JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Anggito Abimanyu memastikan dana milik calon jamaah haji yang tertunda keberangkatannya aman.
“Dana haji aman, saldo per Mei 2021 nilainya Rp150 triliun, tidak ada utang akomodasi ke Arab Saudi,” ujarnya.
Ia juga memastikan dalam pengelolaan dana haji tidak ada investasi yang rugi. Selain itu, alokasi investasi dana haji juga tidak ditempatkan pada sektor infrastruktur.
“Tidak ada alokasi investasi di infrastruktur, tentu banyak yangn
menginterpretasikan bahwa ini akan menimbulkan risiko tinggi bagi dana haji,” ucapnya.
Anggito juga mengatakan laporan keuangan BPKH diaudit secara rutin oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ia mengatakan sebagai lembaga negara BPKH sudah rutin diaudit. Bahkan ia mengatakansejak dana haji masih dikelola di Kementerian Agama juga selalu diaudit oleh Badan pemeriksa keuangan (BPK).
“Baik itu audit tahunan maupun semester, bahkan ada audit khusus,” paparnya. Pada 2018 hingga 2019, laporan keuangan BPKH mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Adapun untuk laporan keuangan BPKH 2020 saat ini sedang dalam proses audit. Terkait dengan isu soal pembatalan haji 2021 karena alasan keuangan, Anggito menampiknya. Ia memastikan alasan utama pembatalan haji karena aspek kesehatan, keselamatan, dan keamanan jamaah haji.
“Di Keputusan Menteri Agama Nomor 660 Tahun 2021 itu ada tiga hal, kesehatan keselamatan, dan keamanan jamaah haji,” paparnya. Anggito menambahkan calon jamaah haji yang tertunda keberangkatannya akan diprioritaskan pada 2022. Terkait dengan dana setoran lunas jemaah haji 2020, Anggito menyampaikan dana itu ditempatkan di bank syariah dan mendapatkan nilai manfaat dari BPKH.
“Sebagai jamaah yang sudah memiliki porsi, silakan mengecek saldonya di va.bpkh.go.id. Kami telah membagikan nilai manfaat sebesar Rp1,7 juta dalam bentuk alokasi kepada jamaah yang lunas tunda,” tutur Anggito.
Jadi kalau Anda hitung sebetulnya nilai manfaat atau imbal hasil yang kami berikan itu setara dengan deposito di bank-bank syariah, bahkan sedikit lebih tinggi, net-nya sampai sekitar lima persen,” paparnya. (kps)