MEDAN, SUMUTPOS.CO – Angka kesembuhan pasien Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut), terus mengalami peningkatan. Dalam dua hari terakhir, jumlah pasien Covid-19 yang sembuh mencapai 3.371 orang. Di mana pada Kamis (3/3) lalu, angka kesembuhan mencapai 1.747 kasus, dan pada Jumat (4/3) kemarin, angka kesembuhan mencapai 1.624 kasus.
Dengan begitu, akumulasi jumlah pasien sembuh menjadi 121.018 kasus. Meski begitu, berdasarkan data Kemenkes yang disampaikan BNPB, terdapat penambahan 841 kasus baru terkonfirmasi positif, dengan rincian 837 kasus transmisi lokal dan n
empat kasus PPLN (pelaku perjalanan luar negeri). Dengan penambahan tersebut, totalnya menjadi 144.932 orang. Selanjutnya, angka kematian bertambah 13 kasus yang diperoleh dari transmisi lokal, sehingga akumulasinya 3.003 kasus.
Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah mengakui, penambahan kasus baru terkonfirmasi positif kini perlahan mulai menurun kembali. Namun demikian, penurunan angkanya belum begitu signifikan. “Terkonfirmasi positif bertambah 841 kasus. Penambahan ini menurun dibanding hari sebelumnya yang bertambah 1.648 kasus,” kata Aris, Jumat (4/3).
Guna menekan angka penyebaran Covid-19 di Sumut, lanjut Aris, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi kembali menaikan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Saat ini, sebanyak 22 kabupaten/kota tercatat masuk dalam level III PPKM.
Menurut Aris, berdasarkan Instruksi Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.54/5/INST/2022 tanggal 1 Maret 2022 tentang PPKM, jumlah kabupaten/kota yang naik ke level III meningkat dari sebelumnya hanya lima daerah. “Sebelumnya hanya lima daerah yang level III, tapi sekarang meningkat menjadi 22 kabupaten/kota,” kata Arus.
Adapun 22 kabupaten/kota tersebut yaitu, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Nias, Karo, Deliserdang, Simalungun, Labuhanbatu, Dairi, Toba, Humbang Hasundutan, Samosir, Serdang Bedagai. Kemudian, Batubara, Padang Lawas, Labuhanbatu Selatan, Nias Barat, Medan, Pematangsiantar, Tanjungbalai, Binjai, Tebingtinggi, dan Padangsidempuan.
Aris menyebutkan, terkait daerah level II, saat ini terdapat sembilan kabupaten/kota. Yaitu, Tapanuli Tengah, Langkat, Asahan, Nias Selatan, Pakpak Bharat, Padang Lawas Utara, Labuhanbatu Utara, Nias Utara, dan Gunungsitoli. “Untuk daerah level I hanya ada dua daerah yakni Mandailing Natal dan Sibolga,” sebutnya.
Menurut Aris, penetapan level PPKM wilayah berpedoman pada indikator penyesuaian upaya kesehatan masyarakat dan pembatasan sosial dalam penanggulangan pandemi Covid-19 yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. “Selain itu, ditambahkan dengan indikator capaian total vaksinasi dosis dua dan vaksinasi lanjut usia di atas 60 tahun dosis satu,” pungkasnya.
Sementara, terkait perkembangan kasus Covid-19 di Sumut, data Kemenkes yang disampaikan BNPB, terdapat penambahan 841 kasus baru terkonfirmasi positif, dengan rincian 837 kasus transmisi lokal dan empat kasus PPLN (pelaku perjalanan luar negeri). Dengan penambahan tersebut, totalnya menjadi 144.932 orang.
Kemudian, angka kesembuhan bertambah 1.624 kasus, dimana 1.621 kasus transmisi lokal dan tiga kasus PPLN. Akumulasinya, menjadi 121.018 kasus. Selanjutnya, angka kematian bertambah 13 kasus yang diperoleh dari transmisi lokal, sehingga akumulasinya 3.003 kasus. (ris)
Sementara, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyatakan, pandemi Covid-19 menunjukkan pentingnya penguatan layanan kesehatan hingga ke daerah. “Sepanjang pandemi, kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan memiliki layanan kesehatan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat,” tuturnya kemarin (3/3).
Hal tersebut membawa dampak positif. Angka kesembuhan dua hari terakhir secara nasional adalah 42.935 dan 42.154 orang. Sementara itu, pada Selasa lalu, jumlah pasien yang sembuh 39.887 orang.
Positivity rate harian juga mengalami penurunan menjadi 12,24 persen pada Rabu lalu. Kemarin positivity rate turun menjadi 9,94 persen. Jika dibandingkan dengan Senin (28/2) lalu yang mencapai 18,21 persen, positivity rate sudah turun 50 persen. “Tidak mungkin Kemenkes mampu bekerja sendirian menangani pandemi ini,” tegasnya.
Kolaborasi tersebut dilakukan dari berbagai sektor. Termasuk vaksinasi Covid-19. “Kami masih butuh bantuan masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan dan melengkapi vaksinasi,” imbuhnya.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, angka kematian Covid-19 varian Omicron lebih rendah ketimbang varian Delta. Meski begitu, ratusan orang yang meninggal setiap hari di tengah gelombang serangan varian Omicron tetap perlu mendapat perhatian. “Kita tentu kembali amat berduka bahwa pada 2 Maret ada 376 pasien Covid-19 yang meninggal,” jelasnya.
Tjandra menyatakan, ketika terjadi serangan varian Delta tahun lalu, angka kematian pasien Covid-19 sangat tinggi. Pada 27 Mei 2021 ada 136 orang yang meninggal. Kemudian naik menjadi 2.069 orang meninggal pada 27 Juli 2021. “Jadi, pada varian Delta, angka kematian naik sekitar 15 kali dalam dua bulan,” tuturnya.
Pada varian Omicron, angka kematian ikut naik. Dia mengatakan, pada 3 Januari 2022 tercatat 5 pasien Covid-19 yang meninggal. Kemudian, pada 2 Maret 2022 angka kematian naik menjadi 376 orang. Dengan demikian, terjadi kenaikan 75 kali dalam dua bulan terakhir.
Menurut dia, kasus kematian pada varian Omicron tersebut patut dikaji. “Walaupun angka total kematian Omicron memang lebih rendah daripada Delta,” tuturnya. (ris/jpc)