25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Jelang PTM Juli: Medan Kejar Vaksinasi Minimal 15 Ribu Guru

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jelang rencana pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah mulai Tahun Ajaran (TA) Baru Tahun 2021/2022 mulai Juli mendatang, Pemerintah Kota (Pemko) Medan sangat serius mengejar target vaksinasi kepada para tenaga pendidik atau guru di Kota Medan. Pasalnya, vaksinasi guru menjadi salahsatu syarat utama untuk setiap daerah agar sekolah-sekolah di wilayahnya dapat kembali PTM.

Ilustrasi.

“Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) terus berkolaborasi mengejar target vaksinasi guru. Agar standar minimal vaksinasi guru di Kota Medan dapat selesai paling lambat akhir bulan Mei atau awal bulan Juni,” kata Kadis Pendidikan Kota Medan, Adlan SPd MM, kepada Sumut Pos, Selasa (27/4).

Dikatakan Adlan, hingga 20 April lalu, jumlah guru yang sudah divaksinasi di Kota Medan telah mencapai 8 ribu guru, dari total sekitar 20 ribu guru yang ada di Kota Medan. “Alhamdulillah, seminggu lalu guru yang divaksin sudah 8 ribu,” ucap Adlan.

Dari total 20 ribu guru di Kota Medan, lanjutnya, Pemko Medan setidaknya harus melakukan vaksinasi kepada 75 persen atau sekitar 15 ribu guru. Bila sudah tercapai, Kota Medan sudah memenuhi syarat untuk bisa kembali belajar tatap muka di sekolah Juli mendatang.

“Karena sekarang guru-guru yang telah divaksin sudah 8 ribu orang, artinya kita tinggal memvaksin sekitar 7 ribu guru lagi. Ini akan kita kejar sebelum tahun ajaran baru dimulai,” ujarnya.

Terkait kepastian jadi atau tidaknya sistem belajar tatap muka di sekolah, kata Adlan, masih menunggu kepastian dan informasi dari pemerintah pusat. Namun berdasarkan petunjuk dari SKB 4 Menteri, sistem belajar tatap muka memang akan dimulai Juli mendatang.

“Alhamdulillah, guru-guru kooperatif dan antusias untuk divaksin terlepas dari jadi atau tidaknya sistem belajar tatap muka berlangsung nantinya. Vaksinasi minimal 75 persen itu tetap dikejar agar kita siap kapan saja saat sistem belajar tatap muka ini dimulai,” katanya.

Ditanya tentang jenjang pendidikan pertama yang akan memulai sistem belajar tatap muka nanti, Adlan mengatakan, belum tahu pasti. Namun berdasarkan petunjuk SKB 4 Menteri, sistem belajar tatap muka akan diterapkan secara serentak untuk semua jenjang pendidikan, yakni TK, SD, SMP dan seterusnya.

“Kemungkinan ya semua jenjang pendidikan. Tapi sebelumnya, semua sekolah harus didata sesuai petunjuk dari SKB 4 Menteri,” ungkapnya.

Tingkatkan Kolaborasi

Menanggapi hal ini, anggota Komisi II DPRD Medan, Afif Abdillah meminta kepada Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kota Medan untuk terus meningkatkan kolaborasi, khususnya untuk proses percepatan vaksinasi para guru di Kota Medan.

Sebab angka 8 ribu dari total 20 ribu guru yang ada di Kota Medan, artinya persentase angka guru yang divaksinasi baru 40 persen, atau masih kurang 35 persen untuk mencapai standar minimal sebesar 75 persen.

“75 persen itu ‘kan target minimal, bukan maksimal. Artinya kalau bisa di atas itu, ya lebih baik. Kalau bisa ditingkatkan 5 sampai 10 persen dari standar minimal itu, jadi sekitar 80 atau 85 persen. Sisanya mungkin bukan karena tidak mau divaksin, tapi tidak bisa divaksin karena alasan komorbid dan sebagainya,” ucap Afif kepada Sumut Pos, Selasa (27/4).

