30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Berkantor di Medan Helvetia hingga Kasus Baru Menurun, Bobby Bantu Camat Tangani Covid Lebih Masif

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dari 21 kecamatan di Kota Medan, Kecamatan Medan Helvetia menjadi penyumbang terbanyak kasus positif Covid-19. Karenanya, untuk mengoptimalkan penanganan kasus Covid-19 di sana, Wali Kota Medan Bobby Nasution akan berkantor di kantor Camat Medan Helvetia hingga kasus Covid-19 di sana menurun.

Bobby mulai berkantor di kantor Camat Medan Helvetia, Jalan Beringin X, terhitung mulai Rabu (18/8) kemarin. Hari pertama berkantor di sana, Bobby langsung menggelar rapat dengan Camat Medan Helvetia, Andi Siregar dan seluruh unsur pejabat Kecamatan Medan Helvetia. Rapat tersebut membahas mengenai perkembangan penanganan kasus Covid-19 di Medan Helvetia.

“Saya akan ngantor di sini sampai ada penurunan kasus Covid-19 di Medan Helvetia, (setelah itu) baru saya ke luar dari kantor Camat Medan Helvetia ini,” kata Bobby.

Menurut Bobby, Medan Helvetia masuk ke dalam lima kecamatan penyumbang kasus harian Covid-19 tertinggi di Kota Medan. Selain Medan Helvetia, juga ada Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Selayang, dan Medan Sunggal. Namun Bobby memilih berkantor di Medan Helvetia, karena berdasarkan data pada Selasa (17/8), Medan Helvetia menempati kasus penularan Covid-19 tertinggi di Kota Medan.

“Pertumbuhan kasusnya per kemarin 17 Agustus 2021 itu, Medan Helvetia tertinggi di seluruh kecamatan yang ada di Kota Medan. Dari 473 kasus yang bertambah, 44 kasusnya itu ada di Medan Helvetia,” ungkapnya.

Dikatakan Bobby, dirinya ingin membantu camat dan lurah setempat agar penanganan kasus Covid-19 dapat lebih masif. “Jadi ini saya sampaikan di sini, saya membantu Pak Camat, membantu Pak Lurah, Pak Kepling untuk benar-benar menerapkan empat hal ini bisa benar-benar masif sehingga kasus Covid-19 di Helvetia ini bisa menurun,” katanya.

Adapun empat hal tersebut yakni pembatasan mobilitas, tracing dan testing, isoter, serta percepatan vaksinasi. “Yang disampaikan sebenarnya sama saja dengan kemarin, yakni memastikan empat hal untuk fokus penanganan Covid-19. Yang saya lakukan di sini, langsung mengecek apa sih kendala dari empat hal tersebut. Ini kita lagi sharing apa kendala-kendalanya,” sebutnya.

Selain itu, Bobby juga mengatakan, masing-masing kecamatan memiliki strategi tersendiri dalam penanganan Covid-19. Artinya, perbedaan kecamatan berpotensi pula dalam perbedaan strategi penanganan. “Dari masing-masing kecamatan inikan punya tantangannya masing-masing di setiap wilayah di Kota Medan. Dari 21 kecamatan punya karakter masyarakat yang berbeda-beda juga, tentunya penerapannya sama namun cara menerapkan dan mendekati masyarakatnya yang berbeda-beda,” ungkapnya.

Bobby berharap, ke depannya penanganan kasus Covid-19 yang dilakukan dapat menurunkan angka kasus di seluruh wilayah Kota Medan. Ia menyebutkan, kendala yang ada bukan untuk mencoreng ataupun mengkoreksi dan menjadikan penilaian buruk bagi para Camat atau Lurah, melainkan untuk dibahas secara bersama agar menemukan solusi yang terbaik. “Apapun keluhannya, kita harus temukan solusinya biar selesai masalah Covid-19 di Kota Medan,” pungkasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Medan, Afif Abdillah mengaku sangat optimis dengan langkah yang diambil Wali Kota Medan Bobby Nasution yang berkantor pada Kecamatan yang tercatat sebagai Kecamatan dengan tingkat penyebaran Covid-19 tertinggi di Kota Medan. “Untuk langkah awal, saya yakin ini akan berhasil untuk menurunkan angka Covid-19 di Kecamatan. Sebab dengan turunnya langsung Wali Kota ke Kecamatan, maka Pemko akan lebih paham apa-apa saja yang menjadi masalah dan apa yang menjadi solusinya,” kata Afif kepada Sumut Pos, Rabu (18/8).

