLS Knights Good Day Surabaya di GOR C-Tra Arena, Bandung, kemarin, menjadi momen istimewa bagi Andre Tiara. Pada pertandingan yang dimenangkan Garuda dengan skor 64-48 itu, mantan pemain tim nasional tersebut mengumumkan pengunduran dirinya.
Saat half time, Andre muncul ke tengah lapangan. Dia memandu penonton menyanyikan lagi Garuda di Dadaku ciptaan grup band Netral. Usai membawakan lagu tersebut, Andre mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung karirnya.
Owner Garuda Andre Mamuaya lantas menyerahkan jersey bernomor 16 yang telah dibingkai rapi kepada Andre. Nomor itu sekarang abadi. Hanya milik Andre Tiara. Bintang baru Garuda Christ Gideon yang selama ini memakai nomor tersebut, mulai seri II NBL Indonesia di Solo bulan depan akan berganti kostum nomor tujuh.
Kiprah Andre selama 12 tahun membela Garuda tidak bisa dilupakan oleh fans klub tersebut. “Ada rasa aman kalau Andre Tiara main. Asyik saja. Bikin tenang karena dia memiliki energi lebih. Andre adalah tipikal pemain yang berani melakukan slam dunk, tembakannya juga bagus. Selain mainnya yang keren, dia juga loyal,” ucap salah seorang fans Garuda Atia Kurnia Utami Putri, 26.
Dengan skill yang oke, Andre menembus tim nasional. Dia membela Merah Putih di ajang FIBA Asia di Qatar dan Jepang (2005 dan 2007) dan SEA Games 2007 di Thailand. Prestasi terbaik Andre adalah membantu Indonesia meraih medali perak SEA Games 2007.
Andre mengakui bahwa mundur dari dunia basket merupakan pilihan yang berat. Meski saat ini kondisinya fit, dia merasa sudah cukup. Tahun lalu dia masih sempat mencicipi NBL Indonesia. Andre hanya bermain dua kali di seri I Surabaya. Setelah itu, karena cedera lutut berkepanjangan, Andre tidak pernah main hingga akhir musim.
“Sebenarnya kondisi badan ini baik. Memang saya sempat operasi di Filipina tahun lalu, tapi sudah saatnya saya berhenti,” ucap Andre. “Jujur, berat banget meninggalkan Garuda. Pemain dan manajemen sangat baik sama saya. Apalagi fans Garuda memang paling gila. Tapi, inilah keputusan yang harus saya ambil,” imbuhnya.
Selain hebat di lapangan, suami Devi Nurandriani itu sangat concern pada pendidikan. Setelah lulus dari jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha pada 2005, Andre langsung melanjutkan pendidikan ke S-2. Dia lulus pada 2007 dari Universitas Padjajaran Bandung dengan konsentrasi ilmu keuangan. (*/ca/jpnn)