Kata Afif, vaksinasi harus dilakukan agar setiap orangtua dapat merasa tenang membiarkan anak-anaknya kembali belajar tatap muka di sekolah. Sebab semakin banyak guru yang divaksin, akan semakin rendah tingkat penyebaran Covid-19, sehingga sekolah tidak menjadi klaster baru perkembangan Covid-19.

“Makanya kita bilang, Dinkes dan Disdik harus meningkatkan kolaborasinya untuk mempercepat vaksinasi kepada para guru di Kota Medan,” pungkasnya.

Deli Serdang Kembali Zona Merah

Sementara itu, Kabupaten Deliserdang kembali masuk kategori zona merah (risiko tinggi) Covid-19. Status zonasi itu berdasarkan hasil pembobotan skor dan zonasi risiko seluruh daerah di Indonesia per tanggal 25 April yang disampaikan pada website covid19.go.id.

Peta zonasi risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan. Indikator yang digunakan adalah epidemiologi, yaitu penurunan jumlah kasus positif, suspek dan sebagainya. Kemudian, indikator surveilans kesehatan masyarakat, seperti jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama 2 minggu terakhir.

Selanjutnya, indikator pelayanan kesehatan, yakni jumlah tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan mampu menampung sampai dengan lebih dari 20% jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat.

Sebelumnya, pada pekan lalu Deliserdang sudah keluar dari zona merah atau masuk dalam zona oranye (risiko sedang). Begitu juga dengan Kota Medan yang keluar dari zona merah. Bahkan, Medan kini bertahan di zona oranye seperti pada minggu sebelumnya.

Selain Medan, zona oranye terdapat pada 20 kabupaten/kota lainnya di Sumut. Jumlah zona oranye pekan ini mengalami peningkatan dua kali lipat dibanding minggu sebelumnya yaitu 10 daerah. Sedangkan daerah zona kuning terdapat 8 kabupaten/kota, yakni Padang Lawas, Labuhanbatu, Nias, Padang Lawas Utara, Simalungun, Humbang Hasundutan, Padang Sidimpuan, dan Asahan. Sementara, zona hijau masih tetap 3 daerah, di antaranya Nias Barat, Nias Utara dan Nias Selatan.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, angka kasus terkonfirmasi positif di Deli Serdang saat ini (27 April) berjumlah 4.202 orang. Jumlah ini setelah bertambah 15 kasus baru. Sedangkan angka kesembuhan tidak ada penambahan kasus baru, akumulasinya kini 3.361 orang. Begitu juga dengan angka kematian Covid-19, jumlahnya tetap 139 orang. Sementara angka suspek nol kasus.

“Angka penderita aktif Covid-19 di Deli Serdang saat ini 702 orang, baik isolasi di rumah sakit maupun isolasi mandiri,” ujarnya, Selasa (27/4).

Aris melanjutkan, untuk di Medan angka kasus terkonfirmasi positif 15.309 orang, setelah bertambah 30 kasus baru. Kemudian angka kesembuhan 13.988 orang, bertambah 57 kasus baru. Lalu angka kematian 464 orang, tambah 1 kasus baru. Dan, angka suspek 662 orang, dengan penambahan 34 kasus baru. “Penderita aktif Covid-19 di Medan berjumlah 857 orang. Jumlah ini terus menurun,” sebut dia.