Afif mengatakan, nantinya Pemko Medan juga akan lebih mengerti karakter masyarakat di setiap kecamatan, sebab beda kecamatan tentu akan berbeda pula pola karakter masyarakat nya. “Nantinya solusi-solusi yang diterapkan di setiap kecamatan, kita harapkan bisa menjadi solusi dalam skala yang lebih besar,” ujarnya.

Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Medan itu juga mengatakan, bahwa apa yang saat ini dilakukan Bobby Nasution dengan berkantor di Kecamatan, juga merupakan harapan pihaknya di Komisi II DPRD Medan. “Inilah yang disebut dengan menjemput aspirasi dari bawah, melihat permasalahan dan menyelesaikan permasalahan dari hulu. Kalau dari hulu nya sudah ditangani, maka otomatis yang di hilir nya juga bisa lebih terkendali,” tegasnya.

Selain itu, Afif juga berharap agar Pemko Medan dapat menambah tampat Isolasi Terpusat (Isoter) di Kota Medan. Dikatakan Afif, Kota Medan layak memiliki 7 tempat Isoter yang diletakkan di sejumlah Kecamatan dan tidak saling berdekatan antara satu tempat Isoter dengan Isoter yang lain. “Saat ini di Medan ada 4 tempat Isoter, mulai dari Gedung P4TK, Eks Hotel Soechi, dan KM Bukit Raya yang disiapkan Pemko Medan, serta Asrama Haji yang disiapkan Pemprov Sumut. Tapi dari 4 itu, baru 3 yang sudah beroperasi karena KM Bukit Raya sedang dipersiapkan untuk beroperasi,” tuturnya.

Afif berharap, Pemko Medan dapat terus berkoordinasi dengan Pemprov Sumut, Kementerian dan pihak-pihak terkait dalam menyediakan tempat Isoter bagi warga Kota Medan. Harapannya, Kota Medan dapat menambah 3 lokasi Isoter lainnya agar dapat memiliki 7 lokasi Isoter yang dapat dipergunakan 21 Kecamatan yang ada di Kota Medan. “Jadi harapan kita setiap 3 kecamatan, itu bisa punya 1 lokasi Isoter agar tidak menumpuk dan penuh. Lokasinya diharapkan bisa berdekatan dengan kecamatan-kecamatan lainnya yang dimaksud. Kita tahu tidak mudah menyiapkan lokasi Isoter ini, tapi dengan berkolaborasi kita yakin ini bisa diatasi,” pungkasnya. (map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dari 21 kecamatan di Kota Medan, Kecamatan Medan Helvetia menjadi penyumbang terbanyak kasus positif Covid-19. Karenanya, untuk mengoptimalkan penanganan kasus Covid-19 di sana, Wali Kota Medan Bobby Nasution akan berkantor di kantor Camat Medan Helvetia hingga kasus Covid-19 di sana menurun.

Bobby mulai berkantor di kantor Camat Medan Helvetia, Jalan Beringin X, terhitung mulai Rabu (18/8) kemarin. Hari pertama berkantor di sana, Bobby langsung menggelar rapat dengan Camat Medan Helvetia, Andi Siregar dan seluruh unsur pejabat Kecamatan Medan Helvetia. Rapat tersebut membahas mengenai perkembangan penanganan kasus Covid-19 di Medan Helvetia.

“Saya akan ngantor di sini sampai ada penurunan kasus Covid-19 di Medan Helvetia, (setelah itu) baru saya ke luar dari kantor Camat Medan Helvetia ini,” kata Bobby.

Menurut Bobby, Medan Helvetia masuk ke dalam lima kecamatan penyumbang kasus harian Covid-19 tertinggi di Kota Medan. Selain Medan Helvetia, juga ada Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Selayang, dan Medan Sunggal. Namun Bobby memilih berkantor di Medan Helvetia, karena berdasarkan data pada Selasa (17/8), Medan Helvetia menempati kasus penularan Covid-19 tertinggi di Kota Medan.

“Pertumbuhan kasusnya per kemarin 17 Agustus 2021 itu, Medan Helvetia tertinggi di seluruh kecamatan yang ada di Kota Medan. Dari 473 kasus yang bertambah, 44 kasusnya itu ada di Medan Helvetia,” ungkapnya.

Dikatakan Bobby, dirinya ingin membantu camat dan lurah setempat agar penanganan kasus Covid-19 dapat lebih masif. “Jadi ini saya sampaikan di sini, saya membantu Pak Camat, membantu Pak Lurah, Pak Kepling untuk benar-benar menerapkan empat hal ini bisa benar-benar masif sehingga kasus Covid-19 di Helvetia ini bisa menurun,” katanya.

