Memperingati Hari Ibu PT Bank Sumut
Anda dan kami, kita semua sama. Begitulah slogan PT Bank Sumut disampaikan saat menggelar temu ramah dengan 1.100 orang perempuan, yang tergabung dalam kelompok keuangan mikro (KKM) di bawah naungan PT Bank Sumut cabang utama Kota Medan.
Ribuan perempuan antara usia 21 hingga 65 tahun berkumpul pada Kamis (22/12) di Restoran Kenanga Internasional Indonesia di Jalan Jamin Ginting, Medan. Para perempuan itu berkumpul untuk menghadiri silaturahmi dengan Direktur Utama PT Bank Sumut, H Gus Irawan Pasaribu SE Ak MM sekaligus memperingati hari ibu ke-83.
Para perempuan itu rela menunggu kehadiran Gus Irawan dari pukul 11.00 WIB demi mendapatkan pencerahan bagaimana cara mengelola usaha dan mendapatkan permodalan dari bank milik Pemprovsu itu. Ribuan perempuan itu melalui account officer lapangan PT Bank Sumut dikelompokkan menjadi 57 kelompok, tak jarang mereka saling mencoba bertukar informasi untuk mengelola usahanya.
“Ia usaha katering masih banyak dibutuhkan, karena usaha ini tak mengenal libur. Cuma itu, koneksi saja yang masih kurang. Kalau ada hubungi kelompok kami ya,” celetuk ibu dari Kelompok Dahlia. Layaknya berbalas pantun, perempuan lainnya berucap, bila butuh pelaminan dan rias pengantin hubungi kelompok Mawar. Begitulah percakapan ribuan perempuan yang ketika itu dikumpulkan oleh PT Bank Sumut cabang utama Medan.
Di tengah percakapan itu, sembari diiringi lantunan musik yang dinyanyikan oleh anggota kelompok, yang ketika itu saling menunjukkan kebolehannya. Ternyata, orang yang ditunggu Direktur Utama PT Bank Sumut, H Gus Irawan Pasaribu hadir sekira pukul 14.45 WIB. Sementara, musik langsung berganti menjadi alunan musik khas adat Batak Karo, Gus Irawan digiring hingga ke atas panggung dan diulosi. Acara mulai dibuka sekira pukul 15.00 WIB.
Hadir dalam kesempatan itu, Direktur Utama PT Bank Sumut, Kepala Cabang Utama PT Bank Sumut, Kepala Cabang Sukaramai dan kepala PT Bank Sumut Syariah Medan.
Kepala PT Bank Sumut cabang utama Medan, Fahrul Imam Ritonga didaulat menyampaikan kata sambutannya, dia menyebutkan sebenarnya di bawah PT Bank Sumut cabang utama Medan ada sebanyak 57 KKM dengan jumlah orang sebanyak 1.900. Dari jumlah itu, secara keseluruhannya merupakan pelaku usaha mikro kecil.
“Tapi, yang bersedia hadir dan bergabung berjumlah 1.100 orang. Lainnya berhalangan hadir karena ada kesibukan lain,” ujarnya.
Dia menyebutkan kehadiran Direktur Utama PT Bank Sumut selain memberikan pencerahan, para perempuan ini berkumpul untuk saling bertukar informasi cara mengelola usaha, dan pemasaran produknya diantara para kelompok.
Mewakili ribuan perempuan yang hadir, Nelyza dari KKM Tulip menyampaikan, mengawali usaha itu perlu modal, jadi walaupun memiliki keahlian belum tentu bisa mendatangkan untung. Kesulitan itulah yang banyak dirasakan kaum perempuan, akhirnya PT Bank Sumut dengan syarat yang cukup mudah yakni membuat kelompok dan menunjukkan usaha serta foto copy KTP dan Kartu Keluarga (KK) sudah bisa mendapatkan modal. “Alhamdulillah usaha anggota kelompok kami maju, kalau dulu kami mengharapkan uang dari gaji suami, tapi kami sudah bisa membantu perekonomian keluarga, menyekolahkan anak, beli televisi dan barang lainnya,” ucapnya.
Tapi, dia mengharapkan agar PT Bank Sumut segera merealisasikan kredit Sumut Sejahrtera II dengan pinjaman Rp5- 50 juta. Karena selama ini, kelompoknya lancar mengembalikan uang pinjaman modal saat menjadi peserta Sumut Sumatera I.
Mendengar itu, bergegas Gus Irawan menjawab, program yang diusungnya untuk perempuan menjadi tonggak perjuangan keluarga sejahtera merupakan keinginan PT Bank Sumut.
Melalui peringatan hari ibu ke-83, Gus Irawan yang biasa disapa Bang Gus mengatakan aktualisasi bagi kaum perempuan tak hanya dilakukan melalui peringatan upacara, tapi sudah dilakukan setiap harinya dengan mendampingi sebanyak 2.600 KKM dengan jumlah anggota 60 ribu lebih di Sumut. Tapi, jumlah itu belum cukup dan akan terus ditambah ke pelosok penjuru Sumut.
Dia menerangkan di PT Bank Sumut mengawalinya pada 2011 lalu, dengan produk percontohan pelaku usaha mikro kecil pasca bencana alam gempa dan tsunami di Kepulauan Nias. Bekerjasama dengan lembaga keuangan di Filipina untuk menyalurkan kredit, inilah yang bisa digunakan oleh ribuan ibu-ibu di Sumut untuk mendirikan usaha.
“Sekarang saya sudah melakukan kerjasama dengan Jerman untuk menyalurkan kredit SS-II, kerjasama ini untuk penyaluran kredit SS-II. Kredit ini pakai agunan. Tapi, agunananya bisa apa saja kwitansi pembelian tanah saja bisa jadi agunan,” paparnya.
Sementara itu, dia mengingatkan apabila ada dari anggota kelompok yang sakit atau anaknya sakit dan berakibat usahanya terganggung. Mengatasinya kembalilah ke kelompoknya masing-masing, awalnya kelompok didirikan atas dasar kebersamaan. Jadi tak ada salahnya kelompoklah yang membantunya untuk membayar kredit, tapi setelah sembuh barulah dibayarkan ke kelompok.
Diakhir pertemuannya, dia berujar dengan berkelompok ini, sebaiknya ibu-ibu jangan lagi membeli produk dari luar, melainkan gunakanlah produk hasil dari kelompok sendiri atau kelompok lain. Sehingga semuanya semakin terbantu. (ril)