Ia menambahkan, akumulasi kasus positif di Sumut mencapai 29.198 orang, bertambah 63 kasus baru. Sementara angka kesembuhan 25.952 orang, bertambah 68 kasus baru. Lalu meninggal dunia 965 orang, bertambah 2 kasus baru serta suspek 764 orang dengan penambahan 37 kasus baru. “Angka penderita Covid-19 aktif di Sumut kini 2.281 orang, dengan rincian 922 dirawat di rumah sakit dan 1.359 orang isolasi mandiri,” pungkasnya. (map/ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jelang rencana pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah mulai Tahun Ajaran (TA) Baru Tahun 2021/2022 mulai Juli mendatang, Pemerintah Kota (Pemko) Medan sangat serius mengejar target vaksinasi kepada para tenaga pendidik atau guru di Kota Medan. Pasalnya, vaksinasi guru menjadi salahsatu syarat utama untuk setiap daerah agar sekolah-sekolah di wilayahnya dapat kembali PTM.

Ilustrasi.

“Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) terus berkolaborasi mengejar target vaksinasi guru. Agar standar minimal vaksinasi guru di Kota Medan dapat selesai paling lambat akhir bulan Mei atau awal bulan Juni,” kata Kadis Pendidikan Kota Medan, Adlan SPd MM, kepada Sumut Pos, Selasa (27/4).

Dikatakan Adlan, hingga 20 April lalu, jumlah guru yang sudah divaksinasi di Kota Medan telah mencapai 8 ribu guru, dari total sekitar 20 ribu guru yang ada di Kota Medan. “Alhamdulillah, seminggu lalu guru yang divaksin sudah 8 ribu,” ucap Adlan.

Dari total 20 ribu guru di Kota Medan, lanjutnya, Pemko Medan setidaknya harus melakukan vaksinasi kepada 75 persen atau sekitar 15 ribu guru. Bila sudah tercapai, Kota Medan sudah memenuhi syarat untuk bisa kembali belajar tatap muka di sekolah Juli mendatang.

“Karena sekarang guru-guru yang telah divaksin sudah 8 ribu orang, artinya kita tinggal memvaksin sekitar 7 ribu guru lagi. Ini akan kita kejar sebelum tahun ajaran baru dimulai,” ujarnya.

Terkait kepastian jadi atau tidaknya sistem belajar tatap muka di sekolah, kata Adlan, masih menunggu kepastian dan informasi dari pemerintah pusat. Namun berdasarkan petunjuk dari SKB 4 Menteri, sistem belajar tatap muka memang akan dimulai Juli mendatang.

“Alhamdulillah, guru-guru kooperatif dan antusias untuk divaksin terlepas dari jadi atau tidaknya sistem belajar tatap muka berlangsung nantinya. Vaksinasi minimal 75 persen itu tetap dikejar agar kita siap kapan saja saat sistem belajar tatap muka ini dimulai,” katanya.

Ditanya tentang jenjang pendidikan pertama yang akan memulai sistem belajar tatap muka nanti, Adlan mengatakan, belum tahu pasti. Namun berdasarkan petunjuk SKB 4 Menteri, sistem belajar tatap muka akan diterapkan secara serentak untuk semua jenjang pendidikan, yakni TK, SD, SMP dan seterusnya.

“Kemungkinan ya semua jenjang pendidikan. Tapi sebelumnya, semua sekolah harus didata sesuai petunjuk dari SKB 4 Menteri,” ungkapnya.

Tingkatkan Kolaborasi

Menanggapi hal ini, anggota Komisi II DPRD Medan, Afif Abdillah meminta kepada Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kota Medan untuk terus meningkatkan kolaborasi, khususnya untuk proses percepatan vaksinasi para guru di Kota Medan.

Sebab angka 8 ribu dari total 20 ribu guru yang ada di Kota Medan, artinya persentase angka guru yang divaksinasi baru 40 persen, atau masih kurang 35 persen untuk mencapai standar minimal sebesar 75 persen.

“75 persen itu ‘kan target minimal, bukan maksimal. Artinya kalau bisa di atas itu, ya lebih baik. Kalau bisa ditingkatkan 5 sampai 10 persen dari standar minimal itu, jadi sekitar 80 atau 85 persen. Sisanya mungkin bukan karena tidak mau divaksin, tapi tidak bisa divaksin karena alasan komorbid dan sebagainya,” ucap Afif kepada Sumut Pos, Selasa (27/4).