Adapun empat hal tersebut yakni pembatasan mobilitas, tracing dan testing, isoter, serta percepatan vaksinasi. “Yang disampaikan sebenarnya sama saja dengan kemarin, yakni memastikan empat hal untuk fokus penanganan Covid-19. Yang saya lakukan di sini, langsung mengecek apa sih kendala dari empat hal tersebut. Ini kita lagi sharing apa kendala-kendalanya,” sebutnya.

Selain itu, Bobby juga mengatakan, masing-masing kecamatan memiliki strategi tersendiri dalam penanganan Covid-19. Artinya, perbedaan kecamatan berpotensi pula dalam perbedaan strategi penanganan. “Dari masing-masing kecamatan inikan punya tantangannya masing-masing di setiap wilayah di Kota Medan. Dari 21 kecamatan punya karakter masyarakat yang berbeda-beda juga, tentunya penerapannya sama namun cara menerapkan dan mendekati masyarakatnya yang berbeda-beda,” ungkapnya.

Bobby berharap, ke depannya penanganan kasus Covid-19 yang dilakukan dapat menurunkan angka kasus di seluruh wilayah Kota Medan. Ia menyebutkan, kendala yang ada bukan untuk mencoreng ataupun mengkoreksi dan menjadikan penilaian buruk bagi para Camat atau Lurah, melainkan untuk dibahas secara bersama agar menemukan solusi yang terbaik. “Apapun keluhannya, kita harus temukan solusinya biar selesai masalah Covid-19 di Kota Medan,” pungkasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Medan, Afif Abdillah mengaku sangat optimis dengan langkah yang diambil Wali Kota Medan Bobby Nasution yang berkantor pada Kecamatan yang tercatat sebagai Kecamatan dengan tingkat penyebaran Covid-19 tertinggi di Kota Medan. “Untuk langkah awal, saya yakin ini akan berhasil untuk menurunkan angka Covid-19 di Kecamatan. Sebab dengan turunnya langsung Wali Kota ke Kecamatan, maka Pemko akan lebih paham apa-apa saja yang menjadi masalah dan apa yang menjadi solusinya,” kata Afif kepada Sumut Pos, Rabu (18/8).

Afif mengatakan, nantinya Pemko Medan juga akan lebih mengerti karakter masyarakat di setiap kecamatan, sebab beda kecamatan tentu akan berbeda pula pola karakter masyarakat nya. “Nantinya solusi-solusi yang diterapkan di setiap kecamatan, kita harapkan bisa menjadi solusi dalam skala yang lebih besar,” ujarnya.

Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Medan itu juga mengatakan, bahwa apa yang saat ini dilakukan Bobby Nasution dengan berkantor di Kecamatan, juga merupakan harapan pihaknya di Komisi II DPRD Medan. “Inilah yang disebut dengan menjemput aspirasi dari bawah, melihat permasalahan dan menyelesaikan permasalahan dari hulu. Kalau dari hulu nya sudah ditangani, maka otomatis yang di hilir nya juga bisa lebih terkendali,” tegasnya.

Selain itu, Afif juga berharap agar Pemko Medan dapat menambah tampat Isolasi Terpusat (Isoter) di Kota Medan. Dikatakan Afif, Kota Medan layak memiliki 7 tempat Isoter yang diletakkan di sejumlah Kecamatan dan tidak saling berdekatan antara satu tempat Isoter dengan Isoter yang lain. “Saat ini di Medan ada 4 tempat Isoter, mulai dari Gedung P4TK, Eks Hotel Soechi, dan KM Bukit Raya yang disiapkan Pemko Medan, serta Asrama Haji yang disiapkan Pemprov Sumut. Tapi dari 4 itu, baru 3 yang sudah beroperasi karena KM Bukit Raya sedang dipersiapkan untuk beroperasi,” tuturnya.

Afif berharap, Pemko Medan dapat terus berkoordinasi dengan Pemprov Sumut, Kementerian dan pihak-pihak terkait dalam menyediakan tempat Isoter bagi warga Kota Medan. Harapannya, Kota Medan dapat menambah 3 lokasi Isoter lainnya agar dapat memiliki 7 lokasi Isoter yang dapat dipergunakan 21 Kecamatan yang ada di Kota Medan. “Jadi harapan kita setiap 3 kecamatan, itu bisa punya 1 lokasi Isoter agar tidak menumpuk dan penuh. Lokasinya diharapkan bisa berdekatan dengan kecamatan-kecamatan lainnya yang dimaksud. Kita tahu tidak mudah menyiapkan lokasi Isoter ini, tapi dengan berkolaborasi kita yakin ini bisa diatasi,” pungkasnya. (map)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/