Kata Afif, vaksinasi harus dilakukan agar setiap orangtua dapat merasa tenang membiarkan anak-anaknya kembali belajar tatap muka di sekolah. Sebab semakin banyak guru yang divaksin, akan semakin rendah tingkat penyebaran Covid-19, sehingga sekolah tidak menjadi klaster baru perkembangan Covid-19.

“Makanya kita bilang, Dinkes dan Disdik harus meningkatkan kolaborasinya untuk mempercepat vaksinasi kepada para guru di Kota Medan,” pungkasnya.

Deli Serdang Kembali Zona Merah

Sementara itu, Kabupaten Deliserdang kembali masuk kategori zona merah (risiko tinggi) Covid-19. Status zonasi itu berdasarkan hasil pembobotan skor dan zonasi risiko seluruh daerah di Indonesia per tanggal 25 April yang disampaikan pada website covid19.go.id.

Peta zonasi risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan. Indikator yang digunakan adalah epidemiologi, yaitu penurunan jumlah kasus positif, suspek dan sebagainya. Kemudian, indikator surveilans kesehatan masyarakat, seperti jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama 2 minggu terakhir.

Selanjutnya, indikator pelayanan kesehatan, yakni jumlah tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan mampu menampung sampai dengan lebih dari 20% jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat.

Sebelumnya, pada pekan lalu Deliserdang sudah keluar dari zona merah atau masuk dalam zona oranye (risiko sedang). Begitu juga dengan Kota Medan yang keluar dari zona merah. Bahkan, Medan kini bertahan di zona oranye seperti pada minggu sebelumnya.

Selain Medan, zona oranye terdapat pada 20 kabupaten/kota lainnya di Sumut. Jumlah zona oranye pekan ini mengalami peningkatan dua kali lipat dibanding minggu sebelumnya yaitu 10 daerah. Sedangkan daerah zona kuning terdapat 8 kabupaten/kota, yakni Padang Lawas, Labuhanbatu, Nias, Padang Lawas Utara, Simalungun, Humbang Hasundutan, Padang Sidimpuan, dan Asahan. Sementara, zona hijau masih tetap 3 daerah, di antaranya Nias Barat, Nias Utara dan Nias Selatan.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, angka kasus terkonfirmasi positif di Deli Serdang saat ini (27 April) berjumlah 4.202 orang. Jumlah ini setelah bertambah 15 kasus baru. Sedangkan angka kesembuhan tidak ada penambahan kasus baru, akumulasinya kini 3.361 orang. Begitu juga dengan angka kematian Covid-19, jumlahnya tetap 139 orang. Sementara angka suspek nol kasus.

“Angka penderita aktif Covid-19 di Deli Serdang saat ini 702 orang, baik isolasi di rumah sakit maupun isolasi mandiri,” ujarnya, Selasa (27/4).

Aris melanjutkan, untuk di Medan angka kasus terkonfirmasi positif 15.309 orang, setelah bertambah 30 kasus baru. Kemudian angka kesembuhan 13.988 orang, bertambah 57 kasus baru. Lalu angka kematian 464 orang, tambah 1 kasus baru. Dan, angka suspek 662 orang, dengan penambahan 34 kasus baru. “Penderita aktif Covid-19 di Medan berjumlah 857 orang. Jumlah ini terus menurun,” sebut dia.

Ia menambahkan, akumulasi kasus positif di Sumut mencapai 29.198 orang, bertambah 63 kasus baru. Sementara angka kesembuhan 25.952 orang, bertambah 68 kasus baru. Lalu meninggal dunia 965 orang, bertambah 2 kasus baru serta suspek 764 orang dengan penambahan 37 kasus baru. “Angka penderita Covid-19 aktif di Sumut kini 2.281 orang, dengan rincian 922 dirawat di rumah sakit dan 1.359 orang isolasi mandiri,” pungkasnya. (map/ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/